Fahmi Jalmouk, seorang jurnalis dr Turki, menulis dlm bukunya wacana kehidupan Erdogan, “Kisah Pernikahan Erdogan dgn Emine, seorang muslimah militan dr “Partai Keselamatan Nasional” dimulai pada tahun 1977.
Kisah ini dimulai dr mimpi seorang gadis berdarah Arab dr kota Sard, Tenggara Anatolia- tatkala itu aktif dlm Milli Selamet Partisi atau Partai Keselamatan Nasional—yang melihat seorang lelaki sedang berorasi di hadapan khalayak ramai & ia dibuat terkesima. Takjub. Tatkala bermimpi, Emine belum mengenal Erdogan di dunia aktual. Suatu hari, gadis bagus itu pergi bareng penulis-penulis muslim yg tergabung dlm Flame luksechenlr & melaksanakan konferensi dgn Partai Keselamatan Nasional. Dalam konferensi tersebut, Emine melihat laki-laki yg sama, yg timbul dlm bunga tidurnya. Lalu Emine berkenalan dgn perjaka tersebut. Namanya Recep Tayyep Erdogan. Dan mengenali bahwa ia berasal dr Kaukasus Timur Laut kota Rize dekat Georgia.
Dua anak manusia ini karenanya menikah. Tepat pada tanggal 4 Juli 1978, lalu menunaikan rukun Islam kelima yaitu ibadah haji bersama. Erdogan tak memedulikan media yg menyerangnya tatkala menuanaikan ibadah haji atau umrah bareng istrinya yg berjilbab, hingga hinaan mereda dgn sendirinya & media memberi titel kepadanya selaku “Presiden Haji”.
Mereka melanjutkan hidup dgn penuh kasih sayang & cinta. Keduanya menjadi pejabat pemerintahan di Turki, walaupun jilbab yg dikenakan oleh Amine memanggil kemarahan pihak militer & pihak opisisi sekuler.
Dari akad nikah itu, mereka diamanahi Allah Swt. empat orang anak yakni Ahmad Buraq, Necmettin Bilal, Isra’ & Sumayya. Nama Anak Necmettin Bilal sepintas menyerupai dgn Necmettin Erbakan. Ya, diberi nama demikian karena kekaguman & rasa hormat Erdogan terhadap gurunya Necmettin Erbakan.
Necmettin Bilal menikah sekitar 13 tahun yg kemudian. Suatu kali, Necmettin Bilal didaulat menjadi saksi pernikahan putri Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi namun dibatalkan oleh Polisi Rahasia Turki karena ada rencana dr organisasi ekstrem sayap kiri, yg akan membunuhnya tatkala walimah ijab kabul & menimbulkan pernikahan tersebut selaku ijab kabul “merah” alias akad nikah berdarah.
Dari Isra’, Erdogan & Amine memiliki dua cucu. Yang paling bau tanah berusia 10 tahun. Sementara Sumayya, pada tahun 2012 melanjutkan studinya di Amerika lantaran Turki tatkala itu melarang perempuan Turki menggunakan jilbab di forum pendidikan mirip sekolah & perguruan tinggi tinggi. [Paramuda/ Wargamasyarakat]