Levitt (Scott, 1987) menyatakan bahwa terdapat 4 komponen internal dan satu faktor lingkungan dalam sebuah organisasi. Faktor lingkungan tidak dibahas dalam kajian ini alasannya ialah kajian tersendiri. Keempat unsur itu yaitu
1. Struktur sosial
Struktur organisasi menunjuk pada aspek yang teratur dan bersiklus dari kekerabatan-relasi yang terjadi di antara suatu organisasi. Kingsley Davis mengkaitkan struktur organisasi dengan pengelompokan sosial yang secara analitis dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni struktur normatif dan struktur sikap. Struktur normatif mencakup norma (norms), nilai-nilai (values), dan harapan-cita-cita tugas (role expectations). Nilai ialah patokan yang digunakan untuk menentukan tujuan dari suatu sikap, norma merupakan hukum biasa yang mengarahkan perilaku menuju tercapainya sebuah tujuan, dan peran (roles) yaitu harapan atau ukuran evaluasi yang dipergunakan dalam menilai sikap seseorang dalam suatu posisi tertentu.
Struktur normatif yaitu posisi sosial yang menunjuk sebuah lokasi dalam sebuah sistem relasi sosial. Nilai, norma maupun peranan dalam setiap pengelompokan manusia teratur secara sistematik dan ialah seperangkat dogma yang relatif saling berkaitan, tidak saling berlawanan, serta mensugesti perilaku anggota penduduk , termasuk anggota suatu organisasi.
Struktur sikap menunjuk pada sikap yang dilaksanakan oleh anggota penduduk berupa aktivitas-acara dan interaksi-interaksi yang pada tingkat tertentu mempunyai keteraturan.
Struktur normatif dan struktur perilaku tersebut pada dasarnya saling lepas, tetapi pada tingkat tertentu terdapat keterkaitan. Setiap kalangan sosial, tergolong juga dalam organisasi, selalu ditandai oleh adanya struktur normatif yang dapat diketahui dan dikerjakan oleh anggotanya. Selain itu juga ditandai dengan adanya struktur sikap yang menghubungkan anggotanya dalam suatu jaringan relasi sosial yang biasa atau pola kegiatan maupun teladan interaksi. Hubungan kedua struktur ini ialah struktur sosial dari suatu kolektivitas sosial.
Struktur sosial dalam organisasi menekankan pada segi pengertian secara mendalam dari aturan yang ditunjukkan oleh sikap anggota organisasi. Ini dapat dilihat dari realita bahwa setiap saat, ribuan bahkan jutaan orang melaksanakan tindakan dalam organisasi, namun semuanya tidak menciptakan kekacauan maupun kebingungan, namun justru menciptakan suatu langkah-langkah yang terorganisir berdasar sebuah hukum tertentu. Namun struktur sosial juga tidak lalu bermakna selalu ada dalam keharmonisan dan keselarasan. Konflik dan pertentangan selalu akan ada dan timbul dalam kehidupan berorganisasi. Meskipun demikian, tidak mengarah pada munculnya langkah-langkah anggota yang brutal dan kasar, tetapi pertentangan itu lewat teladan yang teratur pula. Tidak saja hanya keteraturan dan kemapanan tetapi ketegangan, penyimpangan dan pergeseran mampu terjadi dalam organisasi.
Secara singkat mampu disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi, selalu terdapat struktur normatif yang berisikan nilai, norma, dan cita-cita tugas. Terdapat pula struktur sikap, yang terdiri dari aktivitas dan interaksi yang relatif terstruktur. Kedua struktur ini merupakan salah satu bagian penting dari setiap organisasi.
2. Anggota
Anggota sebuah organisasi adalah orang atau individu, yang pada tingkatan yang ber-beda-beda mempunyai impian mendapatkan sesuatu, dengan memberikan suatu kontribusi bagi organisasi. Dari pernyataan ini tampakbahwa bergotong-royong ada relasi timbal balik antara anggota suatu organisasi dengan organisasi itu sendiri. Anggota setiap organisasi pastilah menerima yang bersifat material maupun yang bersifat non material dari organisasi yang diikutinya. Sebaliknya bagi organisasi, keikutsertaan seseorang itu menawarkan konstribusi bagi eksistensi organisasi, paling tidak status keanggotaan yang dimiliki anggota menunjukkan bahwa organisasi itu memiliki keberadaan yang jelas.
Individu yang menjadi anggota dari beberapa organisasi sekaligus, demi memperluas dan memperdalam keterlibatannya dalam organisasi, maka akan sulit diperkirakan dalam organisasi mana bergotong-royong paling ikut serta. Karakteristik demografis dari anggota suatu organisasi memiliki konsekuensi yang penting pada beberapa faktor organisasi, khususnya pada segi struktur dan fungsi organisasi.
3. Tujuan
Tujuan organisasi ialah bagian yang penting dalam organisasi alasannya akan membuat lebih mudah dalam mempelajari organisasi, namun ada sebagian hebat tidak menilai penting untuk mengenali tujuan organisasi. Sosiolog kelompok behaviorisme menganggap tidak penting tujuan organisasi alasannya adalah yang bergotong-royong mempunyai tujuan yaitu para anggotanya. Kelompok kolektivisme menyatakan bahwa individu itu tunduk pada aturan organisasi sehingga organisasi dapat memaksa individu untuk tunduk pada hukum organisasi, tergolong memaksa mereka dalam meraih tujuan organisasi.
Tujuan organisasi merupakan suatu titik sentra yang penting dalam melakukan evaluasi kepada fenomena organisasi. Tujuan organisasi secara tentatif didefinisikan selaku sebuah konsepsi dan hasil yang diharapkan.
4. Teknologi
Perhatian ihwal teknologi dalam organisasi mengacu pada organisasi selaku daerah aneka macam pekerjaan dijalankan, atau sebagai lokasi mempergunakan transformasi energi, daerah mekanisme proses peralihan dari masukan (input) menjadi keluaran (output). M. Ali Imron