Kristiani, Kehidupan Ganda Pada Penduduk Beragama

Secara biasa kehidupan ganda yang dijalan sejumlah umat kristiasi ialah hasil dari ciptaan Tuhan yang memang mengarah pada orang-orang beragama. Hal ini sudah dimengerti dengan berbagai pencapaian hidupn yang bagus, dengan pendidikan seksualitas yang di terapkan pada gereja Katolik dan Protestan.

Dengan berbagai kepentingan politik hendaknya hal ini, terkait dengan lingkungan keluarga yang dipraktekkan pada masyarakat kristiani di Kalimantan Barat, Indonesia. Memang tugas ganda diperankan sejumlah orang terkemukan mirip Tokoh agama, Politisi dan suku yang taat pada agama ketika ini, pada masa modern.

Tidak terlepas pada kepentingan ekonomi maka, peran yang berjalan hendaknya diketahui dengan adanya kekuasaan yang ingin disampaikan melalui gereja-gereja injil yang mempunyai tugas terhadap aspek kehidupan beragama.

Jika siapa yang lapar dan tidak mempunyai pekerjaan dan rumah, hendaknya apa yang dilaksanakan dalam hal ini, Tidak hanya pada Katolik, Islam demikian berdasarkan temuan pada manusiannya, itu, pastinya tugas yang dilaksanakan dengan kehidupan ganda sungguh jelas dengan temuaan pengetahuan yang diterima diberbagai Negara, termasuk Inggris.

Seringkali, tokoh agama yang memiliki tugas kepada pergantian mampu dipastikan  seperti agama katolik, tentunya dalam hal ini tidak perlu mempunyai nalar dan fikiran yang baik,kalau banyak sekali insiden yang terjadi tidak dapat menjadi penyelesaian di penduduk .

Pada dasarnya, sebuah masyarakat muncul dikala berbagai pandangan agama dan ideology yang diambil menurut faktor kesadaran pada diri manusia. Dengan kemunafikaan yang diterapkan pada sejumlah umat beragama seperti Kristen, dan Protestan, sungguh terang dilingkungannya.

Berbagai persepsi terhadap pemikiran agama, melepaskan banyak sekali anutan agama yang layaknya dimengerti baik namun tidak pada manusiannya. Hal ini terang dengan apa yang hasilkan dari tindakan jahat para hebat pendidikan dan kesehatan.

  Di Balik Seni Kehidupan Kota, Budaya Makan Orang Indonesia ?

Begitu juga dengan aspek kepentingan ekonomi diberbagai kawasan di Indonesia, dengan berbagai peran ganda yang dilayangkan dengan faktor kepentingan humanis pada umat katolik, akan terang dengan prilaku dan karaktertisk masing-masing peran yang terjadi selama di Kalimantan Barat.

Muncul adanya wawasan ateis menjadi pengalaman, bagi perkembangan pengetahuan pada tahun 1990an hal ini sudah diterapkan sebagai jalannya keimanan manusia dengan aspek yang berperan dalam apa yang dikatakan pada anutan agama.

Kebaikan manusia akan timbul pada sifat nalurihnya sebagai manusia bukan sebaliknya, hal ini menjadi pengalaman yang berlainan, ketika berada pada lingkungan orang-orang beragama. Berbagai faktor kehidupan beragama akan muncul pada kehidupan sehari-hari mereka, dengan layaknya tenggang rasa yang diterapkan di lingkungan gereja, dan apakah mereka akan siap dengan apa yang terjadi pada faktor keimanan yang dibuat dan direncanakan.

Sebagai manusia, baik dan jahat dalam sisi mereka merupakan hasil dari apa yang ingin mereka capai maka, banyak sekali konflik, serta sumber daya yang ingin menguasai, tentunya merupakan hasil dari rekayasa sosial mereka, kepada perbuatan mereka dengan tanggung jawab yang turut pada perhatian di penduduk .

Misalnya, di Kalimantan Barat masalah sosial dan budaya dalam suatu agama akan terlihat pada lensa mata kita terhadap apa yang menjadi data yang ril dalam setiap perebutan kekuasaan, profesi, dan sumber daya manusia. Pada faktor ini, yang tidak mungkin terjadi, dengan kebijakan ekonomi politik yang kotor telah diterapkan di Kalimantan Barat. 

Jelas sekali, dengan tugas mereka saat berada pada insan-insan itu, dengan dikemas pada politik seksualitas, dan kitab-kitab yang dipraktekkan pada agama di Indonesia, hal ini jelas siapa mereka pada kala itu, dan berlangsungnya tata cara perkampungan yang dibentuk selaku sumber daya milik orang lain, dengan penerapan.

  Budaya Sosial Massa : Pembullyan Media Mengenai Elite Politik Di Penduduk

Apa yang mereka perbuat untuk melangsungkan aneka macam ketidakpatuhan itu, mereka menggunakan cara pemutusan rantai masakan, membuat pertentangan ditempat kerja, dan di penduduk serta acara yang berjalan setiap individu, dan anak remajanya sudah diajarkan unuk menggangu kehidupan insan, dan menciptakan konflik, baik itu melalui teknologi komunikasi dan sejenisnya.

Hal ini dapat dijumpai pada gereja Kristen dan Nasrani, pelopornya tokoh politisi PDI Perjuangan, Kota Pontianak, suku  Orang Batak Silaban, dan Orang Melayu, Jawa, Dayak  lewat pendidikan dan kesehatan.  Belum ditambah lagi sumber ekonomi yang mereka terapkan untuk patuh dalam politik seksualitas, dengan Orang Tionghoa, di Kapuas Hulu dan Pontianak, Kalimantan Barat sudah itu, apalagi di DKI Jakarta.