Ini yaitu cerita aktual yg terjadi pada masa dahulu sebelum Islam tiba. Kisah ini salah satu bukti bahwa orang-orang beriman di masa lalu disiksa & dibakar alasannya keimanan mereka pada Allah Ta’ala.
Orang-orang kafir yg memperabukan kaum mukminin pada masa itu diketahui dgn Ash-habul Ukhdud (para pembuat parit). Allah Ta’ala menyebutkan sekelumit wacana mereka itu dlm Al-Qur`an.
Allah Ta’ala berfirman,
قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ، النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ، إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ، وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ شُهُودٌ، وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيْدِ، الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ، إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيْقِ
“Binasalah orang-orang yg menciptakan parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman), yg berapi (yang mempunyai) kayu bakar, tatkala mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka melihat apa yg mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin. Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya sebab (orang-orang mukmin itu) beriman pada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji, Yang memiliki kerajaan langit & bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sungguh, orang-orang yg mendatangkan cobaan (bencana, membunuh, menyiksa) pada orang-orang mukmin pria & perempuan kemudian mereka tak bertobat, maka mereka akan menerima azab Jahanam & mereka akan menerima azab (neraka) yg memperabukan.” (QS. Al-Burûj [85]: 4-10)
Kisah ini pula termaktub dlm hadits panjang yg diriwayatkan oleh Imam Muslim & At-Tirmidzi. Berikut adalah kisahnya.
Haddab bin Khalid telah menginformasikan pada kami, Hammad bin Salamah telah menginformasikan pada kami, Tsabit sudah mengumumkan pada kami, dr Abdurrahman bin Abi Laila, dr Shuhaib, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Dulu pada masa sebelum kalian ada seorang raja yg memiliki seorang tukang sihir. Tatkala tukang sihir itu sudah tua, ia berkata pada raja,
“Tugaskan seorang anak muda untuk belajar kepadaku, gue akan mengajarkan sihir kepadanya.”
Raja itu kemudian menugaskan seorang anak muda untuk diajari sihir oleh tukang sihir bau tanah tersebut. Dalam perjalanan menuju peramal tua itu, anak muda tersebut melalui seorang rahib.
Anak muda itu menjajal mendekat & mendengarkan perkataan rahib tersebut yg membuatnya kesengsem. Setiap kali anak muda itu berangkat ke tukang sihir ia singgah dahulu di kediaman rahib tersebut.
Sesampainya di tukang sihir ia dipukuli olehnya, kemudian ia adukan hal itu pada rahib. Rahib berkata,
“Apabila ananda takut pada tukang sihir itu katakan kepadanya, “Aku terlambat alasannya hambatan keluargaku.” Dan apabila ananda takut oleh keluargamu katakan, “Aku terlambat sebab hambatan tukang sihir.”
Ketika anak muda itu dlm kondisi demikian, ia menjumpai seekor binatang besar yg membatasi kemudian lintas orang banyak, anak muda itu berkata,
“Hari ini gue akan mengetahui apakah tukang sihir yg lebih utama ataukah rahib yg lebih utama.”
Dia mengambil suatu kerikil kemudian ia mengatakan, “Ya Allah, bila pemikiran rahib itu lebih kamu-sekalian senangi dibandingkan dengan ajaran tukang sihir maka binasakanlah binatang besar itu sehingga orang-orang bisa melalui.”
Lalu ia melempar binatang itu & ia berhasil membunuhnya, sehingga orang-orang bisa melalui.
Kemudian anak muda itu mendatangi rahib kemudian ia beritahukan kepadanya apa yg telah terjadi. Rahib berkata,
“Wahai anakku, sekarang ananda lebih utama daripada saya. Kemampuanmu sudah meraih tingkatan seperti yg gue lihat. Kamu sangat akan diuji. Jika ananda nanti diuji janganlah ananda sebut-sebut saya.”
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Bersambung ke Kisah Pemuda, Rahib & Tukang Sihir (Bagian 2)