Bangsa Arab diketahui dengan bangsa andal syair dan pemberani, selain andal syair dan pemberani karakter kasatmata arab lainya mirip punya semangat tinggi dalam mencari nafkah, tabah menghadapi kekerasan alam, mempunyai ketahan fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, masyarakat yang cinta keleluasaan, loyal pada pimpinan, acuan hidup yang sederhana, ramah, dan sebagainya.
Dalam hal bersyair, pada kurun jahiliyah masyarakat Arab sangat gemar kepada syair. Syair memiliki kedudukan dan peranan yang sungguh penting sebelum hadirnya Islam. Syair dijadikan selaku fasilitas komunikasi yang paling banyak berperan, baik dimasa damai maupun dimasa berperang.
Pada umumnya mereka memakai syair selaku alat untuk membanggakan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki. Tokoh-tokoh mahir syair abad jahiliyah yang sungguh terkenal adalah: Muhalhil bin Rabiah at Taqhliby, Umrul Qais, Zuhair bin Abi Sulma, Lubaid bin Rabiah, Antarah bin Syaddad Nabighah Adh Dhibyany, Asya bin Qais dan banyak lainya.
Karya-karya jago syair dibacakan di tengah-tengah khalayak ramai seperti pasar Ukaz dan sebagainya. Diantara semua abjad faktual penduduk Arab ini tertutup dengan kebodohan mereka dalam hal bertauhid dan berahlak.
Adapun kebiasaan-kebiasaan buruk mereka yaitu minum minuman khamr (arak) sampai mabuk, berjudi, berzina dan merampok dan sebaginya. Mereka memposisikan wanita pada posisi terendah. Karena perempuan dianggap mahluk lemah yang tidak memiliki kesanggupan dan kekuatan untuk membela diri.
Dengan demikian laki-laki bebas menikah dan menceraikan wanita. Yang lebih jelek lagi mereka memiliki tradisi mengubur anak perempuan meraka hidup-hidup dikala masih balita, sebab mereka merasa aib dan terhina jikalau memiliki anak perempuan.
Perempuan dianggap lemah tidak bisa membanggakan mereka dalam hal bekerja dan membela kaum mereka saat mereka perang. Dan pada dikala itu di masyarakat Arab masih berlaku tradisi perbudakan. Memperbudak atau memasarkan belikan budak seperti berjualan barang jualan lainya.