Banyak hadits-hadits dhaif bahkan maudhu’ wacana malam Nisfu Syaban. Namun ada pula hadits shahih yg menjelaskan malam Nisfu Syaban. Apa spesialisasi malam Nisfu Syaban & bagaimana cara mendapatkannya? Berikut ini hadits shahih & penjelasannya.
Daftar Isi
Apa Itu Malam Nisfu Sya’ban?
Malam Nisfu Syaban yakni malam pertengahan bulan Syaban, yakni tanggal 15 Sya’ban. Tidak seperti kalender masehi yg tanggal baru dimulai pada tengah malam jam 00:00, kalender hijriyah memulai tanggal gres semenjak matahari terbenam.
Makara, malam Nisfu Syaban adalah malam 15 Syaban. Pada tahun 1442 hijriyah ini, malam Nisfu Syaban insya Allah jatuh pada Ahad malam Senin, bertepatan dgn tanggal 28 Maret 2021.
Malam Nisfu Syaban termasuk tema yg menyebabkan perdebatan di kalangan para ulama. Terutama soal kemuliaan & menghidupkannya dgn ibadah. DR Abdul Ilah Bin Husain Al Afraj dlm buku Konsep Bid’ah & Toleransi Fiqih menjelaskan, sebagian salafush shalih seperti tabiin yg hidup di negeri Syam menyatakan malam Nisfu Syaban memiliki spesialisasi. Maka mereka pun memuliakannya & beribadah dgn sungguh-sungguh di dalamnya.
Sebagian yg lain mirip tabiin yg hidup di negeri Hijaz tak menetapkan keutamaan apapun bagi malam Nisfu Syaban, sama mirip malam-malam biasa.
Yang menawan, Ibnu Taimiyah dlm Iqtidha’ ash Shirati al Mustaqim menerangkan bahwa malam Nisfu Syaban memang mempunyai keutamaan & kesudahannya sebagian ulama salaf mengkhususkan malam itu dgn memperbanyak ibadah shalat.
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Banyaknya hadits dhaif & maudhu’ seputar malam Nisfu Syaban tergolong yg menyebut keutamaannya berkaitan dgn mengubah atau menangguhkan kematian. Hal itu membuat sebagian ulama memperingatkan untuk tak memuliakannya.
“Berkenaan dgn malam Nisfu Syaban, tak ada hadits yg bisa dijadikan sebagai landasan bagi yg berkenaan dgn keutamaannya atau yg berkenaan dgn padanya ketentuan kematian diubah,” kata Imam Ibnu Al Arabi. “Oleh karena itu janganlah kalian memperhatikannya.”
Namun, ada satu hadits shahih yg menerangkan keutamaan malam Nisfu Syaban. Keshahihannya diakui banyak ulama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Sesungguhnya Allah mengusut pada setiap malam nishfu Sya’ban. Lalu ia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yg berbuat syirik atau yg bertengkar dgn saudaranya. (HR. Ibnu Majah; shahih)
Terkait hadits ini, Atha’ bin Yasar rahimahullah menyampaikan, “Tiada sebuah malam selain Lailatul Qadar yg lebih mulia dibandingkan dengan malam Nisfu Syaban. Pada malam ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia kemudian memperlihatkan ampunan pada seluruh hamba-Nya kecuali orang musyrik (berbuat syirik), suka dengki atau pemutus tali persaudaraan.”
Inilah spesialisasi malam Nisfu Syaban yg kita dapati dr hadits shahih. Pada malam itu, Allah mengampuni seluruh hamba-Nya, kecuali musyrikin & musyaahin.
Cara Mendapatkan Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Dari hadits di atas, kita mengetahui cara supaya menerima keutamaan malam Nisfu Syaban. Dua cara supaya mendapat ampunan Allah di malam itu yakni jangan menjadi musyrikin & jangan menjadi musyaahin. Jangan berbuat syirik & jangan berselisih (memutus tali persaudaraan) dgn sesama mukmin.
1. Jangan Syirik
Agar menerima ampunan Allah di malam Nisfu Syaban, jangan musyrik. Jangan pernah berbuat syirik. Jangan pernah menyekutukan Allah karena ia ialah dosa terbesar & kesesatan yg paling sesat.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tak akan mengampuni dosa syirik, & ia mengampuni segala dosa yg selain dr (syirik) itu, bagi siapa yg diinginkan-Nya. Barangsiapa yg mempersekutukan Allah, maka sungguh ia sudah berbuat dosa yg besar. (QS. An-Nisa’: 48)
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dgn Dia, & ia mengampuni dosa yg selain syirik bagi siapa yg diinginkan-Nya. Barangsiapa yg mempersekutukan (sesuatu) dgn Allah, maka sebetulnya ia sudah kesasar sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa’: 116)
Syirik akan menciptakan pelakunya tak mampu masuk surga & daerah kembalinya ialah neraka.
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya orang yg mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, & tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al Maidah: 72)
Maka pastikan, cuma pada Allah kita menyembah. Hanya pada Allah kita beribadah. Hanya kepada-Nya kita berdoa. Jika dahulu bentuk kesyirikan orang-orang Arab jahiliyah yakni menyembah berhala & berdoa kepadanya, mungkin ketika ini nyaris tak ada orang di sekeliling kita yg menyembah berhala. Namun fenomena kesyirikan di zaman sekarang masih banyak bentuknya. Bisa berupa berdoa & meminta tunjangan pada jin, mempercayai dukun & tukang sihir.
Baca juga: Ayat Kursi
2. Jangan Bermusuhan Sesama Muslim
Yang kedua, semoga menerima keutamaan malam Nisfu Syaban yakni mendapat ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala, jangan menjadi musyaahin. Jangan berselisih dgn sesama muslim. Jangan hasad & memutus persaudaraan dgn kerabat seiman.
Allah menyebut orang-orang beriman sebagai ikhwah. Saudara yg ikatan persaudaraannya seperti kerabat kandung, bahkan lebih berpengaruh lagi.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sebenarnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu & takutlah terhadap Allah, supaya ananda mendapat rahmat. (QS. Al Hujurat: 10)
Ukhuwah Islamiyah harus dijaga. Hasan Al Banna rahimahullan menerangkan, kekuatan ukhuwah merupakan kekuatan kedua yg menjadi karakteristik penduduk Islam di masa Rasulullah setelah kekuatan kepercayaan & aqidah.
Pernah terjadi dlm sejarah dunia Islam, Hulagu Khan cucu Jengis Khan membantai Baghdad. Satu riwayat mengatakan korbannya 200.000 jiwa, riwayat lain menyebut korbannya 400.000 jiwa. Hulaghu pula membumihanguskan masjid, istana, bangunan-bangunan bersejarah, & perpustakaan.
Hulaghu membangun markasnya di luar kota lalu mengirim kabar ingin berjumpa ulama terbesar di Baghdad. Tidak ada ulama yg berani menemui Hulaghu karena ia terkenal dgn kebengisannya. Lalu datanglah Kadihan, guru madrasah yg masih sangat muda & belum berjenggot. Ia membawa serta unta, kambing & ayam jantan.
“Selama ini apakah mereka cuma mendapatkan orang sepertimu untuk menghadapku?” tanya Hulaghu sehabis memperhatikan Kadihan dr ujung kaki hingga ujung kepala.
“Jika kamu-sekalian ingin bertemu dgn yg lebih besar dariku, di luar ada unta. Jika ingin menemui yg berjenggot, di luar ada kambing. Jika ingin bertemu dgn yg suaranya lantang, di luar ayam jantan,” jawab Kadihan dgn tenang. “Engkau mampu menemui mereka kapan pun kau-sekalian mau.”
Hulaghu mengetahui bahwa cowok di depannya bukan orang biasa. Lantas ia mengajukan pertanyaan, “Apa karena yg mendatangkanku kemari?”
“Amal-amal kami. Saat kami lupa pada Allah. Tidak bersyukur atas nikmat-Nya. Berfoya-foya. Saling bermusuhan. Allah mendatangkanmu untuk mencabut nikmat-Nya dr kami.”
“Lalu apa yg bisa mengusirku dr sini?”
“Saat kami sadar kembali lalu bersyukur & bersatu, kau-sekalian tak akan bertahan menghadapi kami.”
Baca juga: Niat Puasa Ramadhan
Maka, jangan sampai kita bertengkar & berselisih apalagi terhadap saudara seiman. Apalagi jikalau mereka ialah orang-orang terdekat mirip kerabat, tetangga, sobat & rekan kerja. Semoga dgn itu, Allah mencurahkan rahmat-Nya & dengan-cara khusus menganugerahkan spesialisasi malam Nisfu Syaban pada kita. Mengampuni dosa-dosa kita. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]