Khutbah Jumat New Normal: Tiga Amal di Masa Sulit

Khutbah Jumat ini untuk masa new normal. Meskipun aktifitas mulai berlangsung, masih banyak hambatan & kekurangan . Masih merupakan masa sulit. Sehingga Khutbah Jumat New Normal ini mengambil tema Tiga Amal di Masa Sulit.

Khutbah Pertama dr Khutbah Jumat New Normal

إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Alhamdulillah hari ini kita masih bisa menyelenggarakan Sholat Jumat dgn tetap menerapkan protokol kesehatan. Maka sepantasnya kita bersyukur pada Allah Subhanahu wa Ta’ala yg telah memanjangkan umur kita & menganugerahkan demikian banyak lezat pada kita. Semoga Allah menjaga kita semua & segera mengangkat virus corona dr dunia.

Kita kita berada di masa yg diistilahkan new normal. Adaptasi kenormalan baru. Meskipun aktifitas mulai berjalan, masih banyak kendala & kekurangan . Sebagian masih melakukan pekerjaan dr rumah (WFH, work from home), pendidikan pula diselenggarakan dgn cara mencar ilmu dr rumah (LFH, learn from home). Pandemi memang merupakan masa sulit.

Lalu apa yg perlu menjadi acara khusus kita di masa sulit? Beruntunglah kita selaku umat Islam. Bertabur demikian banyak pola & keteladanan dr Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Termasuk bagaimana ia menghadapi masa sulit. Setidaknya, ada tiga amal yg kita peroleh dr agungnya keteladanan beliau.

1. Meningkatkan Iman & Kesabaran

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Agenda utama kita di masa sulit, tergolong masa new wajar ini, yaitu memajukan iman & keteguhan. Wabah atau pandemi, yg dlm bahasa hadits disebut tha’un, merupakan rahmat bagi orang-orang yg beriman.

أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ ، فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya ia (thaun) ialah adzab yg diantarAllah pada siapa yg diinginkan-Nya. Lalu Allah menjadikannya rahmat bagi orang-orang yg beriman.” (HR. Bukhari)

Ia menjadi ujian, yg harus disikapi dgn mengembangkan dogma & ketabahan. Dimulai dr keyakinan bahwa kita dr Allah & akan kembali kepada-Nya. Demikian pula segala yg kita miliki, seluruhnya yakni pemberian Allah. Dialah pemilik sejati yg sewaktu-waktu bisa mengambilnya kembali.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dgn sedikit cemas, kelaparan, kelemahan harta, jiwa & buah-buahan. Dan berikanlah gosip gembira pada orang-orang yg tabah. (yakni) orang-orang yg apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al Baqarah: 155-156)

Termasuk di antara tanda ketekunan di masa pandemi, meyakini bahwa tak ada yg bisa menimpa kita kecuali apa yg ditetapkan Allah. Keyakinan ini menjadi salah satu syarat mendapat pahala mati syahid di masa pandemi. Sebagaimana lanjutan hadits di atas:

فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِى بَلَدِهِ صَابِرًا ، يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ

“Tidak seorang pun hamba yg ditimpa thaun kemudian tetap tinggal di negerinya dlm keadaan tabah & mengetahui tak ada yg menimpa dirinya kecuali apa yg ditetapkan Allah untuknya, maka baginya seperti pahala mati syahid.” (HR. Bukhari)

2. Menumbuhkan Optimisme

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Amal kedua yg dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masa-masa sulit yaitu mempertahankan optimisme. Beliau mengajarkan sikap optimis pada para sobat.

Misalnya ketika terjadi perang Ahzab. Saat itu, 10.000 pasukan koalisi (ahzab) campuran dr kafir Quraisy, Ghatafan & kabilah-kabilah lain hendak menyerbu Madinah. Padahal di Madinah, jumlah seluruh laki-laki hanya ada 3.000 orang.

Maka untuk menahan laju serangan pasukan ahzab, dibuatlah parit besar (khandaq) atas ajuan Salman Al Farisi. Perang itu kemudian pula dikenal dgn nama perang khandaq.

Masa-masa membuat khandaq yaitu masa-masa sulit. Waktunya sungguh terbatas alasannya adalah pasukan ahzab sudah bergerak & mengepung Madinah. Demikian sulitnya waktu itu, hingga-hingga tak ada waktu sholat. Hingga pernah sholat Zhuhur, Ashar, Maghrib & isya’ dijamak dlm satu waktu.

Semua sobat turut bersusah payah membangun parit pertahanan. Menggali & menghancurkan bebatuan. Saat menghadapi kerikil besar yg mereka tak mampu memecahkannya, para sobat meminta sumbangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah memang andalan dlm segala hal, termasuk kekuatan.

Maka Rasulullah memukul batu itu dgn kapak. Tatkala sukses memecahkan sepertiganya, memancar kilatan api & beliau mengucapkan, “Allaahu akbar! Aku sudah diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah, kini saya menyaksikan istana yg merah.”

Beliau melanjutkan dgn pukulan kedua. Keluar kilatan api saat ia berhasil menghancurkan sepertiga selanjutnya. “Allaahu akbar! Aku telah diberi kunci-kunci Persia. Demi Allah, saya menyaksikan istananya yg putih.”

Beliau melanjutkan dgn pukulan kedua. Kembali keluar kilatan api dikala dia sukses menghancurkan batu itu. “Allaahu akbar! Aku sudah diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah, kulihat pintu-pintu Shan’a dr tempatku ini.”

Lihatlah bagaimana Rasulullah di masa sulit yg untuk buang air kecil saja tak sempat, dia mengabarkan kemenangan demi kemenangan Islam. Lihatlah bagaimana Rasulullah di masa sulit yg untuk sholat saja mesti dijamak, ia mengabarkan penaklukan demi penaklukan.

Optimisme para sobat pula bangun. Jangka pendek, Allah mengungguli mereka di perang Ahzab itu. Jangka panjang, Syam, Persia & Yaman seluruhnya futuh. Yaman menjadi negeri muslim dgn dai utamanya Mu’adz bin Jabal. Syam yg semula dikuasai Romawi kemudian menjadi negeri Islam khulafaur rasyidin. Bahkan Persia taklut dlm perang qadisiyah di masa Umar bin Khattab.

Optimisme ini harus selalu hadir. Harapan itu masih ada. Dan dua ayat dlm surat Al Insyirah menjadi wangsit kita.

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا . إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena bekerjsama bareng kesusahan itu ada akomodasi, sebenarnya bersama kesulitan itu ada fasilitas. (QS. Al Insyirah: 5-6)

Optimis ini harus hadir dlm jiwa kita. Bahwa pandemi akan berlalu. Kemudahan akan tiba. Pertolongan Allah akan tiba.

3. Meningkatkan Kapasitas

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Amal ketiga yg dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masa-masa sulit ialah mengembangkan kapasitas. Kita bisa menyaksikan ketika beliau menghadapi masa sulit di Makkah. Saat terjadinya pemboikotan.

Waktu itu, Bani Hasyim yg melindungi Rasulullah diboikot oleh kafir Quraisy. Diliputi amarah permusuhan pada Rasulullah & kegeraman atas proteksi Bani Hasyim & Bani Abdul Muthalib, orang-orang musyrikin Makkah berkumpul di kediaman Bani Kinanah pada Muharram tahun ketujuh kenabian. Mereka membuat kesepakatan bersama. Sebuah pakta perjanjian yg penuh kezaliman. Memboikot Bani Hasyim & Bani Abdul Muthalib.

Pakta perjanjian itu ditulis oleh Baghid bin Amir bin Hisyam pada sebuah shahifah. Isinya yaitu poin-poin selaku berikut:

  • Tidak boleh melaksanakan perdagangan dgn Bani Hasyim & Bani Abdul Muthalib
  • Tidak boleh menikah dgn mereka
  • Tidak boleh mendatangi, bertamu, berbicara & berinteraksi dgn mereka
  • Tidak boleh mendapatkan perjanjian hening dgn mereka
  • Tidak boleh berbelas kasihan pada mereka

Pemboikotan menciptakan Bani Hasyim & Bani Abdul Muthalib mengalami penderitaan yg mengenaskan. Mereka terpaksa memakan apa saja demi bertahan hidup. Termasuk dedaunan & kulit binatang. Pernah mereka memperoleh kulit unta. Lalu dibersihkan & dibakar, sehabis itu dilunakkan agar bisa disimpan & dijadikan kuliner untuk tiga hari.

Dalam kondisi mirip itu, Rasulullah terus mentarbiyah para sahabat. Jadilah kapasitas para teman nabi meningkat pesat. Rasulullah pula tetap melanjutkan dakwahnya, memanfaatkan setiap waktu untuk mengajak insan cuma beribadah pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semestinya, masa-masa sulit dikala pandemi pula kita isi dgn memajukan kapasitas. Tatkala kita banyak di rumah & banyak waktu luang, pelajari hal-hal gres. Banyak tilawah, banyak tadabbur, banyak membaca, bahkan jika perlu ikuti training-training online. Kelak tatkala masa kembali normal & timbul banyak potensi , kita sudah siap menyambutnya dgn kapasitas kita.

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua dr Khutbah Jumat New Normal

الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Semoga kita semua dimudahkan Allah & senantiasa dijaga-Nya. Menjadi hamba-Nya yg beriman & bertaqwa serta meningkatkan keteguhan.

Di masa pandemi ini, kita tetap optimis & menjaga optimisme. Serta Allah mudahkan kita untuk memajukan kapasitas sehingga kelak kita keluar dr masa sulit menjadi eksklusif-pribadi yg siap berkontribusi lebih untuk umat & peradaban.

Dan gampang-mudahan dgn tiga amalan tadi, Allah merahmati kita & kelak memasukkan kita ke dlm surga-Nya. Marilah kita berdoa dgn khusyu’ memohon pertolongan Allah Subahanahu wa Ta’ala.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 < Khutbah Lainnya Download versi PDF >
Khutbah Jumat 2021 Telegram Wargamasyarakat

  Khutbah Jumat Rabiul Akhir 2021: Kasih Sayang Tanpa Kedengkian