Mount Everest adalah gunung tertinggi di dunia. Puncak Everest di perbatasan Nepal – Tibet, ketinggiannya meraih 8.848 meter. Mencapai puncak gunung itu merupakan pujian tersendiri bagi pendaki, bahkan menciptakan harum nama negara.
Pratu Asmujiono, seorang Kopassus berusia 25 tahun, ialah orang Asia Tenggara pertama yg meraih puncak itu pada 26 April 1997. Prestasinya membuat banyak orang kagum. Tetapi, kisah spiritualnya di puncak tertinggi itu tak kalah mengagumkan.
Awalnya, misi pendakian ini diprakarsai oleh Danjen Kopasus Mayjen TNI Prabowo Subianto. Mengingat betapa bahayanya pendakian tersebut, Prabowo sempat dianggap asing. Namun ia bergeming. Ia kumpulkan yuniornya di Kopassus & pecinta alam. Prabowo ingin mengalahkan negara-negara tetangga yg sudah bicara ke media akan mencapai puncak gunung tersebut.
“Apa kita rela mereka mendahului kita?. Olimpiade mampu empat tahun sekali, piala dunia bisa empat tahun sekali. Mendaki Puncak Everest itu sekali dlm sejarah,” katanya memotivasi.
Gayung bersambut. Kopassus & pecinta alam Indonesia siap menaklukkan misi ini. Maka Tim Nasional Indonesia yg terdiri dr Kopassus, Wanadri, FPTI & Mapala UI pun berangkat. Mereka melakukan pendakian melalui jalur selatan Nepal pada 12 Maret 1997.
Setelah lewat 46 hari, akibatnya Asmujiono hingga ke puncak Everest. Lelah, tentu. Tetapi dlm lelahnya fisik, Asmujiono mencicipi kesyukuran yg hebat. Ia pula melihat kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dgn berani, ia membuka masker oksigennya. Ia ingin bertakbir & mengumandangkan adzan di puncak tertinggi di dunia itu.
“Allahu akbar… Allaahu akbar..” ia berkumandang lantang, meskipun dadanya sesak berada di ketinggian itu. Tanpa asupan oksigen yg cukup disertai cuaca jelek & dingin yg membekukan. Ia mengalami sinus akut seusai pendakian.
Para dokter dr berbagai negara heran, bagaimana Asmujiono bertahan. Ia masih hidup, meskipun seperempat otaknya sempat membeku. Jika orang lain yg mengalami, mungkin ia tinggal nama.
“Asmujiono diselamatkan oleh Allah alasannya adalah keberaniannya mengumandangkan takbir, memuji kebesaran Allah SWT di Puncak Negeri Para Dewa, tanpa ia menghiraukan keamanan jiwanya,” kata dokter Akbar mirip dikutip bazooka-army.org.
Nama Indonesia pun menjadi harum dgn berkibarnya merah putih di sana. “Prestasi gemilng ini mengambarkan bahwa Indonesia selaku negara Asia tenggara pertama yg berhasil meraih Puncak Tertinggi di dunia, mendahului negara Asia tenggara yang lain yg pula mengantarTim Ekspedisi ke Mount Everst,” tulis situs resmi Kopassus. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]