close

Konflik Vertikal dan Horizontal: Pengertian serta Contohnya

Konflik merupakan cuilan yg tak terpisahkan dr kehidupan insan. Dalam berkegiatan sehari-hari, niscaya akan ada pertentangan antar insan. Hal ini terjadi karena setiap insan mempunyai nalar bebas & kemauannya tersendiri.

Kemauan yg berbeda-beda ini kerap berseberangan, sehingga menciptakan tabrakan-gesekan dlm interaksi sosialnya. Konflik sendiri terbentuk tatkala ada ketidaksepahaman mengenai suatu hal antara satu individu dgn individu lainnya.

Ketika perbedaan pendapat ini tak tertuntaskan dgn cepat, maka dapat ter eskalasi menjadi suatu konflik.

Konflik Vertikal

Konflik vertikal terjadi antara dua pihak yg memiliki kedudukan berbeda

Konflik vertikal merupakan bentuk konflik yg sering terjadi dlm kehidupan kita sehari-hari. Oleh lantaran itu, sangat penting untuk mengetahui apa itu bergotong-royong pertentangan vertikal & apa saja teladan-misalnya.

Pengertian Konflik Vertikal

Konflik vertikal pada dasarnya yaitu suatu konflik antara individu atau lembaga yg mempunyai perbedaan status, baik sosial maupun politik. Artinya, dlm berkonflik, terdapat pihak yg lebih kuat dengan-cara status & ada pula pihak yg lebih lemah.

Perbedaan kekuatan ini kerap menimbulkan terjadinya ketimpangan dlm resolusi pertentangan yg terjadi. Seringkali, satu pihak diuntungkan sedangkan pihak yang lain dirugikan.

Umumnya, pertentangan vertikal terjadi lantaran adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan yg berlaku. Disini, salah satu pihak aktif melawan regulasi yg ada sedangkan pihak yang lain berupaya untuk menegakkan regulasi tersebut.

Selain itu, konflik vertikal pula mampu disebabkan oleh kekecewaan kepada kepemimpinan yg sedang berjalan. Disini, satu pihak berupaya untuk mengganti pola kekuatan & mengambil alih kekuasaan, sementara pihak lainnya berupaya untuk mempertahankan status quo.

 

Contoh Konflik Vertikal

Kita sudah membicarakan cukup banyak tentang definisi dr pertentangan vertikal. Namun, untuk mengerti lebih baik tentang penerapannya dlm kehidupan sehari-hari, mari kita bahas beberapa contohnya.

Konflik Pembebasan Lahan oleh Pemerintah

Konflik lahan merupakan salah satu bentuk konflik yg paling kerap terjadi di Indonesia. Hal ini kerap terjadi karena ada perbedaan pemahaman perihal siapa yg memiliki suatu lahan.

Seringkali, penduduk desa merasa bahwa lahan ini milik mereka, namun dlm pendataan negara, ditemukan bahwa lahan tersebut milik negara. Hal ini dapat menjadikan konflik vertikal antara masyarakat desa dgn pemerintahan desa serta pemerintahan daerah.

Selain itu, sering pula terjadi penyalahgunaan lahan oleh penduduk dimana penggunaan lahan tersebut tak sesuai dgn mandat rencana tata ruang. Hal ini pula akan menyebabkan konflik antara masyarakat dgn pemerintah kawasan & bappeda/bappenas.

Salah satu solusinya adalah dgn mempergunakan sistem isu geografis untuk melakukan pemetaan & administrasi data perihal kepemilikan lahan di suatu wilayah.

Hal ini mungkin dijalankan karena sistem gosip geografis memiliki kelebihan dlm memproses data spasial yg banyak dengan-cara cepat & murah.

 

Konflik Eksploitasi Sumber Daya Alam oleh Perusahaan

Eksploitasi sumber daya oleh perusahaan merupakan salah satu contoh konflik vertikal

Konflik memperebutkan sumber daya alam terkadang terjadi antara masyarakat setempat dgn perusahaan yg mengolah sumber daya tersebut.

Hal ini kerap terjadi karena ada kesalahpahaman perihal bagaimana sumber daya alam tersebut diatur & dieksploitasi.

Contoh yg paling sering terjadi yakni pertentangan antara desa-desa yg berlokasi bersahabat dgn hutan dgn perusahaan sawit yg sedang menggarap hutan tersebut. Hal ini terjadi lantaran eksploitasi sawit lazimnya merusak lingkungan sekitarnya.

Sawit disini merupakan sumber daya alam yg terbarukan karena mampu ditanam kembali & diolah lagi. Sayangnya, praktik-praktik eksploitasi tersebut kerap tak berkelanjutan sehingga menciptakan eksternalitas tinggi.

Contoh lainnya yakni antara perusahaan pertambangan dgn desa-desa yg berada disekitarnya. Pertambangan mampu menimbulkan eksternalitas negatif berbentukpencemaran tanah, air, & pula udara bagi komunitas disekitarnya.

Perusahan ini menambang suatu sumber daya alam yg tak dapat diperbarui, seperti kerikil bara ataupun mengebor minyak. Proses ini kerap menyebabkan pencemaran lingkungan yg tinggi sehingga merugikan masyarakat.

 

Konflik Antara Pendemo dgn Pemerintah

Ketika masyarakat tak setuju atau tak puas dgn tampilan pemerintah, mereka umumnya melaksanakan demonstrasi. Disini muncul konflik vertikal, antara elemen-elemen masyarakat dgn pemerintah yg memiliki kedudukan kekuatan lebih tinggi.

Karena perbedaan tingkat kekuatan tersebut, kerap terjadi penyelesaian pertentangan yg tak berimbang. Hal ini lazimnya dilihat dlm bentuk represi kepada para pendemo ataupun langkah-langkah-langkah-langkah yang lain dr pegawanegeri.

 

Konflik Antara Mahasiswa dgn Kampus & Rektorat

Konflik antara mahasiswa dgn pihak kampus pula sering terjadi, biasanya pada hal-hal yg menyangkut keperluan mahasiswa & kebijakan kampus.

Namun, karena kampus mempunyai posisi yg lebih berpengaruh & kewenangan yg lebih tinggi mereka mempunyai kekuasaan lebih. Hal ini dapat berujung pada represi & aksentuasi dr usulan-usulan mahasiswa.

Konflik ini merupakan salah satu bentuk konflik vertikal yg paling terperinci karena ada keterkaitan erat antara kedua pemain film ini. Kemaslahatan mahasiswa sungguh bergantung pada kebijakan-kebijakan kampus.

 

Konflik Horizontal

Konflik horizontal terjadi antara 2 kelompok masyarakat yg memiliki kedudukan sama

Sama mirip pertentangan vertikal, pertentangan horizontal pula kerap terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Namun, mungkin kalian akan lebih familiar dgn pertentangan horizontal karena lebih dekat dgn kita.

Disini, kita akan coba untuk mengetahui apa bekerjsama pertentangan horizontal serta contoh-contohnya dlm kehidupan sehari-hari.

Pengertian Konflik Horizontal

Konflik horizontal pada dasarnya adalah konflik yg terjadi antara dua golongan atau individu yg memiliki kedudukan sosial, ekonomi, & politik yg relatif sama. Pada masalah ini, tak ada perbedaan kekuatan yg bermakna antara pihak yg berkonflik.

Karena tak ada perbedaan kekuasaan & seluruhnya mempunyai kedudukan yg sama, maka biasanya penyelesaiannya pula berimbang. Namun, lantaran kedudukannya sama, sering terjadi deadlock antar pemangku kepentingan, sehingga permasalahan sulit untuk teratasi.

Jika sudah terjadi deadlock, maka diharapkan intervensi dr pihak ketiga untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pihak ketiga ini bisa berupa kalangan lain yg kedudukannya sama, ataupun kelompok yg mempunyai kedudukan lebih tinggi.

Umumnya, pertentangan horizontal ini disebabkan oleh perbedaan keputusan & persepsi antar individu. Namun, seringkali perbedaan-perbedaan kecil ini ter-eskalasi menjadi hal yg lebih besar.

 

Contoh Konflik Horizontal

Kita sudah membicarakan lumayan banyak mengenai definisi dr konflik horizontal. Namun, untuk memahami lebih baik perihal penerapannya dlm kehidupan sehari-hari, mari kita bahas beberapa contohnya.

Konflik Antar Kampung

Konflik antar kampung pula sering terjadi, biasanya mengenai batas-batas kampung ataupun alokasi air irigasi & sumber daya yang lain yg tersedia dengan-cara bebas.

Hal ini kerap disebabkan oleh sketsa pendataan & delineasi desa yg kurang terang dr pemerintah indonesia. Selain itu, Indonesia yg sungguh kaya akan sumber daya alam pula kerap menjadikan perebutan sumber daya tersebut antar penduduknya sendiri.

Karena disini kedua belah pihak mempunyai kedudukan yg relatif sama, yakni sama-sama masyarakat Indonesia & merupakan penduduk biasa, maka tak ada perbedaan kekuatan.

Konflik ini harus teratasi dengan-cara cepat oleh pemerintah tempat biar tak mengalami eskalasi menjadi tawuran antar kampung atau langkah-langkah-langkah-langkah perang yg lebih parah lagi.

 

Konflik Antara Suporter Sepakbola

Konflik antara suporter sepakbola merupakan salah satu contoh konflik horizontal

Konflik suporter sepakbola ini merupakan salah satu konflik horizontal yg sangat sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Hal ini lazimnya terjadi tatkala ada suatu pihak yg terprovokasi lantaran langkah-langkah suporter atau tim musuh.

Selain itu, sering pula suporter sepak bola tak menerima bahwa tim jagoannya kalah dlm suatu pertarungan. Hal ini dapat menyebabkan mereka melakukan agresi anarkis untuk melampiaskan kekesalannya.

Disini, konflik terjadi antara kelompok penduduk sekitar dgn suporter sepakbola, atau justru antar suporter sepakbola.

 

Tawuran

Konflik ini sering terjadi antar pelajar atau bahkan antar mahasiswa dr perguruan tinggi yg berlainan. Hal ini kerap disebabkan oleh faktor kebanggaan terhadap sekolah masing-masing & faktor gengsi terhadap sekolah yang lain.

Meskipun sudah dicegah & tidak boleh oleh sekolah, masih ada saja siswa-siswa yg melaksanakan langkah-langkah tawuran.

Karena mempunyai kedudukan & kemampuan yg relatif sama, maka konflik ini dianggap selaku pertentangan horizontal. Oleh karena itu, kerap diperlukan pihak lain selaku perantara untuk menyelesaikan permasalahan ini.

 

Referensi

Vertical Versus Horizontal Conflicts – Opentextbooks Hong Kong

  Tips dan Cara Memperbaiki Diri Sendiri