Kisah Utsman Saat Putri Nabi yang Dicintainya Menikah dengan Orang Lain

Semasa mudanya, Utsman pernah jatuh cinta pada putri
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun gadis itu kemudian menikah
dengan orang lain.

Syaikh Musthafa Murad menggambarkan, cinta Utsman terhadap
Ruqoyyah mulai mengganti jalan kehidupannya. Ia telah mengenal keutamaan gadis
itu & kemuliaan ayahnya yg dikala itu belum diangkat menjadi Nabi.

Utsman mendambakan Ruqayyah menjadi pasangan hidupnya. Ia
ingin gadis yg akhlaknya luhur & keluarganya terhormat itu menjadi
istrinya.

Namun kabar menyedihkan tiba. Gadis yg dicintainya
itu dinikahi oleh anak Abu Lahab. Hati Utsman menjadi mendung saat itu juga. Hari-hari
itu wajahnya berganti muruh. Kesunyian mendera.

Syukurnya, itu tak berjalan lama. Bibinya yg berjulukan
Su’da binti Kariz menghibur Utsman dgn kabar besar hati. Wanita bau tanah yang
diketahui cerdas & bijaksana itu mengabarkan kedatangan seorang Nabi  yang mau meniadakan penyembahan berhala dan
menyerukan untuk beribadah pada Tuhan Yang Maha Esa.

“Ikutilah agama baru itu. Apa yg kau harapkan akan
dikabulkan Tuhan,” kata Su’da.

Awalnya Utsman bingung. Ia dibesarkan dlm tradisi Arab.
Semua orang menyembah berhala. Namun akan datang Nabi yg menghapuskan tradisi
itu. Akankah ia dengan-cara frontal menentang keluarga besar & tatanan masyarakat
Arab?

Kabar ihwal kedatangan Nabi yg menjinjing agama gres itu
sekarang menyanggupi pikiran Ustman. Menepis kesedihannya alasannya adalah Ruqayyah menikah
dengan Utbah.

Baca juga: Manfaat Menikah di Usia Muda

Mencari Kebenaran

Suatu hari, Utsman mengunjungi Abu Bakar. Ia memberikan
apa yg didengarnya dr sang bibi.

“Perkataan bibimu itu benar, wahai Utsman. Engkau laki-laki
yang berilmu & bijaksana. Kebenaran tak akan tersembunyi dr hatimu. Kau tidak
akan tertipu oleh kebatilan. Tidakkah kamu memperhatikan berhala-berhala yang
disembah kaum kita, bukankah mereka hanya bebatuan yg mampu, tuli & buta?”

  Jika Terlanjur Tidak Puasa Tasu’a (9 Muharram)

“Benar.”

“Wahai Ustman, kabar dr bibimu itu telah menjadi
kenyataan. Allah sudah mendelegasikan Rasul-Nya yg dinantikan-tunggu. Membawa agama
yang benar bagi seluruh manusia.”

“Siapa dia?”

“Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.”

“Al amin?”

“Ya.”

Utsman mengenal baik reputasi Rasulullah yg terpercaya
semenjak muda. Beliau digelari Al Amin oleh penduduk Arab alasannya kejujuran & integritasnya.
Dan bukankah Muhammad adalah ayah Ruqayyah? Utsman sudah mengenali kemuliaan
laki-laki itu.

Mereka berdua kemudian menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Memandang Rasulullah & mendengar seruanyya menciptakan hati Utsman penuh kedamaian. Tanpa pikir panjang, ia pun masuk Islam.

Baca juga: Shalat Istikharah

Menikah dgn Ruqayyah

Hari-hari berlalu. Utsman semakin kokoh dgn Islam.
Hidupnya makin mulia bersama Rasulullah & Abu Bakar.

Hingga suatu hari, ia mendengar Utbah bin Abu Lahab
menceraikan Ruqayyah sebab benci pada Rasulullan. Utbah mengikuti jejak
ayahnya, Abu Lahab, menentang agama Islam & mendustakan Rasulullah.

“Sungguh itu satu info yg menggetarkan hati Utsman,”
kata Syaikh Musthafa Murad menggambarkan kejadian tersebut. “Tiba-tiba langit
jazirah Arab memayunginya dgn cahaya yg lembut. Kedamaian, kebahagiaan dan
keinginan indah memenuhi rongga dadanya.”

Tidak menanti usang, Utsman kemudian melamar Ruqayyah pada Rasulullah. Lamaran itu pun diterima & jadilah mereka berdua pasangan sarat cinta.

Di hari ijab kabul, muka sang pengantin tampak
berseri-seri bagai purnama. Kebahagiaan & cinta menyanggupi jiwa mereka.

“Mereka berdua yakni suami istri yg serasi & paling rupawan,” kata orang-orang.

Masya Allah.. ketekunan Utsman menjaga kehormatan & tak larut dlm patah hati telah menghadirkan keberkahan. Dan benarlah apa yg disampaikan bibinya, masuk Islam menjadikannya disayang Allah. Seluruh keinginannya dikabulkan. Hari ini ia mendapatkan cintanya. Dan kelak, ia mendapatkan nirwana mirip yg dikabarkan Rasulullah kepadanya. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Kisah Pembaiatan Abu Bakar di Saqifah Bani Sa’idah (2)