Cinta memang unik. Ia bisa datang tiba-tiba tanpa pernah kita kehendaki kehadirannya. Meski sekalipun kita tak pernah bersinggungan dgn musuh jenis.
Inilah yg dirasakan oleh Reyhan (Fachri Albar). Relawan lembaga filantropi kemanusiaan Muslim Care asal Bandung yg sedang bertugas di wilayah pertentangan di Timur Tengah itu jatuh hati pada seorang wanita.
Jatuh yg indah itu bermula terjadi di Madinah. Terjadi tatkala Reyhan bertatap wajah dgn seorang gadis dr negeri jiran Malaysia. Namanya Dewi (Nora Danish), ia sedang melakukan perjalanan umroh. Di waktu yg tak jauh jaraknya, Dewi ditangkap oleh pihak yg berwajib setempat alasannya adalah dianggap sebagai pengunjung gelap. Dewi cemas & panik.
Di kantor pihak yg berwajib, ia terkejut . Melihat sosok Reyhan yg sedang duduk di depan petugas. Dewi pun melempar sebuah benda ke arah Reyhan, sayang salah sasaran.
Selanjutnya, sebagai pria wajar , Reyhan meski sungguh idealis & belum pernah menyatakan cinta pada perempuan akhirnya ia mengalami episode itu. Ia menaruh hati pada Dewi. Dengan semangat yg luar biasa, Reyhan pergi ke Malaysia untuk menyatakan cinta pada bidadari dr Tanah Jiran.
Cinta memang perlu pembuktian. Bertahan atau goyah di pertengahan jalan. Kisah kasih Reyhan memang tak berlangsung mulus mirip jalan tol. Sebuah kenyataan pahit, Dewi telah mempunyai kekasih bernama Adam (Ashraf Muslim). Dan Reyhan sendiri, ada seorang sahabat kecil Reyhan bernama Aliyah (Donita) yg masih menghendaki cinta padanya. Badai demi tornado menghantam mereka. Kemana arah kapal Reyhan & Dewi melaju serta berlabuh?
Film yg disutradarai Aziz M. Osman & Herdanius Larobu ini memang unik sebab melibatkan artis dua negara. Selain bersetting Malaysia & Indonesia, film ini pula berlatarkan Timur Tengah seperti Arab Saudi maupun Suriah. Tentu sangat memanjakan mata para penonton.
Dari segi alur kisah memang tidak mengecewakan pelik & membuat kita berpikir terus sepanjang keluar dr bioskop. Satu yg unik, kita menyaksikan Fahri mengaji tanpa sulih bunyi. [ @paramuda /Wargamasyarakat]