Keterkejutan Imam Malik Terhadap Imam Syafii yang Bermain Ludah Saat Belajar

Diceritakan bahwa dlm pelajaran yg disampaikan oleh Imam Malik tersebut, Imam Asy-Syafi’i tak mempunyai pena & alat-alat mencar ilmu yang lain. Akhirnya ia memasukkan jari telunjuk di mulutnya kemudian digunakan untuk menulis di telapak tangan kirinya. Hal itu ia lakukan dengan-cara terus-menerus.

Imam Malik merasa risih dgn sikap imam Asy-Syafi’i kecil yg senantiasa menaruh telunjuknya di ekspresi kemudian menggerak-gerakkannya di telapak tanganya. Imam Malik menyangkanya ia sedang bermain-main dgn tangannya.

Setelah berjalan dua atau tiga pelajaran, Imam Malik memanggil Imam Asy-Syafi’i kecil. Imam Asy-Syafi’i datang & duduk di hadapannya.

Imam Malik berkata, “Kamu jangan mengunjungi pelajaran ini lagi.”

Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Megapa gue tak boleh belahar di majelis ini lagi?”

Imam Malik menjawab, “Karena Engkau tiba cuma bermain-main saja.”

Imam Asy-Syafi’i menjawab, ”Demi Allah, gue tak main-main. Untuk apa gue datang ke sini cuma bermain-main?”

Imam Malik mengatakan, “Engkau meletakkan jari telunjuk di mulutmu, kemudian Engkau gerak-gerakkan dgn tangan kirimu. Menggerak-gerakkan tangan itu namanya bermain-main.”

Imam Asy-Syafi’i kemudian berkata. “Sesungguhnya pada waktu itu, gue sedang menulis hadits.”

Imam Malik mengajukan pertanyaan. “Mana peralatanmu; penamu, serta lembaran-lembaran yg ananda gunakan?”

Imam Asy-Syafi’i menjawab, “ Aku ialah orang miskin. Demi Allah, gue tak memiliki duit untuk berbelanja itu semua. Dengan cara seperti itulah gue menulis & selanjutnya gue menghafalkannya. Jika kau-sekalian mengharapkan, gue akan mengucapkan semua yg sudah kau-sekalian ucapkan.”

Imam Malik kemudian berkata, “Lakukanlah! perdengarkanlah kepadaku!”

Imam Asy-Syafi’i kemudian memberikan apa yg pernah diucapkan oleh Imam Malik dr ucapannya semenjak yg pertama.

  Kisah Erdogan Kecil yang Menolak Sholat Beralas Koran

Terkaget-kagetlah Imam Malik melihat itu semua, hingga akibatnya ia selalu membantu & memberikan penghormatan pada Imam Asy-Syafi’i.

Dari Imam Syafi’i kita berguru perihal pentingnya menuntut ilmu dgn betul-betul meski dlm keterbatasan ekonomi. Barang siapa tekun maka ia akan mampu. [@paramuda/ Wargamasyarakat]