Khutbah Jumat: Menyikapi Musibah Banjir 2020

Awal tahun 2020, banjir melanda banyak wilayah di
Indonesia, utamanya Jabodetabek. Karenanya Khutbah Jumat 3 Januari 2020 ini
mengambil tema Menyikapi Musibah Banjir 2020.

Bagaimana perilaku seorang muslim menghadapi bencana alam,
terutama banjir yg terjadi di permulaan tahun ini? Berikut ini kami persembahkan
dalam bentuk teks khutbah Jumat:

Khutbah Pertama

إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yg telah memanjangkan usia kita sampai bisa memasuki tahun 2020 ini. Sungguh merupakan nikmat-Nya ketika kita hidup dlm keimanan & mudah-mudahan kelak Allah mematikan kita dlm kondisi beriman pula. Maka marilah kita terus berusaha memajukan taqwa kepada-Nya.

Sholawat & salam atas Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yg telah memperlihatkan keteladanan pada kita semua. Bagaimana menghadapi segala hal dlm hidup ini. Baik yg kita senangi sehingga harus banyak bersyukur. Atau apa yg tak kita senangi sehingga harus bersabar.

Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Awal tahun 2020 ini kita dikejutkan dgn petaka banjir yg melanda sejumlah kawasan di Indonesia. Terutama Jabodetabek. Tak cuma kerugian materi akhir terendam & hanyut, banjir Jabodetabek pula menyebabkan sekurang-kurangnya 30 orang meninggal dunia.

Bagaimana sikap kita sebagai muslim menghadapi petaka
banjir ini?

1. Sabar

Sikap pertama selaku seorang muslim tatkala menghadapi
petaka atau hal-hal yg tak disukainya ialah bersabar. Sabar bukan bermakna
menyerah & berdiam diri tanpa ikhtiar. Sabar dlm menghadapi petaka ialah
meneguhkan diri untuk tak menyalahkan takdir Allah & bertahan dalam
mentaati-Nya serta menahan diri dr bermaksiat kepada-Nya.

Maka tatkala menghadapi petaka, termasuk banjir, seorang muslim yg sabar tak akan murka pada Allah. Tidak adakan menyalahkan Allah. Kalimat pertama yg ia ucapkan yakni istirja’ yg berangkat dr kesadaran keyakinan.

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ
إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ

..Dan berikanlah berita bangga pada orang-orang
yang tabah. (yaitu) orang-orang yg apabila ditimpa petaka, mereka
mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (bergotong-royong kami
milik Allah & kepadaNya kami kembali).
(QS. Al Baqarah: 156)

Kesadaran bahwa semua milik Allah & semua akan kembali
kepada-Nya menciptakan kita lebih ringan ketika menghadapi bencana alam. Sebab kita
menyadari semua adalah milik-Nya. Kita pun menjadi tak terlalu kecewa dan
frustasi menghadapi bencana alam seperti ini.

Dan yg lebih mengasyikkan, orang-orang yg bersabar dgn mengucapkan kalimat istirja’ ini, Allah akan memberinya keberkahan, rahmat & isyarat . Sebagaimana Allah sebutkan dlm ayat selanjutnya. Yakni Surat Al Baqarah ayat 157.

Bahkan hadits shahih diterangkan, orang yg bersabar & mengucapkan istirja’ ketika menghadapi musibah, ia akan mendapat pahala & ganti yg lebih baik.

مَا
مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

Tidaklah seorang muslim mengalami musibah, lalu ia
mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’  (dan berdoa) ‘ya Allah berikanlah pahala
untuk musibahku, & gantikan untukku dgn sesuatu yg lebih baik darinya’. Melainkan
Allah akan memberikan pahala dlm musibahnya & memberinya ganti dgn yang
lebih baik.
(HR. Muslim)

2. Membantu korban banjir

Jamaah sholat Jumat yg dirahmati Allah,
Orang-orang mukmin itu bagaikan satu tubuh. Saat yg satu terkena petaka, sepatutnya yg lain menolong. Jangan justru mem-bully orang yg terkena petaka.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ
وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ،
تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang mukmin dlm hal saling mencintai,
saling menyayangi & saling berlemah-lembut di antara mereka ialah mirip
satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka semua anggota badannya
juga merasa demam & tak bisa tidur.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Bahkan kalaupun kita pula terkena musibah, tetapi kerabat
kita lebih membutuhkan, Islam mengajarkan untuk membantunya. Semampu kita. Meskipun
cuma dgn ucapan yg baik & untaian doa. Tentu lebih baik lagi kalau bisa
menolong penyelamatan, membantu konsumsi & dukungan-tunjangan lain yang
diperlukannya.

Pertolongan ini bukan hanya dibatasi untuk kerabat
seiman. Saudara sebangsa & sesama insan pun perlu ditolong. Dan menolong orang
yang membutuhkan seperti inilah yg akan menghadirkan pertolongan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga bencana alam bisa bermetamorfosis berkah.

وَاللَّهُ
فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba
itu menolong saudaranya”.
(HR. Muslim)

3. Muhasabah & introspeksi

Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Datangnya musibah termasuk banjir 2020 ini seharusnya menjadi bahan introspeksi bagi kita. Muhasabah. Sebab pada umumnya musibah datang pada kaum muslimin dlm dua jenis. Pertama, sebagai cobaan. Kedua, peringatan.

Sebagai cobaan, kita kuatkan ketekunan. Namun yg tak
kalah penting, dgn banyak sekali fakta lapangan kita perlu introspeksi bahwa ada
perayaan dlm bencana alam banjir ini.

Peringatan seperti apa? Peringatan sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat & di laut disebabkan
karena tindakan tangan manusi, supaya Allah merasakan pada mereka sebahagian
dari (akhir) tindakan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yg benar).

(QS. Ar Rum: 41)

Sering kali peristiwa terjadi lantaran kerusakan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia. Termasuk banjir pula demikian.

Kerusakan ini ada dua macam. Pertama, kerusakan lingkungan yg menyebabkan terjadinya bencana. Dan ini merupakan serpihan dr sunnatullah. Tatkala hutan digunduli, air yg melaluinya eksklusif lewat tanpa terserap sehingga mudah terjadi banjir & tanah longsor. Tatkala sampah dibuang asal-asalan tergolong ke sungai, ia akan menutup terusan air & menjadi salah satu faktor banjir. Tatkala gedung-gedung dibangun tanpa mengamati keseimbangan alam & ajaran air, pula menjadi salah satu faktor banjir.

Kedua, kerusakan jiwa insan. Yakni dgn kian banyaknya dosa & kemaksiatan, Allah pun menegur manusia untuk kembali terhadap-Nya. Kerusakan seperti ini sangat dikhawatirkan para sahabat sehingga tatkala terjadi gempa di Madinah, Khalifah Umar bin Khattab meminta seluruh orangnya untuk bertaubat.

BNPB menyebutkan, banjir yg meluas di permulaan tahun 2020
ini dipengaruhi oleh curah hujan yg sungguh tinggi & merata. Curah hujan
pada 1 Januari 2020 tergolong ekstrim. Tertinggi selama 24 tahun terakhir. Yakni
377 mm/hari.

Kita bisa membuang sampah pada tempatnya. Kita bisa
menanam kembali hutan & pepohonan. Namun kita tak bisa menertibkan curah
hujan. Di sinilah pentingnya taubat nasuha serta menjauhi segala kemaksiatan
dan dosa.

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Betapa pentingnya taubat nasuha agar Allah mengampuni dosa-dosa kita & menghadirkan keberkahan dlm kehidupan kita. Tanpa keberkahan, hujan menjadi banjir & kemarau menenteng kekeringan. Dengan keberkahan dr Allah, hujan maupun kemarau akan mendatangkan kebaikan & kesejahteraan.

وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ
مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan pada mereka berkah dr langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.
(QS. Al A’raf: 96)

Di final khutbah kedua ini marilah kita berdoa terhadap
Allah mudah-mudahan Allah mengampuni kita atas segala dosa & kesalahan. Juga memberkahi
bangsa kita, menolong seluruh kaum muslimin. Dan menjadikan kita selaku hebat
surga.

Doa

إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ
مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ،
وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ،
وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ
عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ،
وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا
الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

[Khutbah Jumat Menyikapi Musibah Banjir 2020. Edisi 8 Jumadil Awal 1441 H bertepatan 3 Januari 2020. Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Manajemen Cemburu