Khutbah Jumat Akhir Tahun 2021: Empat Langkah Menyikapi Musibah

Pada final tahun 2021 ini, terjadi beberapa petaka di Indonesia. Banjir di banyak kawasan, kebakaran Gedung Cyber Jakarta, hingga erupsi Gunung Semeru. Karenanya Khutbah Jumat tamat tahun 2021 ini mengambil tema Empat Langkah Menyikapi Musibah.

Harapannya, kita mampu menyikapi musibah dgn sikap terbaik. Yang menciptakan Allah ridha & melimpahkan pahala, & kita pun bertumbuh dgn ridha-Nya.

Khutbah Pertama

إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at hafizhakumullah,
Marilah kita selalu berusaha untuk mempertahankan & mengembangkan taqwa pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terlebih di saat seperti ini, tatkala petaka terjadi di aneka macam tempat di negeri ini. Mulai banjir yg melanda Makassar, Manado, Banjarmasin, Bangka, hingga Jakarta. Pada 2 Desember lalu, Gedung Cyber Jakarta terbakar sehingga menjadikan guncangan digital. Puluhan ribu website & aplikasi down. Bahkan sampai hari ini masih ada yg mati.

Musibah modern, erupsi Gunung Semeru. Skalanya pula lebih besar. Hingga puluhan orang meninggal. Tak terhitung berapa jumlah kerugian material. Sebab ada desa-desa yg luluh lantak, rumah-rumah rusak.  

Menyikapi musibah-petaka di banyak sekali tempat mirip ini, setidaknya ada empat langkah yg perlu kita kerjakan:

1. Menghadirkan Kesadaran & Kesabaran

Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Langkah pertama yaitu mendatangkan kesadaran & kesabaran. Sadar bahwa kita ini milik Allah & akan kembali terhadap-Nya. Kesadaran inilah yg akan menciptakan kita bersabar dikala ada musibah, ridha dgn takdir Allah, & ujungnya ialah kebahagiaan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

..Dan berikanlah informasi gembira pada orang-orang yg sabar. (yaitu) orang-orang yg apabila ditimpa bencana alam, mereka mengucapkan: “Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun” (sebetulnya kami milik Allah & terhadap-Nya kami kembali). (QS. Al Baqarah: 155-156)

Bukankah saat terlahir dulu, kita tak menjinjing apa-apa & tak punya apa-apa. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan banyak lezat sampai kita bisa berusaha, kita mampu melakukan pekerjaan . Allah menitipkan harta pada kita. Juga memberi kita keluarga. Maka sejatinya, semuanya yakni milik Allah & setiap dikala dia berhak mengambilnya.

Kesadaran & kesabaran ini menciptakan kita lebih ringan menghadapi petaka. Lebih ringan menyikapi musibah. Dan dgn keteguhan seperti ini, Allah akan menganugerahkan keberkahan, rahmat, & tutorial-Nya. Sebagaimana ayat selanjutnya:

أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Mereka itulah yg mendapat keberkatan yg tepat & rahmat dr Tuhan mereka & mereka itulah orang-orang yg mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah: 157)

2. Bersyukur Musibah Tidak Mengenai Kita

Ketika terjadi musibah & Allah menyelamatkan kita dr musibah tersebut, ada sunnah Rasulullah yg saat ini terlalaikan. Yakni, berdoa dgn mendatangkan rasa syukur lantaran Allah menjaga & menyelamatkan kita dr musibah tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk berdoa:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى عَافَانِى مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِى عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً

Segala puji bagi Allah yg telah menyelamatkan gue dr bencana alam yg menimpamu & sungguh-sungguh memuliakanku dr makhluk yang lain. (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah)

Sebagian ulama menerangkan, doa ini dibaca lirih tanpa terdengar oleh orang yg terkena petaka. Kecuali jika petaka itu yakni petaka dlm agama mirip seseorang yg murtad atau berganti memusuhi Islam.

Dalam lanjutan hadits tersebut, disebutkan fadhilah-nya. Bahwa siapa yg mengucapkan doa tersebut, Allah akan menjaganya dr petaka serupa.

Baca juga: Khutbah Jumat Tahun Baru 2022

3. Membantu Orang yg Terkena Musibah

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Langkah selanjutnya yakni kita menolong & menolong kerabat-saudara kita yg terkena bencana alam. Kita berupaya mengendorkan beban mereka baik dgn menolong eksklusif maupun melalui kontribusi.

Dengan menolong & mengendorkan beban kerabat kita yg terkena bencana alam, Allah akan menawarkan kita pahala sebagaimana pahala ketabahan orang-orang yg terkena petaka tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ

Barang siapa bertakziyah pada orang yg tertimpa bencana alam, maka dia akan mendapatkan sebagaimana pahalanya. (HR Ibnu Majah)

Kata azza pada hadits ini asal maknanya yaitu datang pribadi & bertemu guna memperlihatkan turut berduka atas musibah yg menimpa. Namun tatkala tak mampu hadir dengan-cara fisik, minimal perlindungan kita yg hadir. Donasi kita yg hadir.

Misalnya terhadap korban musibah erupsi Gunung Semeru. Kita tak bisa tiba langsung ke Lumajang, namun mampu merenggangkan beban mereka dgn mendatangkan pertolongan atau bantuan. Bahkan mampu jadi itu lebih berguna bagi mereka.

Dan fadhilah lainnya, tatkala kita menolong saudara kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong & melinduni kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dlm hadits shahih riwayat Imam Muslim:

وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Allah selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim)

4. Mengambil Hikmahnya

Jamaah Jum’at yg Allah muliakan,
Terhadap petaka yg terjadi di berbagai kawasan di negeri ini, kita patut mengambil pesan tersirat. Bahwa petaka-bencana alam ini seharusnya membuat kita lebih mendekat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab sehebat apa pun teknologi manusia, nyatanya tak mampu memprediksi & menghentikan gunung erupsi.

Semua bencana alam pula menyadarkan kita bahwa pada hasilnya kita akan kembai terhadap-Nya. Allah pula dgn mudah mengambil titipan-Nya.

Musibah-petaka yg terjadi, seharusnya membuat kita kembali terhadap-Nya. Lebih taat & bertaqwa kepada-Nya. Kembali ke jalan yg benar. Sebagaimana firman-Nya:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat & di bahari disebabkan karena tindakan tangan insan, supaya Allah merasakan pada mereka sebahagian dr (balasan) tindakan mereka, biar mereka kembali (ke jalan yg benar). (QS. Ar Rum: 41)

Mentadabburi ayat ini, kita menerima bahwa sebagian petaka itu merupakan akibat perbuatan manusia yg merusak alam. Misalnya banjir. Bukankah penggundulan hutan, penebangan liar, kesalahan tata ruang, hingga buang sampah asal-asalan, merupakan faktor-faktor penyebabnya? Maka la’allahum yarji’un tak cuma berarti lebih mendekat pada Allah dgn ibadah mahdlah, namun pula kembali berbuat yg benar dgn menjaga keseimbangan alam. Tidak merusaknya.

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at hafizhakumullah,
Berbagai bencana alam di akhir tahun ini sejatinya mengingatkan bahwa insan itu lemah & hidup di dunia ini sementara. Maka jangan terperdaya hingga teledor dr kehidupan darul baka yg kekal selamanya.

Musibah-bencana alam ini semestinya membuat kita semakin sungguh-sungguh mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan sesudah mati. Menghadapi kehidupan yg abadi. Yang tempat kembalinya cuma nirwana & neraka. Dan sungguh, sebaik-baik bekal yaitu taqwa:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

… Berbekallah, & bergotong-royong sebaik-baik bekal yakni takwa … (QS. Al Baqarah: 197) Maka di akhir khutbah kedua ini marilah kita berdoa pada Allah. Memohon terhadap-Nya ampunan atas segala dosa. Semoga beliau menjaga & mengisitqamahkan kita dlm keimanan & ketaqwaan. Mencurahkan rahmat-Nya & memasukkan kita ke dlm surga-Nya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

< Khutbah Lainnya Khutbah versi PDF >
Khutbah Jumat 2022 Download

  Penerjemah Khutbah: Jamaah Masjidil Haram Bebas Makan di Siang Ramadhan Itu Fitnah