Konsep Dari Budbahasa Kesusilan

Etika kesusilan dalam hidup individual dan ekonomi dalam hidup kekeluargaan, diketahui bahwa Aristoteles menggunakan pendekatan biologis untuk memeriksa manusia. Menurutnya insan yakni seekor binatang yang mempunyai komponen tertentu yang khas.

Tidak seperti binatang pada umumnya, yang diatur oleh kebiasaan, manusia mampu dengan sadar mengatur dorongan-dorongan non-nasionalnya. Memiliki manusia dengan mengendailan dorongan-dorongan non-rasionalnya.

Pada masyarakat yang mendefiniskan berbagai perumpamaan mengenai insan, hendaknya diketahui dengan salah satu nafsu insan yang yaitu bersosialisasi, baik berupa sekedar dekat atau persoalan seksual.

Namun permasalahanya pengejaran nafsu yang mampu diartikan dengan kenikmatan, pujian, prestasi, tujuan atau kekuasaan sering tidak terkontrol yang dikarenakan oleh keserakahan manusia, hal ini dapat tercipta dengan manusia yang masih dijumpai pad masyarakat di Sumatera, dan Jawa (Orang Indonesia)

Secara biasa , hal ini mampu dimengerti dengan prilaku masyarakatnya secara biologis, bahwa berbagai kesadaran yang mereka miliki alasannya adalah aspek lingkungan mampu merubah perilaku seorang manusia. Piolis dalam hal ini dapat dikenali dengan istilah Aristoteles untuk mengartikan komunitas sipil yang diyakini sebagai latar sosial kodrati dari insan.

Sedangkan adapula kelompok sosial koininia yang mencakup segala macam komunitas yang dimana ada pada taraf tertentu terjadi interaksi. Sedangkan dalam hal ini Oikos yaitu jenis komunitas paling dasar dan terbatas untuk pertumbuhan kodrat manusia atau disebut juga dengan rumah tangga.

Pada politik mampu diketahui dengan baik dengan banyak sekali faktor kehidupan mereka, yang tepat dengan sistem politika (kesusilan dalam hidup kenegaraan) selaku murid plato dapat dikenali maka, banyak sekali faktor selaku murid plato  meskipun Aristoteles banyak terpengaruh olehnya, namun tidak dikenali sistem politik yang berisikan Kerajaan, Aristokrasi, dan Polity.

  Ideologi Agama Dan Negara, Orang Batak & Orang Dayak Hidup Di Tengah Masyarakat

Kerajaan, diperintah leh seorang raja untuk kepentingan semua, tetapi jikalau sebaliknya dapat potensial Tirani, Aristokrasi diperintah  berberapa orang untuk kepentingan bareng , jikalau sebaliknya mampu memiliki potensi oligarki, memperkaya sekelompok orang saja. Sedangkan Polity, diperintah semua rakyat kemakmuran lazim, jika sebaliknya lebih banyak didominasi rakyat memerintah untuk kepentingan  si miskin saja dan mampu menjadi demokrasi.

Menurutnya politik yang tidak baik adalah tirani dan demokrasi yang terlalu berlebihan. Bagi Aristoteles tidak ada tata cara politik terbaik, maka diperlukan adanya konstitusi. Selain berpikiran pentingnya sebuah keadilan dalam suatu Negara, maka diketahui bahwa Aristoteles juga berpikir bahwa hukum yang dapat dipaksakan untuk memupukan persahabatan.

Negara yang baik, akan dikenali dengan Negara dimana tiap warganya sejauh mungkin turut serta dalam kehidupan politik atau Negara.