Kisah Nabi Daud As Menjadi Raja Bani Israil

Setelah Nabi Musa dan nabi Harun meninggal dunia, kaum Bani Israil dipimpin oleh Yusya’ bin nun, dengan kepemimpinannya kaum bani Israil mampu menguasai tanah palestina dan bertempat tinggal disana. Akan namun sehabis Yusya’ bin Nun meninggal keadaan bani Israil menjadi terpecah-pecah, isi kitab Taurat berani di rubah-rubah dan ditambah-tambah dan suka bersilang pertimbangan .
Akibatnya kondisi kaum bani Israil yang telah terpecah-pecah mampu mudah dikalahkan kembali dan akibatnya menjadi bangsa yang terjajah dan tertindas, ketika itu penguasa yang menindas mereka ialah dipimpin seorang raja gagah perkasa berjulukan Jalut. Penderitaan yang di alami kaum bani Israil berlangsung usang sehingga mereka kembali ke nabi mereka supaya ada seorang pemimpin bagi mereka.
Berikut bahasan ihwal kisah nabi Daud menjadi raja Bani Israil, selengkapnya.

Nama Daud disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak enam belas kali dan kisahnya disebutkan dalam Surah Al Baqarah (2): 251, Al-Anbiya’ (21): 78-80, An-Naml (27): 15-16, Saba’ (34): 10-11, dan Shad (38): 17-26.

يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ

Artinya : Hai Daud, sebenarnya Kami mengakibatkan kau khalifah (penguasa) di tampang bumi, maka berilah keputusan (kasus) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan menerima azab yang berat, sebab mereka melewatkan hari perhitungan. Qs. Shad (38): 26

Latar Belakang Sejarah

Di dalam ayat Al Qur’an menyebutkan bahwa Bani Israil mendapat penindasan. Disebutkan bahwa mereka diusir dari kampung halaman dan dipisahkan dari anak-anak mereka. Para pemuka Bani Israil kemudian mengadukan hal itu terhadap nabi mereka dikala itu dan meminta ia mengangkat seorang raja sehingga mereka mampu berperang di bawah pimpinannya.
 
Nabi mereka awalnya ragu karena kalau betul-betul seorang raja sudah dinobatkan, ditakutkan mereka malah justru tak inginberperang. Namun para pemuka tersebut tetap kukuh dengan usul mereka. Tanakh dan Bibel menyebutkan bahwa pihak yang menindas Bani Israil itu adalah bangsa Filistin dan nabi yang dihadiri para pemuka tersebut yaitu Samuel.
 
Saat terjadi peperangan, bangsa Filistin sukses merebut tabut perjanjian dari Bani Israil. Tabut yaitu wadah yang terdiri dari luh-luh atau cuilan batu yang berukirkan sepuluh perintah Allah, gulungan Taurat, dan tongkat Harun.
Setelahnya, Samuel menyatakan bahwa Allah mengangkat Thalut (disebut Saul dalam Yahudi dan Kristen) sebagai raja. Namun para pemuka tersebut awalnya menolak alasannya mereka memandang mereka lebih patut, juga karena Thalut dipandang tidak mempunyai kekayaan. Samuel menjawab bahwa Thalut diberi kelebihan baik dari segi ilmu dan fisik.
 
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa penentangan Thalut menjadi raja lantaran dia berasal dari suku Benyamin, sedangkan tampuk kekuasaan harusnya dipegang suku Yehuda. Samuel juga menyatakan bahwa tanda Allah menentukan Thalut sebagai raja adalah kembalinya tabut pada Bani Israil. Disebutkan bahwa ketika dibawa bangsa Filistin, tabut tersebut menenteng kesialan dan penyakit bagi mereka.
 
Pada karenanya mereka menaruh tabut tersebut di atas gerobak yang ditarik dua sapi betina dan dilepaskan begitu saja. Malaikat kemudian mengarahkan sapi-sapi tersebut biar berlangsung menuju daerah Bani Israil.
Daud Membunuh Raja Jalut
Kitab Al-Qur’an menyebutkan bahwa Thalut menenteng tentaranya memimpin pasukan musuh yang dipimpin Jalut (Goliat). Dalam pertempuran tersebut, Dawud sukses membunuh Jalut. Disebutkan bahwa setelahnya, Allah menawarkan Dawud kerajaan dan nasihat.
Alkitab menjelaskan bahwa pertempuran tersebut terjadi antara Bani Israil dengan bangsa Filistin. Awalnya Dawud ke medan perang hanya alasannya adalah diutus ayahnya untuk menanyakan kabar kakak-kakak Dawud yang menjadi prajurit Thalut, juga mengirimkan bekal makanan terhadap mereka. Jalut dari pasukan Filistin menantang pasukan Bani Israil untuk maju bertanding satu musuh satu dengannya.
Thalut memberitahukan bahwa orang yang berani menghadapi Jalut dan berhasil membunuhnya akan diberi kado besar, dinikahkan dengan putrinya, dan keluarganya dibebaskan dari pajak, namun tetap tidak ada yang berani menghadapinya. Daud kemudian mengajukan diri. Awalnya dia diberi zirah untuk maju, tetapi lalu ditanggalkannya karena Daud merasa tidak bebas dikala mengenakannya. 
Saat bertarung, Daud melontarkan batu dengan ketapel dan perihal dahi Jalut hingga tengkoraknya pecah. Setelah ia tumbang, Daud mendekatinya dan memenggal Jalut dengan pedang Jalut sendiri.
Al-Qur’an tidak mengisahkan Thalut sesudah peperangan melawan Jalut. Al-kitab menyebutkan bahwa Dawud lalu diangkat Thalut sebagai kepala serdadu. 
Namun berbagai keberhasilan yang diraih Daud dalam peperangan membuat Thalut dengki. Daud lalu diantarke banyak sekali pertempuran dengan impian biar beliau terbunuh di medan perang, namun Dawud selalu mampu memenangkan pertempuran. Thalut kemudian menikahkan putrinya, Mikhal, dengan mahar seratus kulit kulup orang Filistin. 
Dawud dan pasukannya lalu maju berperang dan berhasil membunuh banyak orang Filistin, mengambil kulit kulup mereka untuk mahar Daud. Setelahnya, Daud menikahi Mikhal dan menjadi menantu Thalut. Saat Daud berada di kediaman Thalut, Thalut tiba-datang melemparkan tombaknya pada Dawud untuk membunuhnya. Daud berhasil menghindar dan melarikan diri ke rumah Samuel.
Setelah pergi dari kediaman Samuel, Daud hidup berpindah-pindah demi menghindari kemarahan Thalut. Meski demikian, Daud tak maumembunuh Thalut dikala ada peluang. Saat Thalut kembali dari perang melawan Filistin dan buang hajat di sebuah gua yang ternyata merupakan kawasan persembunyian Daud dan beberapa pengikutnya. 
Daud lalu menyelinap dan memotong bab pinggir jubah Thalut. Saat Thalut keluar gua, Daud memanggilnya dan menunjukkan kepingan jubah Thalut, menawarkan bahwa Daud bahu-membahu mampu membunuh Thalut tadi, tetapi tidak Daud kerjakan, menawarkan bahwa Daud tidak berencana jahat pada Thalut semenjak permulaan. 
Thalut menyadari kesalahannya, mengakui bahwa Daud akan menjadi raja, dan meminta agar Daud kelak tidak membunuh keturunannya. Daud bersumpah akan melakukan undangan Thalut. Keduanya kemudian berpisah. Meski demikian, Daud masih tidak percaya dengan Thalut sehingga tetap hidup berpindah-pindah.
Samuel wafat pada sekitar tahun kedelapan belas kurun kekuasaan Thalut. Saat perang kembali pecah antara Bani Israil dengan bangsa Filistin, putra-putra Thalut terbunuh. Thalut sendiri kemudian menjatuhkan dirinya pada pedangnya sendiri dan lalu tewas
Daud diangkat Menjadi Raja
Alkitab menyebutkan bahwa sehabis Thalut mangkat, Daud dilantik sebagai raja saat di Hebron. Jauh sebelumnya, Samuel sesungguhnya telah menobatkan Daud selaku raja, bahkan sebelum Daud membunuh Jalut. Namun pelantikan oleh Samuel hanya disaksikan oleh keluarga Daud saja.
Pelantikan Daud oleh Samuel ini disebabkan karena Thalut telah melanggar beberapa perintah Allah sehingga Allah tidak mengakuinya lagi sebagai raja secara keagamaan. Secara politis, Daud dilantik sebagai raja sehabis Thalut mangkat. Daud dikala itu berusia tiga puluh tahun.
Kedudukan Raja Israel secara berbarengan juga diklaim putra Thalut yang masih hidup, Isyboset, dengan mantan panglima Thalut, Abner, selaku penunjang utamanya. Terjadi perang saudara di antara kedua belah pihak. Namun Abner lalu beralih pihak, mendatangi dan menyatakan kesetiaan pada Daud sebab Isyboset telah menuduh Abner berbuat asusila dengan selir Thalut. 
Namun seorang panglima Daud, Yoab, meragukan bahwa Abner datang kepada Daud untuk memata-matai, juga membalaskan dendam adiknya yang tewas, sehingga beliau kemudian membunuh Abner. Daud mengecam tindakan Yoab yang dilakukan tanpa sepengetahuannya dan ikut berduka untuk Abner, bahkan turut mengiringi jenazahnya saat hendak dimakamkan. 
Di tempat lain, Isyboset dibunuh dua perwiranya sendiri dikala sedang tidur di kediamannya. Mereka kemudian membawa kepala Isyboset pada Daud, namun Daud justru memerintahkan kedua perwira tersebut dieksekusi mati alasannya adalah mereka dipandang selaku penjahat yang sudah membunuh orang yang tidak bersalah dan sedang tidur di rumahnya sendiri. Kematian Isyboset menyebabkan Daud sebagai raja tunggal atas Bani Israil. 
Daud dipandang selaku nabi dalam Islam. Dalam Al Qur’an, penyebutan Daud lebih ditekankan pada keunggulan atau mukjizatnya, bukan pada alur kronologi kehidupannya sebagaimana dalam cerita Yusuf atau Musa.
Al Qur’an menyebutkan bahwa Daud sebagai sosok yang dianugerahi kerajaan, pesan yang tersirat, kebijaksanaan, diberi petunjuk, ilmu, hamba Allah yang taat dan mempunyai kekuatan, dan khalifah yang mempunyai kedudukan yang akrab di sisi Allah dan daerah kembali yang baik. Namanya juga dirangkaikan dengan nabi lain, terutama Sulaiman yang ialah putranya sendiri. Muslim juga mengenal Daud dari puasanya yang disebut Puasa Daud.

Mukjizat dan Ibadah

Al Qur’an menerangkan bahwa Daud memiliki mukjizat membuat zirah. Beberapa ulama menawarkan keterangan bahwa Allah melunakkan besi untuk Daud sehingga ia dapat memintalnya dengan tangannya sendiri tanpa alat atau api. Disebutkan bahwa Daud lalu memasarkan zirah buatannya dengan harga setara 6.000 dirham.
Disebutkan pula bahwa gunung-gunung dan burung-burung turut bertasbih bersama Daud dikala ia membaca Zabur. Para ulama menyebutkan bahwa Allah mengaruniakan Daud bunyi yang sungguh merdu yang belum pernah dikaruniakan pada orang lain. Disebutkan bahwa orang-orang yang mendengarnya akan meloncat-loncat seperti menari. 
Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Daud dapat melantunkan Zabur dengan tujuh puluh jenis suara. Suaranya yang merdu menciptakan orang yang murung dan sakit menjadi lupa akan kesedihan dan penyakitnya. Alkitab menyebutkan bahwa Daud akil memainkan kecapi. Saat Daud memainkan kecapinya, roh jahat yang mengganggu Thalut lenyap.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Daud puasa berselang-seling: sehari berpuasa dan sehari berbuka. Daud juga disebutkan tidur pada separuh malam, bangun untuk ibadah malam pada sepertiganya, dan tidur lagi pada seperenamnya.
Wafatnya Nabi Daud As.

Sebuah riwayat hadits menyebutkan bahwa Daud wafat pada usia seratus tahun. Disebutkan bahwa Allah menampakkan kepada Adam keturunan-keturunannya kelak. Saat melihat Daud, disebutkan bahwa jatah umurnya ialah enam puluh tahun, dan Adam meminta agar umur Daud ditambah empat puluh tahun dari umurnya sendiri. 
Namun ketika malaikat ajal mengunjungi Adam, Adam mengelak dengan argumentasi usianya masih tersisa empat puluh tahun lagi dan beliau lupa pernah memberikannya terhadap Daud.
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Daud meninggal pada hari Rabu secara mendadak. Selain Harun dan Musa, tidak ada kematian nabi yang membuat Bani Israil sangat gelisah dan bersedih melebihi akhir hayat Daud. Prosesi pemakamannya didatangi banyak orang dan Sulaiman memerintahkan burung-burung berkumpul membuat naungan dan menghembuskan angin supaya mereka tidak kepanasan.
Sumber Alkitab menyebutkan bahwa Daud wafat pada usia tujuh puluh tahun sesudah berkuasa selama empat puluh tahun. Dia dimakamkan di Yerusalem. Dalam Midras, disebutkan bahwa Adam memberikan tujuh puluh tahun dari usianya pada Daud.
Demikian bahasan singkat ihwal dongeng nabi Daud menjadi raja Bani Israil, agar berguna.
Wallaahu A’lam.
Sumber : Wikipedia