Kerajaan Tidore – Mengenal sejarah Kerajaan Tidore atau Kesultanan Tidore, Merupakan sebuah kerajaan yg terletak di kawasan Timur Indonesia yakni di Maluku Utara. Kesultanan ini berlangsung pada sekitar kala ke -16 hingga kala ke-18 Masehi.
Lalu bagaimana dgn sejarah dr kesultanan ini, dr mulai masa kejayaan hingga runtuhnya kesultanan, kehidupan yg ada serta raja-raja yg pernah memimpin kesultanan & peninggalannya? Simak klarifikasi berikut ini!
Daftar Isi Artikel
Sejarah Kerajaan Tidore
Tidore merupakan kerajaan yg berada di Mauluku Utara dgn raja pertama yakni Sahajati yg merupakan saudara dr Mansyur Malamo atau raja pertama dr Kerajaan Ternate.
Dulu wilayah Maluku mempunyai 4 kerajaan yg meliputi Ternate, Tidore, Makian & pula Moto. Yang mana penduduk dr wilayah tersebut kebanyakan dr Halmahera.
Kerajaan atau Kesultanan Tidore merupakan kerajaan Islam dgn raja pertama yg masuk Islam yakni Ciriliyati yg kemudian diberikan gelar Sultan Jamaluddin pada sekitar tahun 1495 hingga 1512. Dari situlah asal kesultanan ini menjadi kerajaan dgn bercorak Islam.
Sultan Al Mansur merupakan pengganti dr Sultan Jamaluddin dikala beliau wafat. Sultan Al Mansur menjabat pada sekitar tahun 1512 hingga 1526. Dimana pada dikala itu adanya pengaruh gila yg masuk ke wilayah Maluku Utara, salah satunya Tidore. Pengaruh ajaib tersebut merupakan Spanyol yg tiba & di terima dgn baik oleh masyarakat sekitar.
Sebelum terbentuknya Kesultanan Tidore, terdapat satu kerajaan yg lebih dulu menjadi korelasi dgn Portugis, yakni Kerajaan Ternate. Karena adanya perbedaan pengaruh ajaib antara Ternate & Tidore menjadikan adanya persaingan antara Spanyol & pula Portugis untuk mempengaruhi penduduk yg berada di kawasan timur Nusantara.
Pada ketika itu Portugis justru berambisi untuk merebut kekuasaan Tidore dr dampak Spanyol. Sehingga kompetisi makin panas. Dalam Kesultanan Islam Nusantara (2010:135) oleh Darmawijaya ia menyebutkan bahwa terjadi berulang kali peperangan yg melibatkan Portugis & pula Tidore
Tetapi persetujuantersebut dapat bengentu karena ada ya perjanjian hening. Dimana persetujuantersebut berisi bahwa Portugis bersedia untuk menawan armadanya dr Tidore dgn syarat yg berupa semua rempah-rempah dr Tidore cuma diperbolehkan untuk dijual pada Portugis, dgn catatan harga sesuai dgn yg dibayarkan oleh Portugis pada Ternate
Kesultanan Tidore meraih puncak kejayaan pada tahun 1657 yakni tepat dibawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (1657-1689 Masehi). Beliau berhasil membuat kesultanan maju & pula disegani oleh kerajaan-kerajaan lain yg berada di Kepulauan Maluku.
Masa kejayaan bukan ha ha terletak di bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin saja, melainkan masa kejayaan pula didapatkan pada dikala masa kepemimpinan Sultan Nuku pada permulaan kala ke-19. Beliau memperluas wilayah kekuasaan Tidore hingga ke Papua Barat, Kepulauan Kei, Kepulauan Aru & pula bahkan hingga Kepulauan Pasifik.
Keberhasilan dr Sultan Nuku pula berbentukpenyatuan Ternate & pula Tidore & bersiap untuk menghadapi penjajahan yg dikerjakan oleh Belanda dgn banthan Inggris. Keberhasilan tersebut dapat dibuktikan tatkala Sultan Nuku berhasil menghalau bangsa aneh, sehingga pertumbuhan dr kerajaan sungguh berkembang dengan-cara pesat.
Tapi pada tangga 14 November 1805 Sultan Nuku wafat dlm usia 67 tahun. Beliau diberikan julukan “The Lord of Fortune” dgn mewariskan banyak masa-masa emas sebagai negeri yg diberkati & pula berdaulat.
-
Runtuhnya Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore mundur disebabkan oleh adanya domba dgn kerajaan Ternate. Adu domba tersebut disebabkan oleh bangsa asing yakni Spanyol & Portugis untuk memonopoli tempat tersebut. Adu domba tersebut dilaksanakan karena kedua bangsa gila ingin menguasai wilayah penghasil rempah-rempah.
Tetapi hal tersebut tak berjalan lama, Karen pada dikala itu Sultan dr Tidore & pula Sultan dr Ternate menyadari adanya pemonopolian yg dilakukan. Sehingga mereka menetapkan untuk bersatu & mengusir kedua bangsa tersebut.
Tetapi kemenangan pula tak bertahan dgn usang. Pada ketika kru VOC yg berasal dr Belanda berusaha untuk menguasai jual beli rempah-rempah yg berada di wilayah Nodaku. Mereka sukses meruntuhkan kesultanan dikarenakan taktik & pula bentuk organisasi yg sangat berpengaruh & pula terstruktur.
Kehidupan Kerajaan Tidore
Kehidupan yg ada pada masyarakat Kesultanan Tidore dibagi menjadi 3 aspek yakni, Aspek Politik, Aspek Ekonomi & Sosial. Berikut ini merupakan penjelasan dr masing-masing aspek yg ada!
-
Kehidupan Politik Kerajaan Tidore
Seperti pada klarifikasi sebelumnya, bahwa kesultanan Tidore meraih masa kejayaan pada ketika dibawah kepemimpinan Sultan Nuku pada sekitar tahun (1780 hingga 1805 Masehi) ia sukses menyatukan 2 kerajaan yakni, Kerajaan Ternate & Tidore. Penyatuan tersebut bermaksud untuk melawan Belanda yg pada saat itu dibantu oleh Inggris.
Pada dikala itu Belanda harus mendapatkan kekalahan & diusir dr Tidore, sementara untuk Inggris mereka tak menemukan apa-apa lantaran memang Sultan Nuku diketahui selaku seseorang yg cerdik, berani & pula giat & berhati-hati.
Untuk wilayah kekuasaan dr Tidore sendiri mencakup Pulau Seram, Makean, Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kau & yg terakhir Papua. Setelah Sultan Nuku wafat ia digantikan oleh Zainal Abidin yg merupakan kerabat kandung dr Sultan Nuku
-
Kehidupan Ekonomi & Sosial Kerajaan Tidore
Seperti pada klarifikasi sebelumnya, bahwa kesultanan Tidore meraih masa kejayaan pada dikala dibawah kepemimpinan Sultan Nuku pada sekitar tahun (1780 hingga 1805 Masehi) ia berhasil menyatukan 2 kerajaan yakni, Kerajaan Ternate & Tidore. Penyatuan tersebut bermaksud untuk melawan Belanda yg pada dikala itu dibantu oleh Inggris.
Pada dikala itu Belanda mesti menerima kekalahan & diusir dr Tidore, sementara untuk Inggris mereka tak mendapatkan apa-apa lantaran memang
Sultan Nuku diketahui selaku seseorang yg pintar, berani & pula ulet & berhati-hati.
Untuk wilayah kekuasaan dr Tidore sendiri mencakup Pulau Seram, Makean, Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kau & yg terakhir Papua. Setelah Sultan Nuku wafat ia digantikan oleh Zainal Abidin yg merupakan kerabat kandung dr Sultan Nuku
Raja Kerajaan Tidore
Siapa raja Kerajaan Tidore? Kesuktanan Tidore pula dipimpin oleh beberapa orang yg pernah menjabat selaku raja. Berikut ini merupakan daftar raja-raja dr Kesultanan Tidore
-
Silsilah Kerajaan Tidore
- Kolano Syahjati
- Kolano Bosamawange
- Kolano Syuhud alias Subu
- Kolano Balibunga
- Kolano Duko adoya
- Kolano Kie Matiti
- Kolano Seli
- Kolano Matagena
- (1334-1372) : Kolano Nuruddin
- (1372-1405) : Kolano Hasan Syah
- (1495-1512) : Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin
- (1495-1512) : Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin
- (1512-1526) : Sultan Al Mansur
- (1526-1535) : Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain
- (1535-1569) : Sultan Kiyai Mansur
- (1569-1586) : Sultan Iskandar Sani
- (1586-1600) : Sultan Gapi Baguna
- (1600-1626) : Sultan Zainuddin
- (1626-1631) : Sultan Alauddin Syah
- (1631-1642) : Sultan Saiduddin
- (1642-1653) : Sultan Saidi
- (1653-1657) : Sultan Malikiddin
- (1657-1674) : Sultan Saifuddin
- (1674-1705) : Sultan Hamzah Fahruddin
- (1705-1708) : Sultan Abdul Fadlil Mansur
- (1708-1728) : Sultan Hasanuddin Kecil Garcia
- (1728-1757) : Sultan Amir Bifodlil Aziz MuhidinMalikulManan
- (1757-1779) : Sultan Muhammad MashudJamaluddin
- (1780-1783) : Sultan Patra Alam
- (1784-1797) : Sultan Khairul Alam Kamaluddin Asgar
- (1797-1805) : Sultan Nuku
- (1805-1810) : Sultan Zainal Abidin
- (1810-1821) : Sultan Motahuddin Muhammad Tahir
- (1821-1856) : Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah
- (1856-1892) : Sultan Ahmad Syaifuddin Alting
- (1892-1894) : Sultan AchmadFatahuddinAlting
- (1894-1906) : Sultan Ahmad KawiyuddinAlting
- (1947-1967) : Sultan Zainal Abidin Syah
- (1999-2012) : Sultan Djafar Syah
- (Sejak 2012) : Sultan Husain Syah
Peninggalan Kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate pula meninggalkan beberapa bukti peninggalan-peninggalan yg ada.
Peninggalan Kesultanan Ternate
-
Masjid Sultan Tidore
Masjid ini dibangun pada kala ke-17 dibawah kepemimpinan Sultan Zainal Abidin. Masjid tersebut memiliki bangunan yg unik & pula megah, masjid tersebut pula pertanda bahwa di wilayah Maluku terdapat efek yg masuk, yakni pengaruh Agama Islam.
-
Kedati Kie (Istana Kie)
Istana tersebut merupakan warisan dr peninggalan Kerajaan Tidore. Istana Kie merupakan istana yg diperkirakan dibangun sejak tahun 1812 oleh Sultan Syahjuan T. Dimana rancangan yg dibangun menggambarkan sejarah Kerajaan Tidore pada masanya.
-
Benteng Torre & Tabula
Bangunan ini merupakan bangunan yg mempunyai dampak penting pada masa Portugis. Benteng tersebut berada di bersahabat Istana Kie yg dulunya memang sempat dipakai Portugis untuk melawan Belanda.
Penutup
Demikian penjelasan tentang Kesultanan Tidore atau Kerajaan Tidore, pembahasan yg dimulai dr sejarah, masa kejayaan & masa runtuhnya kerajaan, dongeng ihwal kehidupan masyarakat yg ada pada ketika itu, silsilah raja & pula peninggalan dr kerajaan Tidore
Semoga postingan ini bisa bermanfaat & mampu menambahkan pengetahuan buat kalian semua terutama pada bidang sejarah, karena sejarah bukan untuk dilupakan, namun sejarah untuk dijaga & dirawat!
Kerajaan Tidore
Sumber Refrensi:
@https://tirto.id/sejarah-kesultanan-tidore-pendiri-kejayaan-daftar-raja-sultan-gag2p2k.
itbu.ac.id/id3/1-3070-2950/Tidore_41822_ensiklopedia-dunia-q-itbu.html
@https://daihatsu.com/tips-and-event/tips-sobat/detail-content/mengupas-sejarah-kerajaan-tidore-dan-penyebab-runtuhnya/