Kunci Jawaban Buku Tema 1 Kelas 5 SD Halaman 123 127 128 129, Subtema 3 Pembelajaran 1

Di antara kawasan-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk menciptakan barang-barang yg sudah diputuskan dengan-cara turun-temurun atau spesialisasi. Dengan keutamaan ini persaingan mampu dicegah. Gerabah Madura pula memiliki kekhasan setempat yg disebabkan oleh keahlian/keahlian pengrajin, tersedianya bahan, teknik pengerjaan, & teknik pembakaran. Dengan keutamaan & ciri khasnya itu, banyak kampung diberi nama sesuai dgn nama jenis tembikar tertentu.

Peralatan pengrajin gerabah Madura yaitu alat-alat tradisional yg tak jauh bedanya dgn yg sudah dipakai pada zaman prasejarah. Alat-alat biasa yaitu cangkul, linggis, baskom, & alat-alat khusus mirip berikut.

Panombuk atau penumbuk berupa bulatan bertangkai untuk alat pembentuk pecahan dalam.

1. Panombuk atau penumbuk berupa bulatan bertangkai untuk alat

pembentuk kepingan dalam.

2. Panempa atau penempa untuk pembentuk & penghalus potongan luar berupa sekeping papan.

3. Pangorek atau pengerok, sejenis sabit bermata miring bertangkai panjang untuk menghaluskan serpihan dalam.

4. Panyabungan, wadah air untuk menetesi gerabah dgn secarik kain agar mudah dihaluskan.

5. Pangeled, secarik kain untuk membentuk bibir gerabah.

6. Pangajakan, sejenis nyiru untuk ayakan pasir.

7. Pangabuan, tempat debu.

8. Panompal, alat menyisikan debu dr pembakaran.

9. Wer-kower, galah berujung kawat lengkung.

10.Pamatong, sejenis pisau atau kawat pemotong tanah liat.

11. Pungku, pembakaran gerabah.

Adapun proses pembuatan gerabah dilaksanakan dgn tahapan-tahapan yg mesti dikerjakan dengan-cara berurutan. Proses pembuatan gerabah tersebut sebagai berikut.

1. Menyiapkan materi berupa tanah liat.

2. Mengaduk tanah liat dgn diaduk air.

3. Setelah jadi campuran, diambil per bongkahan untuk dibikin bentuk garang.

  Kunci Jawaban Buku Tema 1 Kelas 2 Halaman 36 37 38, Subtema 1 Pembelajaran 5

4. Dengan memakai kain pangeled, bibir atau pinggiran bongkahan dibuat sehingga bulat melingkar.

5. Bila yg dibikin sejenis periuk, maka tatkala pinggiran atau bibir sudah jadi lalu diangin-anginkan. Baru kemudian menciptakan pecahan perut yg terpisah dgn bibir, kemudian setelah jadi perut & bibir disambung & diperhalus.

6. Bila yg dibuat bertelinga atau bertangkai, maka dibuatkan telinga atau tangkai untuk kemudian ditempelkan atau digabungkan & diperhalus.

7. Setelah halus & diteliti kesempurnaannya, kemudian dijemur atau dibakar hingga sungguh-sungguh kering.

8. Langkah terakhir sehabis kering yakni dibersihkan. Namun untuk beberapa daerah ada yg masih menyempurnakannya dgn cat yg berasal dr lumpur.