Komunikasi Asertif: Pengertian, Manfaat, dan Cara Meningkatkan

Komunikasi asertif

Komunikasi asertif – Kadang-kadang, kita sering menemui tantangan dlm mengkomunikasikan perasaan & persepsi kita pada orang lain. Terkadang, merasa canggung ketika mesti memberikan persepsi pada rekan kerja atau tim dlm sebuah konferensi. Rasa canggung ini muncul alasannya adalah cemas melukai perasaan orang lain atau tanpa disengaja menghakimi. Inti dr masalah ini terkait dgn kesanggupan berkomunikasi dengan-cara asertif.

Table of Contents

Pengertian Komunikasi Asertif

Pengertian Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif merupakan gaya berkomunikasi yg memperlihatkan ketegasan & keberanian dlm mengungkapkan fikiran, perasaan, atau keperluan tanpa merendahkan atau mengintimidasi orang lain. Dengan kata lain, komunikasi asertif adalah pendekatan terbaik untuk mengambil kendali dlm percakapan, menciptakan suasana yg aman, & menunjukkan kesan bijaksana.

Penggunaan asertif lazimnya diterapkan oleh para imbas (influencer) atau individu-individu yg memiliki efek besar dlm konteks sosial atau lingkungan tertentu. Selain itu, asertif sering dijadikan ukuran kecerdasan & pengertian seseorang dlm suatu perbincangan. Komunikasi asertif bukanlah talenta alami, melainkan suatu kemampuan yg mampu ditingkatkan dengan-cara berkelanjutan.

Baca juga: Perbedaan Asimilasi Dengan Akulturasi Plus Contohnya

Manfaat Komunikasi Asertif

Manfaat Komunikasi Asertif

Terdapat beberapa laba yg dapat diperoleh lewat penerapan komunikasi asertif dlm konteks kerja.

Peningkatan Rasa Percaya Diri

Berbicara dgn gaya asertif menunjukkan dorongan rasa percaya diri & penghargaan, sebab individu mampu mengungkapkan pedoman & perasaan mereka dgn jelas.

Peningkatan Hubungan Antar Pribadi

Komunikasi asertif membangun hubungan yg lebih sehat dgn orang lain, dgn menghormati hak & perasaan mereka, serta mendorong obrolan terbuka & jujur.

Pengurangan Konflik

Komunikasi asertif menolong menangkal konflik yg tak perlu dgn menyingkir dari perilaku bernafsu atau pasif. Pendekatan ini membantu menuntaskan duduk perkara & perbedaan persepsi dengan-cara tenang.

Baca juga: Asimilasi: Pengertian, Faktor Pendorong, Ciri, & Contoh

Penguatan Batasan Pribadi

Melalui komunikasi asertif, individu mampu dgn tegas memutuskan batas-batas pribadi mereka & menegaskan bahwa batas-batas ini dihormati oleh orang lain.

Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi

Komunikasi asertif melibatkan kesanggupan mendengarkan dgn tenggang rasa & berbicara dgn terperinci serta lugas. Ini dengan-cara keseluruhan meningkatkan kemampuan komunikasi.

Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah

Pendekatan asertif memungkinkan diskusi terbuka & konstruktif, menolong penyelesaian persoalan menjadi lebih efektif.

Baca juga: Individualisme: Pengertian, Faktor, Ciri, & Dampak

Peningkatan Keterbukaan Emosional

Melalui komunikasi asertif, individu dapat dgn jujur & terbuka memberikan perasaan & emosi mereka.

Pengurangan Tingkat Stres

Dengan memberikan fikiran & perasaan dgn tegas, seseorang mengurangi stres & ketegangan yg mungkin timbul akhir penahanan perasaan atau kebutuhan.

Baca juga: Norma Kesusilaan: Pengertian, Tujuan, & Contohnya

Bantuan dlm Mencapai Tujuan

Komunikasi asertif menolong individu menghipnotis orang lain dgn cara yg positif & meyakinkan, sehingga mendukung pencapaian tujuan yg dikehendaki.

Peningkatan Hubungan Kerja

Dalam lingkungan kerja, asertif memajukan kolaborasi, mengurangi konflik antar tim, & membangun korelasi kerja yg lebih positif.

Baca juga: Apa itu Server?: Pengertian, Fungsi, & Cara kerja

Cara Meningkatkan Komunikasi Asertif

Bagaimana Cara Meningkatkan Komunikasi Asertif dgn Efektif?

Kesadaran akan Gaya Komunikasi

Menurut Indeed, mengetahui gaya komunikasi pribadi menjadi langkah penting dlm meningkatkan keahlian komunikasi asertif.

Apakah condong bersifat kasar atau pasif dlm berbicara? Dari situ, kita dapat mengidentifikasi area di mana kita dapat memperbaiki gaya komunikasi kita.

Contohnya, bila kecenderungan kita lebih pasif, kita perlu meningkatkan ketegasan dlm komunikasi biar tak terlalu pasif.

Permintaan Umpan Balik

Banyak yg percaya bahwa cara terbaik untuk belajar yaitu dgn praktik langsung. Jangan ragu untuk eksklusif menjajal menerapkan komunikasi asertif pada rekan kerja. Setelahnya, mintalah umpan balik untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan & area yg perlu diperbaiki. Dengan pendekatan ini, kita mampu dgn cepat mencar ilmu dr aneka macam sudut pandang.

Bahasa Tubuh yg Kuat

Salah satu cara efektif untuk berlatih komunikasi asertif yakni dgn menggunakan bahasa tubuh yg besar lengan berkuasa. Saat menyampaikan pendapat, hindari menyilangkan tangan alasannya adalah mampu terkesan merendahkan. Biarkan tangan berada di samping & gunakan gerakan tangan kalau dibutuhkan dlm obrolan.

Selain itu, pertahankan kontak mata dgn audiens ketika ikut serta dlm rapat besar di lingkungan perusahaan.

Dengan mengamalkan langkah-langkah ini, kita dapat meningkatkan kemampuan asertif dengan-cara efektif.

Baca juga: Lambang Pancasila 1 Sampai 5: Arti, Makna, & Fungsi

Ciri-Ciri Komunikasi Asertif

Ciri-Ciri Komunikasi Asertif

Berikut ini ciri-ciri Komunikasi Asertif

  • Kekuatan dlm Menyampaikan Pesan dengan-cara Jelas & Tegas.
  • Menghargai Hak & Perasaan Orang Lain.
  • Mampu dgn Jujur & Tegas Menyuarakan Pendapat serta Kebutuhan.
  • Responsif terhadap Kritik & Memberikan Kritik dengan-cara Konstruktif.
  • Menghindari Gaya Agresif, mirip Ancaman atau Penyerangan.
  • Mengkomunikasikan dgn Suara Tenang & Sikap Tubuh yg Positif.

Contoh Komunikasi Asertif

Contoh Komunikasi Asertif

Berikut yakni beberapa pola suasana komunikasi asertif:

Memberi Pendapat di Pertemuan Tim

Teman: “Apa ananda setuju dgn inspirasi ini?”

Asertif: “Saya menyaksikan nilai dlm ilham ini, namun menurut saya, kita pula perlu mempertimbangkan aspek lain sebelum membuat keputusan.”

Menyampaikan Kebutuhan pada Atasan

Atasan: “Apakah ananda bisa menuntaskan proyek ini lebih cepat?”

Asertif: “Saya akan berusaha semaksimal mungkin, namun untuk mencapai hasil terbaik, saya perlu waktu aksesori hingga deadline yg sudah ditetapkan.”

Menanggapi Kritik dgn Jujur

Rekan Kerja: “Kerjaanmu telat & kurang teliti.”

Asertif: “Saya minta maaf atas keterlambatan ini. Saya akan berupaya lebih baik lagi & mengambil tindakan untuk menegaskan peristiwa serupa tak terjadi di masa depan.”

Menyatakan Batas Pribadi

Teman Kerja: “Bisakah ananda menolong saya menuntaskan proyek ini?”

Asertif: “Maaf, ketika ini saya mempunyai tanggung jawab lain yg mesti saya selesaikan. Mungkin lain waktu kita bisa mengatakan perihal bagaimana saya bisa membantu.”

Mengungkapkan Kebutuhan dlm Tim

Tim: “Siapa yg ingin mengambil alih presentasi ini?”

Asertif: “Saya sangat tertarik untuk memimpin penyajian ini alasannya saya merasa mempunyai pengetahuan yg berhubungan & ingin berkontribusi dengan-cara lebih aktif dlm proyek ini.”

Memberikan Umpan Balik Konstruktif

Rekan Kerja: “Aku tak suka bagaimana ananda mengatur rapat tadi.”

Asertif: “Saya menghargai usaha Anda dlm mengontrol rapat, namun saya berpikir kita bisa lebih efektif jikalau kita memiliki agenda yg lebih terorganisir & tujuan yg lebih terang.”

Menangani Permintaan yg Tidak Masuk Akal

Rekan Kerja: “Bisakah ananda menuntaskan peran ini sekarang juga?”

Asertif: “Saya sedang konsentrasi menyelesaikan peran lain yg mesti segera selesai. Saya akan menuntaskan ini setelah itu, jikalau itu masih memungkinkan.”

Menyampaikan Pemberitahuan Penting:

Rekan Kerja: “Aku tak bisa hadir di konferensi besok.”

Asertif: “Saya menghargai pemberitahuannya. Apakah ananda bisa memberi saya keterangan yg diperlukan supaya saya bisa mencatatkan ananda dlm daftar kehadiran?”

Baca juga: Cara Mengusir Tikus dr Lingkungan Rumah

Kesimpulan

Komunikasi asertif melibatkan kesanggupan untuk dgn tegas & jujur menyampaikan pertimbangan , perasaan, & kebutuhan tanpa merendahkan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, memperkuat relasi interpersonal yg sehat, menghemat pertentangan yg tak perlu, & menolong meraih tujuan dgn lebih efektif. Kemampuan ini pula melibatkan sikap menghormati, kejujuran, akuntabilitas, & pengendalian diri dlm berkomunikasi di lingkungan kerja. Dengan penerapan asertif, individu dapat membuat lingkungan kerja yg lebih positif & efisien.

Referensi

  1. “Crucial Conversations: Tools for Talking When Stakes Are High” by Kerry Patterson, Joseph Grenny, Ron McMillan, and Al Switzler
  2. “Difficult Conversations: How to Discuss What Matters Most” by Douglas Stone, Bruce Patton, and Sheila Heen
  3. “The Assertiveness Workbook: How to Express Your Ideas and Stand Up for Yourself at Work and in Relationships” by Randy J. Paterson
  4. Mind Tools (www.mindtools.com): Offers various resources and articles on assertive communication and workplace skills.
  5. Harvard Business Review (hbr.org): Features articles and insights on effective communication in professional settings.

  Gaya Kepemimpinan Situasional: Teori, dan Contoh