Kisah Thalut Vs Jalut Dalam Al-Quran

Setelah Yusya’ bin Nun wafat, kaum Bani Israil terpecah belah. Isi Kitab suci Taurat berani mereka ubah dan ditambah-tambah sesuai dengan nafsu mereka. Mereka suka bersilang pertimbangan pada hasilnya hilanglah kekuatan persatuan mereka. Akibatnya, tanah Palestina diserbu dan dijajah bangsa lain. Bani Israil menjadi bangsa jajahan yang tertindas. Raja yang menindas negeri palestina itu berjulukan Jalut.
Setelah sekian lamanya kaum Bani Israil berada di bawah penderitaan akhir penindasan dari Raja Jalut dan bala tentaranya, Kaum Bani Israil merindukan kembali datangnya seorang pemimpin yang tegas dan gagah berani untuk berperang melawan kaum penjajah. Kemudian mereka menemui Nabi mereka untuk memberikan impian mereka tersebut.
Berikut bahasan wacana cerita Thalut VS Jalut, selengkapnya.
Kisah Thalut dalam Al-Qur’an

Firman Allah SWT dalam al Alquran Surat Al Bakarah Ayat : 246, berbunyi :

Daftar Isi

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰٓ إِذۡ قَالُواْ لِنَبِيّٖ لَّهُمُ ٱبۡعَثۡ لَنَا مَلِكٗا نُّقَٰتِلۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ قَالَ هَلۡ عَسَيۡتُمۡ إِن كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ أَلَّا تُقَٰتِلُواْۖ قَالُواْ وَمَا لَنَآ أَلَّا نُقَٰتِلَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَدۡ أُخۡرِجۡنَا مِن دِيَٰرِنَا وَأَبۡنَآئِنَاۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ تَوَلَّوۡاْ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ ٢٤٦

Artinya : Allah swt berfirman: “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil setelah Nabi Musa, yakni saat mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja agar kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jikalau kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang”. Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami sudah diusir dari belum dewasa kami?”. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim. (Qs. Al Baqarah (2) : 246).
Pada ketika nama Thalut diucap oleh Nabi Samuel As, mereka justru menolaknya. Karena nama Thalut tidak begitu diketahui . Ia hanya seorang petani biasa. Malah bisa dogolongkan tergolong orang miskin. 
Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah di dalam al-Qur’an:

وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَكُمۡ طَالُوتَ مَلِكٗاۚ قَالُوٓاْ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَيۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ وَلَمۡ يُؤۡتَ سَعَةٗ مِّنَ ٱلۡمَالِۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰهُ عَلَيۡكُمۡ وَزَادَهُۥ بَسۡطَةٗ فِي ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِي مُلۡكَهُۥ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ ٢٤٧

Artinya : “Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengontrol pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang lumayan banyak?” Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah sudah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah menawarkan pemerintahan terhadap siapa yang diharapkan-Nya. Dan Allah Maha Luas dukungan-Nya lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al Baqarah (2): 247).
Nabi Samuel As menjelaskan bahwa walaupun Thalut hanyalah seorang petani biasa namun dia cendekia strtegi perang, tubuhnya kekar dan berpengaruh dan terpelajar ilmu tatanegara. Akhirnya mereka mau mendapatkan Thalut sebagi raja mereka.
Firmankan Allah SWT dalam al-Qur’an surat al Bakarah ayat : 248, berbunyi :

وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ءَايَةَ مُلۡكِهِۦٓ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلتَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَبَقِيَّةٞ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ هَٰرُونَ تَحۡمِلُهُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ٢٤٨

Artinya : “Dan Nabi mereka mengatakan terhadap mereka: “Sesungguhnya tanda beliau akan menjadi raja, yaitu kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, bila kau orang yang beriman. (Qs. Al Baqarah (2) : 248).

Thalut Menyerang Filistin (Palestina)
Thalut mengajak orang-orang yang tidak memiliki ikatan keluarga dan perdagangan ke medan perang. Dengan menentukan orang-orang terbaiknya itu dia berharap biar mereka mau memusatkan diri pada pertempuran dan tak menghiraukan urusan rumah tangga dan jual beli. Salah seorang anak muda yang ikut ke barisan Thalut adalah seorang sampaumur yang berjulukan Daud. 
Ia ditugaskan oleh ayahnya untuk menyertai kedua kakaknya yang maju di medan perang. Daud tidak diperkenankan maju digaris depan, ia hanya melayani kedua kakaknya. Tempatnya digaris belakang, jika kakaknya haus dan lapar dialah yang akan melayani dan menyiapkanya.

Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT di dalam al Qur’an surat al Bakarah Ayat 249, berbunyi :

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلۡجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبۡتَلِيكُم بِنَهَرٖ فَمَن شَرِبَ مِنۡهُ فَلَيۡسَ مِنِّي وَمَن لَّمۡ يَطۡعَمۡهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّيٓ إِلَّا مَنِ ٱغۡتَرَفَ غُرۡفَةَۢ بِيَدِهِۦۚ فَشَرِبُواْ مِنۡهُ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ قَالُواْ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلۡيَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٖ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةٗ كَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٢٤٩

Artinya :”Maka tatkala Thalut keluar menenteng tentaranya, dia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kau meminum airnya; bukanlah beliau pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia yakni pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia sudah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang sudah minum berkata: “Tak ada kemampuan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi kelompok yang sedikit dapat mengalahkan kelompok yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al Baqarah (2): 249).
Tentara Thalut tidak seberapa banyak, Jauh lebih banyak prajurit Jalut si penindas. Jalut sendiri adalah seorang panglima perang yang bertubuh besar mirip raksasa. Setiap orang yang berhadapan dengannya senantiasa binasa. Tentara Thalut bergemetar pada ketika melihat ketangguhan musah-musuhnya itu.

وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٢٥٠

Artinya : Tatkala Jalut dan tentaranya sudah terlihat oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah ketekunan atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (Qs. Al Baqarah (2): 250).
Maka dengan kekuatan doa itu mereka menyerbu tentara Jalut. Mereka betempur dengan gagah berani, tentara Jalut tak menyangka musuh yang berjumlah sedikit itu mempunyai keberanian bagaikan singa terluka. Akhir Jalut dapat diporak porandakannya dan belari bercerai berai. Tinggal Jalut dan beberapa pengawalnya yang tersisa.
 
Thalut dan pengawalnya tidak berani berhadapan dengan raksasa itu. Pada dikala itu Thalut mengumumkkan bahwa siapa yang mampu mengalahkan Jalut maka beliau diambil sebagai menantu. Tak didugadan tak disangka Daud yang masih akil balig cukup akal tampil ke depan. Minta izin kepada Thalut untuk mengdapi Jalut. 
Mula-mula Thalut ragu, mampukah Daud yang masih muda itu bisa mengalahkan Jalut, tetapi sesudah di desak oleh Daud pada balasannya dia mengizinkan Daud maju ke medan perang. Dari kejauhan Thalut melihat sepak terjang Daud. Dengan sombongnya Jalut berteriak menentang orang-orang Israil untuk perang tanding. Ia juga mengejek bangsa Israil yang pengecut, dan hinaan-hinaan yang lain yang menyakitkan hati.
Tewasnya Jalut ditangan Daud
Tiba-tiba Daud muncul dihadapan Jalut. Jalut tertawa terbahak-bahak menyaksikan anak muda yang menentang duel. Daud tidak menjinjing senjata tajam, daud cuma menjinjing katapel. Berkali-kali Jalut melayangkan pedangnya untuk membunuh Daud namun Daud dapat mengelak dengan gesit. Pada sebuah potensi Daud sukses melayangkan peluru watu ketapelnya sempurna di antara kedua mata Jalut. 
Jalut berteriak keras, roboh dengan dahi yang pecah dan mati. Dengan demikian menanglah pasukan Thalut melawan pasukan Jalut. Daud diangkat menjadi menantu Raja Thalut. Dijodohkan dengan anak Raja Thalut yang berjulukan Mikyal. 
Sebagaimana sudah difirmankan oleh Allah di dalam al-Qur’an surat al Bakarah Ayat 251, berbunyi :

فَهَزَمُوهُم بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم بِبَعۡضٖ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٥١

Artinya : “Mereka (prajurit Thalut) mengalahkan prajurit Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memperlihatkan kepadanya (Daud) pemerintahan dan nasihat (setelah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang diharapkan-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah memiliki karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (Qs. Al Baqarah (2):251).

  Kisah Nabi Daud As Menjadi Raja Bani Israil

Wafatnya Thalut

Disamping menjadi menantu raja, Daud juga diangkat sebagai penasihatnya. Ia dihormati siapa saja. Rakyatnya seolah lebih menghormati Daud ketimbang Thalut. Hal ini membuat Thalut iri hati. Ia Berusaha ingin mencelakakan Daud ke medan perang yang sulit. Daud diperintahkan untuk melawan lawan yang jauh lebih besar lengan berkuasa dan besar jumlahnya. 
Justru Daud mengungguli peperangan tersebut dan kembali ke istana disambut dengan meluapkan kegembiraan rakyatnya. Thalut makin iri dan sakit hati atas ketenaran Daud di mata rakyatnya. Ia terus menjajal banyak sekali cara untuk membunuh dan menyingkirkan Daud namu senantiasa menemui kegagalan, alasannya adalah Daud dilindungi oleh Allah.
Akhirnya terjadilah perang terbuka. Thalut tewas dalam peperangan tersebut. Setelah Thalut tewas dan putra mahkotanya juga tewas bertempur melawan orang-orang yang berpihak kepada Daud maka Daud diangkat menjadi raja Israil.
Demikian pembahasan singkat tentang dongeng Thalut VS Jalut dalam Al-Quran. Semoga berguna, Wallaahu A’lam.
Sumber : Wikipedia