Kisah Orang Shalih yang Selalu Berprasangka Baik Terhadap Ketentuan Allah

Bismillahirrahmanirrahim – “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Assalamualaikum Pembaca…Kali ini saya ingin menuliskan salah satu kisah yg penuh nasihat yg sudah cukup membuat saya tersentuh dgn apa yg dikisahkan.

Kisah ini diceritakan oleh Masruq salah seorang Tabi’in yg merupakan murid dr para sahabat Nabi Muhammad SAW mirip Abdullah bin Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, & Aisyah binti Abu bakar. Itu makanya dia termasuk dlm golongan Salafus Shalih.

Diriwayatkan bahwa Masyruq mempunyai sifat zuhud, wara, serta gemar beribadah.

Kisah ini menceritakan perihal seorang shalih yg senantiasa berpikir kasatmata terhadap takdir Allah yg menimpa dirinya. Bagaimana kisahnya? Baca lanjutan artikel bawah ini:

Kisah Orang Shalih yg Selalu Berprasangka Baik Terhadap Takdir Allah

Masruq meriwayatkan, “Dahulu ada seorang pria yg tinggal di pedusunan Arab. Laki-laki ini memiliki hewan peliharaan yaitu seekor anjing, seekor keledai & seekor ayam jantan. Binatang-binatang itu sangat berguna bagi dirinya, ayam jantan membangunkannya untuk sholat Subuh, keledai membantunya untuk membawa barang-barang bawaan, & anjing menjaganya dr gangguan orang-orang yg ingin berbuat jahat.

Masruq melanjutkan kisahnya, “Pada sebuah hari tiba serigala memangsa ayam jantannya, ia pun bersedih hati dgn hilangnya ayam jantan tersebut. Akan tetapi ia ialah seorang yg shalih, ia berkata, ‘Semoga insiden ini menjadi suatu kebaikan’.

Beberapa hari kemudian, serigala itu tiba lagi & menggigit perut keledainya, sehingga keledai itu mati. Ia pun bersedih hati dgn kematian keledainya tersebut. Namun, karena ia yaitu seorang yg shalih, ia tetap mengatakan, ‘Semoga kejadian ini pula menjadi sebuah kebaikan’. Beberapa hari sehabis maut keledainya, anjingnya pun mati. Ia kian murung, akan tetapi ia tetap mengatakan, ‘Semoga peristiwa ini pula menjadi sebuah kebaikan’.

  Hal-Hal Yang Tidak Membolehkan Mengqasar Salat

Beberapa waktu setelah peristiwa itu, tatkala ia bangkit pada suatu pagi, ia menyaksikan orang-orang yg ada di sekitarlingkungannya telah ditawan, & yg tinggal hanyalah ia & keluarganya.”

Masruq berkata, “Sesungguhnya, hal yg menyebabkan mereka ditawan yaitu karena mereka memiliki binatang-binatang peliharaan yg selalu menyebabkan keributan dr bunyi mereka, sementara ia tak lagi mempunyai binatang peliharaan yg mampu mengakibatkan kericuhan, alasannya adalah anjing, keledai, & ayam jantannya sudah mati. Maka maut binatang-binatang peliharaannya pun benar-benar telah menjadi sebuah kebaikan baginya, sesuai yg telah ditakdirkan Allah SWT.”

(Lihat, Ar-Ridha ‘Anillah (28), karangan Ibnu Abu Ad-Dunya. Al Ihya ‘(IV/336), Ittihaf As-Sadah (XII/533).

Begitulah kisahnya. Jadi dlm kisah di atas orang shalih itu selalu mempunyai impian aktual terhadap apa pun kondisinya. ia selalu berprasangka baik pada Allah SWT.

Terkait harapan & doa, Allah SWT pun dlm Al-Quran berfirman:

Jika kalian bersyukur maka akan Aku tambahkan lezat-Ku untuk kalian. (QS. Ibrahim:7)

Ingatlah kepada-Ku pasti Aku ingat pada kalian. (QS. Al-Baqarah:152)

Berdoalah kalian kepadaKu, pasti akan Kukabulkan bagi kalian. (QS.Ghafir:60)

Tidaklah Allah mengazab mereka, selama mereka memohon ampun (Beristigfar pada Allah). (Al-Anfal:33)