Saat kita menunggu hadirnya tamu istimewa, ada perasaan berharap untuk secepatnya bertemu dengannya. Anggaplah ia pejabat, sobat erat yg usang tak berjumpa, atau kandidat besan kita. Kita pasti menunggunya & mempersiapkan penyambutan yg istimewa pula.
Demikian pula tatkala Ramadhan sudah menjadi tamu khusus kita. Kita berharap secepatnya menemuinya. Dan, alhamdulillah, mulai malam ini adalah hari-hari yg kita tunggu bareng .
Daftar Isi
Puasa Umat Terdahulu
Satu amalan khusus pada Ramadhan yg tak ditemui pada bulan-bulan yang lain ialah puasa Ramadhan. Karenanya Ramadhan pula disebut sebagai Syahrush Shiyam.
Ternyata perintah puasa tak cuma ada untuk umat Islam. Jauh sebelum Rasulullah mendapatkan wahyu, umat-umat terdahulu pula memperoleh perintah yg sama. Inilah yg kita dapati dlm Al-Qur’an :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas ananda berpuasa sebagaimana sudah diwajibkan atas orang-orang sebelum kau, biar ananda bertaqwa. (QS. Al-Baqarah : 183)
Setelah Nabi Adam ‘alaihis salam diturunkan dr surga, ia bertaubat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala & berpuasa selama tiga hari setiap bulan. Itulah yg kemudian dikenal dgn puasa ayyamul bidh yg sunah untuk dijalankan pada setiap tanggal 13, 14 & 15 hijriyah setiap bulan.
Nabi Daud ‘alaihis salam pula melakukan puasa. Puasanya bahkan lebih berat lagi; yakni satu hari puasa & satu hari berbuka. Inilah yg lalu kita kenal dgn puasa Daud yg untuk ummat Muhammad hukumnya sunnah. Dalam kitab al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa Allah sudah mengharuskan puasa pada Yahudi selama 40 hari, sedangkan pada umat nabi Isa selama 50 hari.
Hukum Puasa Ramadhan
Saat mengetengahkan pembahasan tentang puasa dlm Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq membukanya dgn menerangkan definisi puasa. Yang dengan-cara lazim bermakna menahan. “Sedangkan maksud menurut perumpamaan” kata dia “Puasa yaitu menahan diri dr segala yg membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dgn disertai niat”. (Baca: Pengertian Puasa)
Puasa Ramadhan hukumnya wajib menurut Al-Qur’an, Sunnah, & ijma’. Ia mulai diwajibkan pada hari Senin tanggal 1 Sya’ban tahun kedua hijriah.
Dalil Al-Qur’an mengenai wajibnya puasa Ramadhan adalah firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas ananda berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya ananda bertaqwa. (QS. Al-Baqarah : 183)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Bulan Ramadhan yakni (bulan) yg di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi insan & penjelasan-penjelasan mengenai isyarat itu & pembeda (antara yg benar & yg batil). Krena itu, barang siapa diantara ananda ada di bulan itu, maka berpuasalah… (QS. Al-Baqarah : 185)
Adapun dalil dr Sunnah yakni sabda Rasulullah SAW :
بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة والحج وصوم رمضان
Islam dibangun di atas lima masalah : bersaksi bahwa tiada yang kuasa kecuali Allah & Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, & puasa Ramadhan (HR. Bukhari Muslim)
Respon Mukmin terhadap Perintah Allah
Setelah mengetahui suatu perintah dr Allah Subhanahu wa Ta’ala, utamanya kewajiban puasa Ramadhan, bagaimanakan respon kita selaku orang mukmin?
Jika orang Yahudi & Kristen telah mengubah waktu puasa sesuai keinginan mereka, sehingga ketika puasa bertepatan dgn musim panas mereka menundanya hingga datang animo bunga. Dan Allah lalu mengabadikan sindiran atas mereka dlm firman-Nya
إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ
Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu yakni memperbesar kekafiran, disesatkan orang-orang yg kafir dgn mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada sebuah tahun & mengharamkannya pada tahun yg lain, biar mereka mampu mensesuaikan dgn bilangan yg Allah mengharamkannya maka mereka menghalalkan apa yg diharamkan Allah… (QS. At-Taubah : 37)
Jika Yahudi & Katolik merespon perintah Allah dgn pengkhianatan & pendurhakaan, maka respon kaum mukminin berbeda dengan-cara diametral dgn mereka. Gambaran kaum mukminin adalah seperti firman Allah SWT :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ
Dan tidaklah layak bagi pria yg mukmin & tak (pula) bagi perempuan yg mukmin, apabila Allah & Rasul-Nya telah memutuskan sebuah ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (QS. Al-Ahzab : 36)
Maka, marilah kita bareng menunaikan ibadah puasa Ramadhan yg jatuh mulai besok pagi sebagai tanggapankita kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]