Kali ini akan dishare kumpulan hadits perihal hijrah lengkap bahasa arab & artinya. Jika kita membahas makna hijrah, maka mampu diartikan berpindah tempat dr negeri kafir ke negeri Islam atau berpindah dr negeri yg banyak fitnah menuju ke negeri yg tak banyak fitnah.
Ada pula hijrah yg berarti berpindah dr keburukan menuju kebaikan atau hijrah dr maksiat & segala apa yg ALLAH SWT larang menuju ketaatan. Bahwa hijrah yg hakiki yaitu meninggalkan segala yg tidak boleh oleh Allah SWT & mengerjkan semua yg ditugaskan oleh ALLAH SWT.
Makara termasuk di dlm cakupan hijrah pada ALLAH SWT yakni dgn mengikuti aturan syariat & hukum-aturan yg telah ditetapkan ALLAH SWTdan Rasul-Nya. Dalam hijrah salah satu hal penting yg harus ditata ialah niat & tujuanya sehingga kita bisa istiqomah di jalan ALLAH SWT.
Banyak sekali dalil dalil baik kitab suci Al Quran maupun hadist perihal hijrah dimana didalamnya menerangkan pemahaman hijrah, tujuan hijran, pesan tersirat, manfaat & keutaamannya serta segala sesuatu yg bekerjasama denggan hijran ke jalan ALLAH SWT. Dalam ayat suci Al Alquran, ALLAH SWT berfirman selaku berikut,
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya:orang-orang yg beriman & berhijrah serta berjihad di jalan Allah dgn harta, benda & diri mereka, yaitu lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; & itulah orang-orang yg mendapat kemenangan.(QS At Taubah ayat 20)
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya:“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yg malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah ananda berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).
Dari ayat diatas, maka jelaslah bahwa mereka yg berhijrah pada ALLAH SWT denan niat ikhlas & baik semata mata mengharap ridho ALLAH SWT akan memperoleh kdudukan yg tinggi. Dan ingatlah sebesar apapun dosa kita, ingatlah kasih sayang ALLAH SWT jauh lebih besar, maka dr itu janganlah berputus asa dr rahmat & kasih sayang ALLAH SWT.
Perkara hijrah ini mampu dilihat di beberapa dalil hadits ihwal hijrah yg disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Kaprikornus, jadikanlah hijrah sebagai jembatan untuk menjangkau kebaikan & meninggalkan segala hal yg buruk, negative, maksiat & menuju jalan penuh ketaatan untuk menjangkau ridho ALLAH SWT.
Dan pribadi saja simak penjelasan berikut ini mengenai daftar kumpulan hadits tentang hijrah & istiqomah menjadi lebih baik lagi di jalan ALLAH SWT lengkap dlm tulisan arab & terjemahan bahasa Indonesianya.
Kumpulan Hadits Tentang Hijrah Lengkap
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yg duduk (berteman) dgn orang sholih & orang yg jelek adalah bagaikan berteman dgn pemilik minyak misk & cerdik besi. Jika kau-sekalian tak dihadiahkan minyak misk olehnya, kau-sekalian bisa berbelanja darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dgn arif besi, bila kau-sekalian tak mendapati tubuh atau pakaianmu hangus terbakar, minimal kamu-sekalian mampu baunya yg tak yummy.” (HR. Bukhari, no. 2101, dr Abu Musa)
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ نَاعِمًا مَوْلَى أُمِّ سَلَمَةَ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
أَقْبَلَ رَجُلٌ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ أَبْتَغِي الْأَجْرَ مِنْ اللَّهِ قَالَ فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ حَيٌّ قَالَ نَعَمْ بَلْ كِلَاهُمَا قَالَ فَتَبْتَغِي الْأَجْرَ مِنْ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا
“Seorang pria datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu ia berkata: Aku bai’at (berjanji setia) dgn Anda akan ikut hijrah & jihad, alasannya adalah gue mengingini pahala dr Allah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajukan pertanyaan: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Jawab orang itu; “Bahkan keduanya masih hidup.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajukan pertanyaan lagi: “Apakah ananda menghendaki pahala dr Allah?” Jawabnya; “Ya!” Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Pulanglah ananda pada kedua orang tuamu, kemudian berbaktilah pada keduanya dgn sebaik mungkin.“ (Hadits riwayat Muslim : 4624)
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Semua perbuatan tergantung niatnya, & (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yg diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya alasannya adalah Allah & Rasul-Nya, maka hijrahnya yakni pada Allah & Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yg ingin digapainya atau karena seorang perempuan yg ingin dinikahinya, maka hijrahnya yaitu pada apa ia diniatkan.”. (HR.Bukhari : 52)
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ خَلَّادٍ الْبَاهِلِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ الزُّهْرِيِّ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ اللَّيْثِيُّ أَنَّهُ حَدَّثَهُمْ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ
أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْهِجْرَةِ فَقَالَ وَيْحَكَ إِنَّ شَأْنَ الْهِجْرَةِ لَشَدِيدٌ فَهَلْ لَكَ مِنْ إِبِلٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَهَلْ تُؤْتِي صَدَقَتَهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَاعْمَلْ مِنْ وَرَاءِ الْبِحَارِ فَإِنَّ اللَّهَ لَنْ يَتِرَكَ مِنْ عَمَلِكَ شَيْئًا
و حَدَّثَنَاه عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَنْ يَتِرَكَ مِنْ عَمَلِكَ شَيْئًا وَزَادَ فِي الْحَدِيثِ قَالَ فَهَلْ تَحْلُبُهَا يَوْمَ وِرْدِهَا قَالَ نَعَمْ
“Seorang arab badui mengajukan pertanyaan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai hijrah.” Beliau lalu menjawab: “Celaka kau! Sesungguhnya kasus hijrah itu sangat berat. Apakah ananda memiliki unta?” Badui itu menjawab: “Ada.” Beliau mengajukan pertanyaan: “Apakah ananda sudah membayar zakatnya?” ia menjawab, “Ya!” beliau bersabda: “Kalau begitu beramallah di negerimu, sesungguhnya Allah Ta’ala tak akan menyia-nyiakan pahala amalmu sedikitpun juga.” Dan telah menceritakan pada kami ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Ad Darami sudah menceritakan pada kami Muhammad bin Yusuf dr Auza’i dgn isnad seperti ini, tetapi ia menyebutkan, ‘Sesungguhnya Allah tak menyia-nyiakan dr amalanmu sedikitpun.’ Dan dlm hadits tersebut pula ditambahkan, ia bersabda: “Apakah ananda telah memerah susunya?” ia menjawab, “Ya.” (HR.Muslim : 3469)
كَانَتْ الْمُؤْمِنَاتُ إِذَا هَاجَرْنَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُمْتَحَنَّ بِقَوْلِ اللَّهِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ
إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
“Wanita-wanita mukmin apabila mereka melaksanakan hijrah pada Rasulullah, maka mereka diuji dgn firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: ‘Wahai Nabi apabila wanita-wanita mukmin datang kepadamu melakukan bai’at.” (HR Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan sahabat karibnya. Oleh hasilnya, perhatikanlah siapa yg akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; Ahmad, 2: 344)
حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي السَّفَرِ وَإِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ (متفق عليه)
Dari Abdullah bin Amru bin Ash ra, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Soerang muslim yaitu orang yg mengakibatkan muslim yang lain merasa selamat dr mulut & tangan (perbuatannya). Sedangkan muhajir (orang yg hijrah) yakni orang yg meninggalkan segala yg tidak boleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Muttafaqun Alaih)
Teks lengkap ayat tersebut yakni:
“Wahai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yg beriman untuk mengadakan kesepakatan setia, bahwa mereka tak akan mempersekutukan sesuatu pun dgn Allah, tak akan mencuri, tak akan berzina, tidakakan membunuh anak-anaknya, tak akan berbuat dusta yg mereka ada-adakan antara tangan & kaki mereka serta tak akan mendurhakaimu dlm urusan yg baik, maka terimalah janji setia mereka & mohonkanlah ampunan pada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al-Mumtahanah: 12)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا
Ibn Abbas mengambarkan bahwa Rasul SAW bersabda: Tidak ada keharusan hijrah setelah Futuh Mekah, melainkan jihad & niat, maka bila diseru perang segeralah penuhi panggilan tersebut. (Hr. al-Bukhari)
لا تنقطع الهجرة ما تقبلت التوبة، ولا تزال التوبة مقبولة حتى تطلع الشمس من المغرب، فإذا طلعت؛ طُبِعَ على كل قلب بما فيه، وكفي الناس العمل
“Hijrah tak terputus selama taubat masih diterima. Dan taubat akan senantiasa diterima hingga terbitnya matahari dr arah barat. Apabila telah terbit (dari arah barat), ditutuplah setiap hati dgn apa yg ada di dalamnya, & cukuplah manusia amal (yang sudah dilakukannya)”.(HR. Ahmad)
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي خَالِدٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا وَلَا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ
قَالَ الْأَشَجُّ فِي رِوَايَتِهِ مَكَانَ سِلْمًا سِنًّا حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ
“Yang berhak menjadi imam atas sebuah kaum ialah yg paling menguasai bacaan kitabullah (Alquran), jika dlm bacaan kapasitasnya sama, maka yg paling tahu terhadap sunnah, kalau dlm as sunnah (hadis) kapasitasnya sama, maka yg paling dulu hijrah, jikalau dlm hijrah sama, maka yg pertama-tama masuk Islam, & jangan seseorang mengimami seseorang di daerah wewenangnya, & jangan duduk di rumah seseorang di ruang tamunya, kecuali sudah mendapatkan izin darinya.” Kata Al Asyaj dlm periwayatannya dgn redaksi “Maka yg menjadi pendapatkapasitas yaitu keIslaman & usia, “ (HR.Muslim : 1078)
حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ الْمُعَلَّى بْنِ زِيَادٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ibadah dlm kondisi huru-hara bagiku sama mirip melakukan hijrah.” (HR.Ibnu Majah)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أُنْزِلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ ابْنُ أَرْبَعِينَ فَمَكَثَ بِمَكَّةَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ سَنَةً ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ فَهَاجَرَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَمَكَثَ بِهَا عَشْرَ سِنِينَ ثُمَّ تُوُفِّيَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ibnu Abbas, meriwayatkan bahwa Rasûl SAW menerima wahyu tatkala berusia empat puluh tahun, kemudian tetap di Mekah selama tiga belas tahun, kemudian diperintah hijrah. Beliau hijrah ke Madinah & berada di sana selama sepuluh tahun hingga wafat. (Hr. Ahmad, Bukhori)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَرَّادٍ الْأَشْعَرِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنِي بُرَيْدٌ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ
بَلَغَنَا مَخْرَجُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ بِالْيَمَنِ فَخَرَجْنَا مُهَاجِرِينَ إِلَيْهِ أَنَا وَأَخَوَانِ لِي أَنَا أَصْغَرُهُمَا أَحَدُهُمَا أَبُو بُرْدَةَ وَالْآخَرُ أَبُو رُهْمٍ إِمَّا قَالَ بِضْعًا وَإِمَّا قَالَ ثَلَاثَةً وَخَمْسِينَ أَوْ اثْنَيْنِ وَخَمْسِينَ رَجُلًا مِنْ قَوْمِي قَالَ فَرَكِبْنَا سَفِينَةً فَأَلْقَتْنَا سَفِينَتُنَا إِلَى النَّجَاشِيِّ بِالْحَبَشَةِ فَوَافَقْنَا جَعْفَرَ بْنَ أَبِي طَالِبٍ وَأَصْحَابَهُ عِنْدَهُ فَقَالَ جَعْفَرٌ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَنَا هَاهُنَا وَأَمَرَنَا بِالْإِقَامَةِ فَأَقِيمُوا مَعَنَا فَأَقَمْنَا مَعَهُ حَتَّى قَدِمْنَا جَمِيعًا قَالَ فَوَافَقْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ افْتَتَحَ خَيْبَرَ فَأَسْهَمَ لَنَا أَوْ قَالَ أَعْطَانَا مِنْهَا وَمَا قَسَمَ لِأَحَدٍ غَابَ عَنْ فَتْحِ خَيْبَرَ مِنْهَا شَيْئًا إِلَّا لِمَنْ شَهِدَ مَعَهُ إِلَّا لِأَصْحَابِ سَفِينَتِنَا مَعَ جَعْفَرٍ وَأَصْحَابِهِ قَسَمَ لَهُمْ مَعَهُمْ قَالَ فَكَانَ نَاسٌ مِنْ النَّاسِ يَقُولُونَ لَنَا يَعْنِي لِأَهْلِ السَّفِينَةِ نَحْنُ سَبَقْنَاكُمْ بِالْهِجْرَةِ قَالَ فَدَخَلَتْ أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ وَهِيَ مِمَّنْ قَدِمَ مَعَنَا عَلَى حَفْصَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَائِرَةً وَقَدْ كَانَتْ هَاجَرَتْ إِلَى النَّجَاشِيِّ فِيمَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِ فَدَخَلَ عُمَرُ عَلَى حَفْصَةَ وَأَسْمَاءُ عِنْدَهَا فَقَالَ عُمَرُ حِينَ رَأَى أَسْمَاءَ مَنْ هَذِهِ قَالَتْ أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ قَالَ عُمَرُ الْحَبَشِيَّةُ هَذِهِ الْبَحْرِيَّةُ هَذِهِ فَقَالَتْ أَسْمَاءُ نَعَمْ فَقَالَ عُمَرُ سَبَقْنَاكُمْ بِالْهِجْرَةِ فَنَحْنُ أَحَقُّ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْكُمْ فَغَضِبَتْ وَقَالَتْ كَلِمَةً كَذَبْتَ يَا عُمَرُ كَلَّا وَاللَّهِ كُنْتُمْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُطْعِمُ جَائِعَكُمْ وَيَعِظُ جَاهِلَكُمْ وَكُنَّا فِي دَارِ أَوْ فِي أَرْضِ الْبُعَدَاءِ الْبُغَضَاءِ فِي الْحَبَشَةِ وَذَلِكَ فِي اللَّهِ وَفِي رَسُولِهِ وَايْمُ اللَّهِ لَا أَطْعَمُ طَعَامًا وَلَا أَشْرَبُ شَرَابًا حَتَّى أَذْكُرَ مَا قُلْتَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ كُنَّا نُؤْذَى وَنُخَافُ وَسَأَذْكُرُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَسْأَلُهُ وَ وَاللَّهِ لَا أَكْذِبُ وَلَا أَزِيغُ وَلَا أَزِيدُ عَلَى ذَلِكَ قَالَ فَلَمَّا جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنَّ عُمَرَ قَالَ كَذَا وَكَذَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِأَحَقَّ بِي مِنْكُمْ وَلَهُ وَلِأَصْحَابِهِ هِجْرَةٌ وَاحِدَةٌ وَلَكُمْ أَنْتُمْ أَهْلَ السَّفِينَةِ هِجْرَتَانِ قَالَتْ فَلَقَدْ رَأَيْتُ أَبَا مُوسَى وَأَصْحَابَ السَّفِينَةِ يَأْتُونِي أَرْسَالًا يَسْأَلُونِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ مَا مِنْ الدُّنْيَا شَيْءٌ هُمْ بِهِ أَفْرَحُ وَلَا أَعْظَمُ فِي أَنْفُسِهِمْ مِمَّا قَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو بُرْدَةَ فَقَالَتْ أَسْمَاءُ فَلَقَدْ رَأَيْتُ أَبَا مُوسَى وَإِنَّهُ لَيَسْتَعِيدُ هَذَا الْحَدِيثَ مِنِّي
“Ketika kami sedang berada di Yaman, kami mendapat berita wacana tujuan hijrah yg diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu kami pun turut pergi untuk berhijrah ke wilayah tersebut (Habasyah). Pada ketika itu kami terdiri dr diri saya sendiri & dua orang saudara pria saya. Saya adalah orang yg paling kecil, sementara kerabat saya yg satu berjulukan Abu Burdah & yg yang lain bernama Abu Ruhm.”
Abu Musa berkata; ‘Mereka terdiri dr beberapa orang atau Iima puluh tiga orang atau lima puluh dua orang dr kaum kami.’ Abu Musa berkata; ‘Kami berlayar hingga terbawa oleh perahu kami ke Raja Najasyi di Habasyah. Kemudian kami bergabung dgn Ja’far bin Abu Thalib beserta rombongannya di segi Raja Najasyi. Ja’far berkata; ‘Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengutus kami kemari. Selain itu, dia pula menyuruh kami untuk menetap sini. OIeh alasannya itu, menetaplah kalian bersama kami.’Abu Musa berkata; ‘Lalu kami tinggal bersama Ja’far hingga kami semua tiba.’
Abu Musa berkata; ‘Kami semua bertemu dgn Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam [di Madinah] tatkala ia telah mengungguli perang Khaibar. Beliau memberikan jatah rampasan perang pada kami. Beliau tak memberikan jatah rampasan perang sedikitpun pada orang yg tak ikut dlm penaklukan Khaibar, kecuali pada orang yg ikut berperang bersama beliau & pada orang yg ikut dlm rombongan kami bareng Ja’far & kawan-kawannya.’
Abu Musa berkata; ‘Ada sebagian orang [Muhajirin dr Mekah] yg menyampaikan pada kami yg bergabung dlm pelayaran hijrah ke Habasyah; ‘Kami mengungguli kalian dlm masalah hijrah.’
Abu Musa berkata; ‘Asma’ binti Umais, yg termasuk dlm rombongan pelayaran kami, pernah berkunjung ke tempat tinggal Hafshah, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Asma’ pernah turut hijrah ke Raja Najasyi.’ Pada sebuah tatkala Umar bin Khaththab masuk ke tempat tinggal Hafshah, kebetulan Asma’ sedang berada di situ. Tatkala Umar menyaksikan Asma’ ada di dlm rumah, maka ia pun mengajukan pertanyaan; ‘Siapa ini hai Hafshah? ‘ Hafshah menjawab; ‘Dia ialah Asma’ binti Umais! ‘
Umar mengajukan pertanyaan lagi; ‘Apakah ia pernah ikut hijrah ke Habasyah dgn berlayar? ‘ Asma’ binti Umais menjawab; ‘Ya, saya turut hijrah ke Habasyah.’ Umar melanjutkan ucapannya; ‘Kalau begitu, kami lebih berhak terhadap Rasulullah ketimbang kalian.’
Asma’ menjadi murka & berkata; ‘Kamu berdusta hai Umar! Demi Allah, kalian memang menyertai hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tapi dia memberi makan orang yg lapar di antara kalian & memberi nasihat orang yg tak memahami di antara kalian, sedangkan kami berhijrah ke suatu negeri yg amat jauh di Habasyah yg penuh dgn tantangan sebab Allah & Rasul-Nya. Demi Allah, saya tak akan makan & minum sebelum saya laporkan ucapanmu itu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena kami merasa dihina & dicemaskan. Oleh alasannya itu, akan saya adukan problem ini pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Demi Allah. saya tak berdusta & tak mengada-ada.’
Abu Musa berkata; ‘Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba ke tempat tinggal Hafshah, maka Asma’ pun pribadi menghadap ia & mengadukan masalah yg mengganjal hatinya; ‘Ya Rasulullah, Umar bin Khaththab tadi mengutarakan begini & begitu.’
Mendengar pengaduan Asma binti Umais itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Ketahuilah olehmu hai Asma, Umar bukanlah orang yg lebih berhak daripada kalian terhadapku. Umar & para sahabatnya cuma mendapat ganjaran pahala sekali hijrah. Sebaliknya kalian yg tergabung dlm hijrah dgn mengendarai perahu itu mendapat dua kali pahala hijrah.’
Asma’ binti Umais berkata; ‘Setelah itu, saya menyaksikan Abu Musa & para sahabat yg tergabung dlm hijrah ke Habasyah dgn mengendarai perahu tiba berbondong-bondong untuk mengajukan pertanyaan pada saya wacana hadits ini. Di dunia ini tak ada yg Iebih mengasyikkan & membesarkan jiwa mereka & apa yg disabdakan Rasulullah pada mereka.’ Abu Burdah berkata; ‘Asma’ berkata; ‘Sungguh saya lihat Abu Musa & ia meminta saya mengulangi lagi hadits itu.” (HR.Muslim : 4558)
الُمهَاجِرُمَنْ هَاجَرَ مَا نَهَى الله عَنْهُ
Orang hijrah ialah yg meninggalkan segala yg dihentikan Allah SWT. (Hr. Ahmad, Ibn Hibban)
المُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ السَّيِّئَاتِ
Orang yg berhijrah yakni yg meninggalkan segala kejelekan (HR Thabrani) – Disampaikan dlm khutbah Haji Wada oleh Rasulullah SAW.
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap manusia pernah berbuat salah. Namun yg paling baik dr yg berbuat salah yakni yg mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi no. 2499; Ibnu Majah, no. 4251; Ahmad, 3: 198)
Dari Abu Qirshafah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai insan! Berhijrahlah kalian & berpegang teguhlah pada Islam. Karena hijrah tak akan pernah berhenti selama jihad masih ada.” (H.R. Thabrani)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai anak Adam! Seandainya ananda datang terhadap-Ku dgn membawa dosa hampir sepenuh isi bumi kemudian ananda menemui-Ku dlm keadaan tak mempersekutukan-Ku dgn sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dgn ampunan sebesar itu pula” (HR. Tirmidzi)
Abdullāh Ibn ‘Amr (radiyallāhu ‘anhumā) berkata sebetulnya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Akan ada hijrah sesudah hijrah. Orang-orang terbaik di wajah bumi ialah mereka yg tinggal di tempat hijrahnya nabi Ibrahim (Syam). Lalu yg akan tersisa di bumi (selain Syam) yaitu seburuk-buruk manusia. Bumi memuntahkan mereka, Allah akan membenci mereka, & api akan menghimpun mereka bareng monyet & babi.” [HR Imām Ahmad, Abū Dāwūd, & al-Hākim]
“Segala amal itu tergantung niatnya, & setiap orang cuma memperoleh sesuai niatnya. Maka barang siapa yg hijrahnya pada Allah & Rasul-Nya, maka hijrahnya itu pada Allah & Rasul-Nya. Barang siapa yg hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau sebab seorang perempuan yg akan dikawininya, maka hijrahnya itu pada apa yg ditujunya.” (Bukhari & Muslim).
Itulah daftar kumpulan hadits wacana hijrah lengkap bahasa arab & artinya. Semoga dalil hijrah dr hadist Nabi Muhammad SAW kali ini bermanfaat & bisa diterapkan ke diri kita masing masing semoga senantiasa istiqomah berada di jalan yg diridhoi oleh ALLAH SWT. Wallahu a’lam.