Mengambil momentum tahun baru 2020, khutbah Jumat ini mengambil tema Resolusi Berbasis Muhasabah. Selain tema ini, ditawarkan pula Khutbah Jumat Menyikapi Musibah Banjir 2020, khususnya untuk kawasan Jabodetabek.
Daftar Isi
Khutbah Pertama
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yg sudah memanjangkan usia kita & menyehatkan kita sehingga bisa menunaikan sholat Jumat di permulaan tahun 2020 ini. Sungguh merupakan nikmat paling besar tatkala Allah menjaga iman kita. Maka marilah kita terus bersyukur kepada-Nya dgn senantiasa berusaha meningkatkan taqwa.
Sholawat & salam atas Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yg sudah memberikan keteladanan pada kita semua. Tak ada satu pun petunjuk yg kita butuhkan untuk mengarungi kehidupan ini kecuali dia memperlihatkan keteladanan terbaik untuk umatnya.
Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Di permulaan tahun seperti ini, banyak perusahaan & instansi mencanangkan sasaran sehabis menciptakan evaluasi tahun kemudian. Mereka ingin satu tahun ke depan lebih baik daripada satu tahun yg sudah dilewatinya.
Bagi seorang muslim, sebetulnya setiap perubahan satuan
waktu yakni saat-saat untuk melakukan evaluasi & mendatangkan resolusi. Melakukan
perbaikan dr waktu ke waktu. Muhasabah.
1. Muhasabah
Muhasabah ialah keniscayaan bagi orang-orang yg beriman.
Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yg beriman, bertakwalah pada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yg sudah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); & bertakwalah pada Allah, bahu-membahu Allah Maha
Mengetahui apa yg ananda jalankan.
(QS. Al Hasyr: 18)
Melalui Surat Al Hasyr ayat 18 ini, Allah memerintahkan hamba-hambaNya
yang beriman untuk melakukan muhasabah. Waltandhur nafsum maa qoddamat
lighad. Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yg telah diperbuatnya
untuk hari esok.
Seluruh ulama mufassirin sepakat bahwa makna ghad
pada ayat ini adalah darul baka. Sehingga muhasabah kita yg paling utama ialah
terkait dgn apa yg sudah kita lakukan untuk alam baka. Bukan sekedar masa
depan di dunia ini.
Ketika menerangkan ayat ini, Ibnu Katsir mengingatkan
sebagaimana Khalifah Umar bin Khattab mengingatkan.
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ
تُحَاسَبُوا
Hitung-hitunglah diri kalian sendiri sebelum kalian
dijumlah (di akhirat nanti).
Maka kualitas dogma & ibadah kita mestinya menjadi materi
muhasabah. Karena itulah yg akan menjadi bekal masa depan akhirat kita.
Bagaimana shalat kita. Amal pertama & utama yg nanti
akan dihisab di darul baka. Sudahkan kita berusaha shalat berjamaah.
Abdullah bin Ummi Maktum pernah minta izin terhadap
Rasulullah. “Ya Rasulullah, rumahku jauh & gue tidak memiliki penuntun ke
masjid. Bolehkah gue shalat di rumah?”
Rasulullah tahu sahabatnya ini tak bisa menyaksikan. Maka ia
mengijinkan. Namun tatkala Abdullah bin Ummi Maktum hendak pulang, ia dipanggil
kembali. “Apakah tatkala kau-sekalian mendengar adzan tatkala di rumah?”
“Benar ya Rasulullah. Adzan terdengar hingga rumahku.”
“Kalau begitu, shalatlah berjamaah di masjid.”
Sejak dikala itu, Abdullah bin Ummi Maktum tak pernah
meninggalkan shalat jamaah di masjid. Bahkan beliaulah yg adzan Subuh. Artinya,
sebelum fajar sudah berada di masjid. Padahal dia buta.
Bagaimana tilawah kita. Sudahkah kita membiasakan membaca
Al Qur’an & memperbesar hafalan kita? Yang di darul baka kelak akan menentukan
ketinggian derajat nirwana.
Para sahabat demikian mesra dgn Al Alquran & senantiasa
gesit mengamalkannya. Sehingga Sayyid Qutb menyebut mereka jailul qur’anil
farid. Generasi Qur’ani yg unik.
Para teman Nabi sampai hero Islam yg namanya baka hingga saat ini, mereka adalah orang-orang yg demikian mesra dgn kitab suci. Para ulama sampai para pembebas negeri mirip Shalahuddin Al Ayyubi & Muhammad Al Fatih, ternyata mereka yakni para penghafal Al Quran. Bahkan sudah hafizh semenjak kecil. Bagaimana dgn kita, sudah bertambah berapa hafalan Qur’an kita dlm setahun lamanya?
Bagaimana sedekah kita? Yang akan menjadi benteng dari
bencana alam di dunia & benteng dr api neraka. Para sobat mencontohkan dalam
kondisi lapang & sempit mereka bederma. Hingga ada yg sambil menangis
menenteng segenggam kurma. Karena cuma itu yg sanggup mereka infakkan.
2. Resolusi
Jama’ah Jumat hafidhakumullah,
Muhasabah harus bermuara pada kesimpulan bahwa amal-amal kita masih sedikit sedangkan dosa-dosa kita banyak. Bekal kita untuk masa depan alam baka masih sangat kurang. Sehingga muhasabah yg benar akan melahirkan resolusi & perbaikan.
Kalau perusahaan & orang-orang menciptakan resolusi untuk
kinerjanya mengejar kesuksesan dunia, semestinya kita membuat resolusi berbasis
muhasabah untuk kesuksesan darul baka kita. Tentu boleh kita memiliki target
kesuksesan dunia, tetapi tujuan kesannya tetap akhirat.
وَابْتَغِ
فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا
Dan carilah pada apa yg sudah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri alam baka, & janganlah ananda melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi.. (QS. Al Qashash: 77)
Maka berangkat dr muhasabah, kita buat resolusi.
Terkait shalat kita. Jika belum lengkap berjamaah, kita lengkapi. Tidakkah kita
ingin seperti Said bin Musayyab yg 50 tahun tak pernah ketinggalan shalat
jamaah. Tidakkah kita ingin mirip Muhammad Al Fatih yg semenjak baligh tak
pernah meninggalkan shalat jamaah.
Kita optimalkan pula khusyu’ dlm shalat kita. Tidakkah
kita ingin demikian mesra berkomunikasi dgn Allah sebagaimana Rasulullah dan
para sobat mendapatkan kenikmatan paling besar dlm shalat.
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
Dan dijadikan penyejuk hatiku dlm shalat. (HR
Nasa’i & Ahmad)
Ali bin Abu Thalib pernah terkena panah. Di zaman itu
belum ada anestesi mirip kini. Umumnya orang di zaman itu memakai
khamr agar tak merasa kesakitan saat anak panahnya dicabut. Namun Ali tidak
mau. Ia minta anak panah itu dicabut dikala shalat. Dan demikian khusyu’nya
shalat, Ali tak mengerang kesakitan ketika anak panah itu dicabut.
Kalau kita sudah muhasabah wacana tilawah & hafalan
kita. Maka perlu menghadirkan resolusi semoga di tahun gres ini tilawah kita lebih
banyak. Tadabbur kita lebih lama. Dan hafalan bertambah.
Kalau kita sudah muhasabah wacana sedekah kita. Maka perlu
menghadirkan resolusi supaya di tahun baru ini sedekah kita lebih besar. Ini juga
membuat kita lebih semangat untuk kerja lebih keras, kerja lebih pandai dan
tentunya kerja lebih lapang dada.
Semoga dgn resolusi ini, kita kemudian bertumbuh semakin
taqwa pada Allah Subhanahu wa Ta’ala & bekal kita ke darul baka semakin banyak.
أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ
مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ،
وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ،
وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ
عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ،
وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا
الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
< Khutbah Lainnya | Download versi PDF > |
Khutbah Jumat 2022 | Telegram Wargamasyarakat |