Ketuhanan Berdasarkan Surat An-Nisaa’ dan Al-Ikhlas

Dewasa ini, kebanyakan manusia sudah mulai lupa dgn esensi ketuhanan. Jiwa mereka kosong, hati & pemikiran insan dikala ini sudah banyak dipengaruhi derasnya arus globalisasi. Sehingga pada umumnya dr mereka melupakan adat & peraturan yg dibentuk ‘Tuhan’ mereka. Para insan dikala ini sudah melampaui batas, hingga mendekat pada syirik.

Karena itu marilah sedikit kita kembali membaca Al-Qur’an sebagai perenungan diri. Al-Qur’an mukijizat yg berlaku di setiap zaman senantiasa mempunyai pencerahan dri dilema-masalah yg timbul di muka bumi.

Sepeti halnya perihal ketuhanan yg perlu dikaji lagi supaya iktikad tak terkikis oleh zaman. Beberapa surat yg membicarakan wacana Ketuhanan yakni surat An-Nisaa ayat 48 & 123 serta surat Al-Ikhlas ayat 1-4.

A. Tafsir surat An-Nisaa ayat 48

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tak akan mengampuni dosa syirik, & ia mengampuni segala dosa yg selain dr (syirik) itu, bagi siapa yg diinginkan-Nya. Barangsiapa yg mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yg besar. (QS. An-Nisaa’ :48)

Penjelasan surat:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ

Sesungguhnya Allah tak akan mengampuni bila ia dipersekutukan. (pangkal ayat 48)

Inilah yg pokok dr ad-din (agama) yakni mengakui adanya yang kuasa itu hanya satu. Tidak ada yg lain yg bersreikat atau bersekutu dgn Dia, baik dlm ketuhanan-Nya ayat dlm kekuasaan-Nya. Sebab itu kalau ada orang yg menilai bahwa ada yg lain yg turut berkuasa di samping Allah, turut menjadi Tuhan pula, maka sesatlah faham orang itu. Dan tidaklah Allah akan memberinya ampun.

بَهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَا لِكَ لِمَنْ يَشَآءُ

Dan ia akan mengampuni yg selain demikian bagi siapa yg ia kehendaki.

Artinya dosa-dosa yg lain, yg bukan dosa syirik masih mampu di ampuni oleh ilahi untuk siapa-siapa yg layak diampuni berdasarkan pilihan yang kuasa. Makanya diayat ini ilahi memberi tekaknan bahwa dosa selain syirik bisa diampuni bagi siapa yg ia kehendaki lantaran pada umunya sebuah dosa besar timbul ialah dikarenakan telah syirik apalagi dahulu.

Sehingga tersebutlah di dlm hadist yg asli: “Tidaklah mencuri seorang pencuri melainkan karena ia musyrik. Tidaklah berzina seorang pezina melainkan karena ia musyrik.” (Dari Tafsir Al-Azhar)

Mengapa pencuri mencuri karena musyrik? Ialah karena ingatannya tak satu lagi pada Allah. Allah telah diduakannya dgn keinginannya yg jahat. Perintah dr harapan yg jahat itulah yg memerintahkannya sehingga dilanggarnya cita-cita Allah.

Orang yg berzina pun demikian, orang terlanjur berzina lantaran kepercayaannya pada azab Tuhan sudah tak berpengeruh lagi pada dirinya. Yang mempengaruhinya ialah syahwatnya.

Sesungguhnya yg demikian, pintu ampunan dr Tuhan masih terbuka pada orang orang yg dikehendakiNya, yg dlm persepsi Tuhan ada pada penyesalan yg sungguh sangat. Dan Tuhan pun bersabda bahwasanya dosa syirik sekalipun yg tak mampu diampuni oleh dewa itu. Akan diampuninya pula apabila taubat dgn sangat-sungguh.

Bukankan sahabat-sahabat Rasulullah yg besar-besar itu ialah dahulunya yakni bukan orang muslim? mereka menyembah berhala seluruhnya, maka sehabis mengakui ke Esaan Tuhan & mengakui kebenaran Muhammad. Dosa mereka diampuni dosa & mereka pun menjadi islam yg baik.

Oleh alasannya itu, maka ayat ini memberikan pengertian bahwa dosa syirik itulah yg akan disingkiri sungguh-sungguh terlebih dahulu. Apabila tauhid telah matang maksudnya hanya satu pada Allah. Maka kebajikan yg lain akan menurut & kejahatan yg lain sendirinya akan hilang.

Bila kita sambungkan ayat ini dgn ayat-ayat yg sebelumnya, terhadapa pemuka-pemuka yahudi tadi, di perintahkan mereka biar kembali pada tauhid yg sejati. Apabila tauhid sudah dipegang teguh, hatipun terbuka mendapatkan kebenaran Allah. Dengan sendirinya akan mereka terima segala wahyu yg diturunkan Tuhan, baik taurat, injil atau Al-Qur’an.

Tauhid yaitu jalan kelepasan jiwa dr pada segala ikatan, alasannya adalah syirik yakni memandang ada pula yg berkuasa selain Tuhan dlm alam ini. Tauhid yakni jiwa bebas dr dampak alam. Syirik yaitu jiwa budak. Tauhid tidaklah terpisah dr kata merdeka. Tauhid pula perhambaan, tetapi perhambaan pada Pencipta Alam itu sendiri.

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

(Barang siapa mempersukutukan Allah maka sesungguhnya ia sudah berbuat dosa yg besar )

Segala dosa mampu diampuni, namun syirik tidak! Inilah pokok pegangan.

 Menurut Syaikh Abul Bagaa, syirik di bagi menjadi 6 yakni:

1. Syirik al-istiqlah yaitu memutuskan pendirian bahwa Tuhan itu ada dua & keduanya bebas bertindak sendiri-sendiri.

Contohnya : mirip syiriknya orang majusi (penyembah api) berdasarkan mereka Tuhan ada 2 yakni:

a. Ahuramazda : tuhan dr segala kebaikan

b. Ahriman : ilahi dr segala kejahatan

Menurut ijma ulama hukumnya kafir.

2. Syirik at-tabi’ah yaitu menyusun Tuhan yg terdiri dr beberapa Tuhan. Seperti syiriknya orang nasrani. Hukumnya kafir.

3. Sririk at-taqrib yakni beribadat, memuja pada selain Allah untuk mendekatkan diri pada Allah seperti syiriknya orang jahiliyah. Hukumnya kafir.

4. Syirik at-taqlid yakni memuja, beribadat pada selain allah karena taqlid ikut-ikutan pada orang lain

5. Syirik at-asbab, yakni menyandarkan dampak pada alasannya-sebab yg biasa. Seperti syiriknya orang-orang filsafat & penganut faham naturalist. (mereka berkata bahwa segana kejadian dlm ala mini tak ada sangkut pautnya dgn dewa. Meskipun tuhan itu ada. Melainkan adalah seba- karena dr pada alam itu sendiri).

6. Syirik al-aghraadh yaitu beramal bukan karena Allah.

Hukumnya adalah ma’syiat (durhaka) bukan kafir…

Sabda Nabi saw :

Dari abi said al khudry, berkata ia : berkata rasulallah S.A.W : “Barang siapa mati, tak mempersekutukan sesuatu dgn allah akan masuk syurga” (HR Imam Ahmad).

B. Tafsir surat an-nisaa ayat 123

لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا

(Pahala dr Allah) itu bukanlah berdasarkan angan-angan kalian yg kosong & tak (pula) berdasarkan angan-angan Ahli Kitâb. Barangsiapa yg melakukan kejahatan, niscaya akan diberi jawaban dgn kejahatan itu & ia tak mendapat pelindung & tak (pula) penolong baginya selain Allah.(QS. An-Nisaa’ :123)

Penjelasan Ayat

لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ

(Tidaklah angan-anganmu & tak pula angan – angan ahli kitab)

Di sini diterangakan bahwa agama, baik yahudi & nasrani atau islam sekalipun. Tidak bergantung pada angan-angan & khayal. Tidaklah ia menjadi alat untuk memanggakan kelompok, mengatakan bahwa diri itu lebih baik dr yg lain. Membangun agama bukanlah dgn angan-angan.

Meskipun di pujikan agama yg kita peluk setinggi langit, di katakana kita yg lebih tinggi. Sesat seluruhnya itu bukanlah kenyataan, tetapi hanya angan-angan. Dan yg di minta dr padamu bukanlah angan-angan atau khayal, kebanggaan verbal, padahal tak didahului atau di sertai oleh realita.

Membanggakan bahwa agama kamulah yg paling berkenan di sisi Allah, orang yahudi berkata demikian. Katolik demikian pula bahwa orang islam pun ikut pula berbicara yg demikian. Apakah akibat yg sebetulnya mampu timbul? Tidak lain adalah ta’ashshub atau fanatic yg di diri ini segala benar, & orang lain salah, & yg di kerjakan tak ada.

مَنْ يَعمَلْ سُوْءًا يُجْزَبِهِ

(barang siapa yg berbuat sesuatu kejahatan, niscaya akan di bahas dgn itu pula)

Ditegaskan di sini, bahwa barang siapa yg berbuat suatu kejahatan, niscaya akan dibalas dgn itu pula, yakni balasan yg setimpal. Apakah karena hal ini ditegaskan oleh yang kuasa? Mari kita lihat perjalanan.

Berapa kalikah telah terjadi, di dlm mempertahankan agama yg mereka peluk, mereka sampai hari melanggar kecintaan yg ditanam oleh agama itu sendiri, lalu menukarnya dgn kebencian? Sampai ada yg berpendirian, tak kenapa berbuat jahat pada orang lain di luar aturan kebenaran asal untuk membela agama.

Mungkinkah menegakkan agama dgn melanggar perintah agama itu sendiri? Yang jahat tetap jahat. Biar yg berbuat jahat itu yahudi atau nasrani atau islam sekalipun. Maksud anutan agama bukan untuk berbuat jahat, tentu mendapat aturan yg setimpal.

وَﻻَ يَجِدْلَهُ مِنْ دُوْنِ ﷲ ِ وَلِيًّا وَّﻻَنَصِيْرًا

(Dan tidaklah akan ia dapati selain dr Allah pelindung & tak pula pembela)

Bahwa segala dosa mungkin mampu diampuni namun dosa syirik tidaklah akan diampuni. Maka apabila seseorang berbuat jahat, melanggar aturan & perintah tuhan pastilah dias menerima ganjaran yg setimpal dgn kejahatan itu. Yang akan menghukaum merupakan Allah. Menurut hukumnya yg adil. Maka baik ia yahudi, nasrani ataupun islam tidaklah akan dapat mereka meminta pemberian dr pada yg lain atau meminta pembela sebagai orang tengah yg akan melindungi mereka dr siksaan yang kuasa.

C. Tafsir surat al- lapang dada

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yg Maha Esa.

اللَّهُ الصَّمَدُ

2. Allah adalah Tuhan yg bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

3. Dia tiada beranak & tak pula diperanakkan,

وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

4. Dan tak ada seorangpun yg setara dgn Dia.”

Surat Al-Ikhlas ini menolak pendapat orang-orang musyrik. Pendapat orang-orang yg beropini bahwa cahaya & gelap itu adalah yg mneguasai ala mini. Sebagaimana membatalkan madzhab orang-orang yg menyembah hewan.

Surat Al- Ikhlaas ini mengandung penisbatan Allah, tak ada sekutu baginya & Allahlah yg dimaksudkan untuk menyelesaikan segala kebutuhan tak beranak & tak diperanakkan serta tak ada yg seimbang. Surat ini pula dinamakan surat at- tauhid karena surat ini mengenai tauhid & tanzih yaitu dasar yg pertama & aqidah islamiyah.

Karenanya surat ini dipandang sama dgn sepertiga Al-Qur’an dlm pahala membacanya. Dasar pokoknya dalah tiga masalah.

1. Tauhid

2. Menetapkan batas-batas amal insan

3. Urusan hari kiamat

Maka apabila kita membaca surat ini dgn tadabbur yg tepat. Allah menunjukkan pada kita pahala membaca 1/3 Al-Quran.

Diriwayatkan oleh Addhahak bahwa para musyrikin mewakilkan Amir Ibnu Thufail pergi pada Nabi untuk mengatakan: engkau Ya Muhammad sudah mencerai beraikan persatuan kami. Engkau telah mencaci-maki Tuhan kami, kau-sekalian sudah menyalahi agama orang renta kami, kalau kau-sekalian mau kaya kami akan menunjukkan harta pada engakau, jika engakau rusak logika kami akan berusaha mencari orang yg akan mengobati engkau. Jika kamu-sekalian menghendaki istri anggun, kami akan memberikannya kepadamu. Rasulullah menjawab: Saya tak fakir, saya tak aneh, saya tak mengharapkan wanita yg anggun. Saya adalah Rasul Allah, saya menyeru ananda untuk menyembah Allah sendiri. Kemudian orang Quraisy menyeru lagi,  Amir mendampingi nabi untuk mengajukan pertanyaan: berapa Tuhan yg disembah Muhammad itu? Apakah dr emas atau perak? Berkenaan dgn itu Allah menurunkan surat at tauhid ini. Dalam surat ini Allah menunjukan bahwa Tuhan yg disembah itu adalah Esa & Allahlah yg di tuju oleh sekalian makhluk. Tidak beranak & tak pula diperanakkan.

Itulah sedikit pembagian terstruktur mengenai ihwal ketuhanan berdasaran tafsir dr surat An—Nisa & Al-Ikhlas. Bahwa sahnya Allah itu Esa, satu & tak ada sekutu baginya. Segala macam dosa masih mampu diampuni, kecuali dosa syirik. Dosa syirik masih mampu diampuni bila betul-betul bertaubat pada Allah dgn sungguh sungguh. Agama tak dibangun dgn angan-angan. Segala macam dosa akan mendapat balasan sesuai dgn yg diperbuat.

Kita mesti mengakui keesaan Tuhan. Dan Tuhan tak beranak & tak diperanakkan.

Jelas sekali Al-Qur’an dgn segala pengetahuan yg ada di dalamnya mampu kita gunakan untuk memperbaiki diri. Al-Qur’an selalu membawa pengetahuan untuk umat di tampang bumi.

Srobyong, 12/2/15

Sumber :

[1] Bahrun Abu Bakar. 2010. Terjemah tafsir jalalain Jilid 1. Bandung : sinar baru algensindo.

[2] Prof, TM. Hasbi Ashshniddiqy, terjemah tafsir al- bayan. Bandung : PT. Al-Ma’pandai

[3] Prof. Dr. Hamka, 1975. Tafsir al-azhar Juz 5. Jakarta: yayasan nurul islam

  Inilah 7 Langkah Jitu Terapkan Amar Makruf Nahi Munkar (Bagian 3)