Kisah Terbunuhnya Husain di Karbala (Bagian 3)

Lanjutan dr Kisah Terbunuhnya Husain di Karbala (Bagian 2)

Zaid melanjutkan ceritanya,

“Sungguh, gue tak pernah menyaksikan rongga lisan yg lebih elok dr itu, seolah ia adalah mutiara, & gue tak mampu menahan diri untuk menangis dgn keras, sehingga Ubaidillah berkata,

‘Apa yg membuatmu menangis wahai orang bau tanah?’

Aku (Zaid) menjawab,

“Aku menangis sebab apa yg gue lihat dr Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Aku menyaksikan dia menempelkan mulutnya di tempat tongkat itu berada, menciumnya & berkata,

“Ya Allah sungguh gue mencintainya maka cintailah ia.”

Angkatlah tangan kananmu & tongkat celaka itu. Cukuplah kejahatanmu & hentikanlah dosamu. Sungguh gue pernah menemui Husain pada suatu malam. Aku menyaksikan junjungan kalian mencium ekspresi itu.

Demikianlah orang-orang besar dibunuh dgn pedang dlm kondisi yg sungguh mulia. Sementara orang-orang zhalim mati di atas kasur mereka dlm keadaan hina & pengecut.

Husain terbunuh pada hari Jum’at yg bertepatan dgn hari Asyura, tanggal 10 Muharram, tahun ke-61 Hijrah di Karbala yg dikala ini tergolong dlm wilayah Irak.

Saat itu ia berusia 58 tahun, mudah-mudahan Allah meridhainya & menjadikannya ridha.

Meskipun pembunuhan kepada Husain yakni sebuah kejahatan besar, namun bagi dirinya bahu-membahu itu yaitu kebaikan & penghormatan. Allah telah memutuskan syahid untuknya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,

“Sesungguhnya Husain & saudaranya yakni pemimpin perjaka surga, & keduanya tumbuh dlm keagungan Islam.

Mereka tak mengalami hijrah & jihad pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, namun mereka memiliki keteguhan dlm menanggung kesusahan di jalan Allah sebagaimana yg diterima oleh ahlul baitnya.

  Anak Meninggal oleh Besi Panas Pembantu, Ali Katakan Hal Mengejutkan

Sehingga, Allah memuliakan mereka dgn syahid, selaku penyempurna atas kemuliaan mereka & sekaligus untuk mengangkat derajat mereka.”

Dalam merespon terbunuhnya Husain di Karbala, terdapat tiga kelompok yg berlawanan pendapat.

Pertama, Husain dibunuh dgn cara yg benar karena ia ialah khawarij yg berupaya menciptakan perpecahan di kalangan umat Islam. Ini yaitu pertimbangan pembenci Husain.

Kedua, Husain yaitu pemimpin yg harus ditaati tatkala itu alasannya adalah sebaiknya tongkat kekhalifahan berada di tangannya. Ini yakni pertimbangan kaum Syiah Rafidhah.

Ketiga, Husain terbunuh dlm keadaan terzhalimi & ia meninggal dlm kondisi syahid. Tatkala itu Husain bukan khalifah & bukan pula seorang khawarij yg melakukan pemberontakan pada khalifah umat Islam.

Semoga Allah selalu meridhainya. Aamiin.

Disadur dr kitab Uzhama’ min Ahlil Bait karya Sayyid Hasan Al-Husaini.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]