Khutbah Jumat Rabiul Akhir 2022: Doa Cinta Lintas Zaman

Kini kita memasuki bulan Rabiul Akhir 1444 hijriah. Bulan keempat dlm kalender Islam. Bulan turunnya Surat Al-Hasyr, yg di dalamnya ada doa cinta orang-orang beriman lintas zaman. Karenanya, khutbah jumat Rabiul Akhir 2022 ini mengambil tema Doa Cinta Lintas Zaman.

Khutbah Pertama

إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah yg sudah menganugerahkan demikian banyak nikmat pada kita; nikmat akidah hingga lezat kesehatan. Sehingga hari ini, memasuki Jumat pertama Rabiul Akhir, kita mampu mendirikan sholat Jumat & mendengarkan khutbah. Maka marilah kita berupaya memperbanyak syukur & mengembangkan taqwa.

Pada bulan yg sama, tepatnya pada Rabiul Akhir 4 hijriyah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Surat Al-Hasyr. Allah menurunkan surat itu sesudah terjadinya perang Bani Nadhir. Di antara ayatnya ada yg berisi doa orang-orang yg beriman yg sebaiknya doa itu kita amalkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dlm ayat 10 Surat Al Hasyr:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yg tiba setelah mereka (Muhajirin & Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami & kerabat-saudara kami yg sudah beriman lebih dahulu dr kami, & janganlah Engkau membiarkan kedengkian dlm hati kami terhadap orang-orang yg beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 10)

Siapa mereka?

Jama’ah Jum’at yg Allah muliakan,
Siapakah walladziina jaa’u mim ba’dihim yg Allah maksudkan dlm ayat ini? Buya Hamka dlm Tafsir Al-Azhar menerangkan, ada dua penafsiran. Sebagian ulama menafsirkan mereka yaitu tabi’in, generasi sehabis sahabat yg berguru & berguru pada mereka. Sebagian ulama lagi menafsirkan mereka adalah orang-orang yg beriman pada risalah Nabi Muhammad meskipun telah jauh jarak waktunya dgn Muhajirin & Anshar.

Pendapat kedua inilah yg Buya Hamka pilih. Maka ia melajutkan, “Walaupun kita yg 14 era setelah Nabi ini, masuklah pula dlm golongan walladziina jaa’uu min ba’dihim asalkan kita setia memegang teguh ajarannya & mengerjakan sunnahnya.”

Ibnu Katsir pula menafsirkan bahwa mereka yaitu generasi setelah muhajirin & anshar yg mengikuti jejak & sifat-sifat baik mereka. Sebagaimana Allah firmankan dlm Surat At-Taubah ayat 100:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yg terdahulu lagi yg pertama-tama (masuk Islam) dr golongan muhajirin & anshar & orang-orang yg mengikuti mereka dgn baik, Allah ridha pada mereka & merekapun ridha pada Allah & Allah menyediakan bagi mereka nirwana-nirwana yg mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yg besar. (QS. At-Taubah: 100)

Ketika mendengar seorang laki-laki membaca Surat At Taubah ayat 100 ini, Umar bin Khattab mengajukan pertanyaan, “Siapa yg mengajarimu ayat ini?”
“Ubay bin Ka’ab.”
“Jangan berpisah dariku sebelum gue hadapkan ananda pada Ubay bin Ka’ab.”

Umar pun mengajak orang itu menemui Ubay bin Ka’ab. “Apakah kamu-sekalian yg mengajarkan bacaan ini kepadanya?” tanya Umar pada Ubay.
“Ya, benar.”
“Apakah ananda mendengarnya dr Rasulullah?”
“Ya, gue mendengarnya dr dia.”
“Sebelumnya gue menerka bahwa kita sudah menduduki tingkatan tinggi yg tak mungkin diraih oleh generasi sehabis kita.”

Demikianlah, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu hingga takjub ternyata generasi berikutnya mempunyai potensi kedudukan mulia di akhirat kelak sebagaimana generasi teman.

Suatu hari, Rasulullah menyatakan rindu pada saudara-saudaranya.

وَدِدْتُ أَنِّي قَدْ رَأَيْتُ إِخْوَانَنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَسْنَا إِخْوَانَكَ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانِي الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ

“Aku ingin melihat kerabat-saudaraku.” Sebagian sahabat mengajukan pertanyaan, “Wahai Rasulullah, bukankah kami yaitu kerabat-saudaramu?” Beliau menjawab, “Kalian adalah teman-sahabatku. Saudara-saudaraku belumlah tiba kini. Aku akan menemui mereka di al-Haudh.” (HR. An Nasa’i; shahih)

Demikianlah, bahkan Rasulullah menyatakan kerinduannya pada umat yg belum lahir pada dikala itu. Umat yg tak pernah berjumpa ia tetapi beriman pada ia. Rasulullah akan menemui mereka di telaga Al-Kautsar. Mereka itulah walladziina jaa’u mim ba’dihim & gampang-mudahan kita termasuk di dalamnya.

Doa cinta

Mereka itu berdoa, memohon ampunan untuk diri mereka sendiri & memohonkan ampunan untuk para pendahulu dr kelompok orang-orang beriman. Terutama para sahabat Nabi.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ

Ya Rabb kami, beri ampunlah kami & kerabat-saudara kami yg telah beriman lebih dulu dr kami,

Inilah yg mereka pinta; ampunan Allah. Karena kunci kebaikan di dunia & alam baka yakni ampunan-Nya. Kunci kebahagiaan dlm hidup ini serta kehidupan sesudah mati yaitu ampunan-Nya.

Memohon ampunan artinya kita menyadari bahwa kita tak luput dr dosa & cuma pada Allah kita minta ampunan karena hanya ia yg bisa mengampuni kita. Hanya ia yg mampu membersihkan & menjaga kita dr segala bentuk dosa.

Namun, permohonan ampunan ini bukan hanya untuk pribadi tetapi pula untuk para pendahulu dr kelompok orang-orang mukmin, utamanya para sahabat radhiyallahu ‘anhum ‘ajma’in.

Ayat pula memperlihatkan bahwa orang-orang mukmin itu saling menyayangi melampaui batas generasi. Mereka saling mendoakan utamanya untuk para sahabat Nabi. Maka Ibnu Katsir mengecualikan syiah (rafidhah) dr golongan ini sebab mereka mencaci sobat Nabi.

Ayat ini sekaligus menunjukkan bahwa doa untuk orang-orang yg telah meninggal itu sampai & berfaedah untuk mereka. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala yg menawarkan tuntunan untuk mendoakan para teman melalui doa yg ia abadikan dlm Al-Qur’an.

Jangan ada ghil di antara kita

Bagian kedua dr doa mereka memohon kebersihan hati dr ghil.

وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا

dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dlm hati kami terhadap orang-orang yg beriman;

Syekh Wahbah Az-Zuhaili dlm Tafsir Al-Munir menerangkan, ghil yakni jengkel, benci, & hasad. Maka jangan hingga ada rasa benci & iri dengki pada orang-orang yg beriman. Bahkan, rasa jengkel yg lebih halus dr iri pun harus kita kikis. Kita memohon pada Allah semoga penyakit-penyakit hati ini tak masuk dlm hati kita.

“Ayat ini menjadi dalil ihwal solidaritas di antara segenap lapisan generasi umat, mulai generasi pertama & generasi-generasi selanjutnya. Juga keharusan mengasihi sahat & perintah mendoakan mereka,” terang Syekh Wahbah Az-Zuhaili.

Sayyid Qutb lebih tegas lagi. Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an beliau menjelaskan, dr ayat ini, terlihat dgn terperinci watak & citra umat Islam yg cerah & bersinar di alam semesta. Perekat yg kuat & kokoh mengikat antara kelompok permulaan umat ini dgn kelompok yg kemudian. Dengan rasa saling mengasihi & saling mencintai  dlm ikatan kekeluargaan & persaudaraan yg melampaui batas teritorial & lintas zaman.

Islam yg membangun masyarakat berbasis kasih sayang sungguh bertolak belakang dgn masyarakat yg ingin dibangun ideologi semacam komunis Karl Marx yg membuat masyarakat saling benci & saling memusuhi.

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Doa mereka ditutup dgn pernyataan bahwa Allah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.

رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sungguh penyantun pada umatnya. Allah menggelarinya bil mu’miniina ra’ufur rahim. Rasulullah tak ingin umatnya mendapatkan azab mirip umat terdahulu. Beliau senantiasa mengkhawatirkan umatnya sehingga saat menjelang wafat, yg dia sebut ialah ummatii, ummatii. Bahkan ia tak menggunakan doa pamungkas di dunia ini sebab akan dia pergunakan untuk memperlihatkan syafaat pada umatnya di alam baka nanti.

Demikian sayangnya Rasulullah pada umat ini, & sungguh sebagaimana sabda Rasulullah, kasih sayang Allah pada hamba-hamba-Nya lebih besar lagi. Maka marilah kita berdoa memohon ampunan & kasih sayang-Nya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

< Khutbah Lainnya Khutbah versi PDF >
Khutbah Jumat 2022 Download

  Suami Stroke, Perlukah Menceraikan Istri?