Kerajaan Pajajaran : Sejarah, Peninggalan dan Masa Kejayaan

Kerajaan Pajajaran – Sejarah dlm berdirinya kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan yg bercorak Hindu. Kerajaan tersebut diperkirakan diresmikan pada sekitar tahun 923 oleh Sri Jayabhupati. Di mana letak Kerajaan Pajajaran? Kerajaan ini terletak di wilayah Parahyangan Sunda.

Lalu bagaimana dgn cerita sejarah, dr mulai masa kejayaan, masa runtuhnya, dongeng kehidupan, silsilah raja beserta peninggalannya? Simak klarifikasi berikut ini!


Sejarah Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan yg tercatat oleh Tom Peres pada tahun 1513 M dlm The Suma Oriental. Kerajaan ini merupakan kerajaan yg terletak di Parahyangan Sunda & Pakuan yg menjadi ibu kota Sunda. 

Sejarah Kerajaan Pajajaran
Sejarah Kerajaan Pajajaran
@https://rmol.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/

Sesuai yg tulisan yg ada di The Suma Oriental, bahwa ibu kota dr Sunda mempunyai istilah dgn Dayo atau Dayeuh. Kerajaan Pajajaran merupakan lanjutan dr Kerajaan-kerajaan terdahulu, yg meliputi Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh & pula ada Kerajaan Kawali. 

Pada sekitar tahun 1400-an, kondisi Majapahit semakin lemah & banyaknya pemberontakan & pula kudeta antara saudara kerap terjadi. Hingga pada saat Prabu Kertabumi terjatuh (Brawijaya V), banyak para pengungsi yg menuju ke ibu kota Kerajaan Galuh yg berada di wilayah Kawali, Kuningan, Jawa Barat. Pengungsi tersebut merupakan kerabat dr Kerajaan Majapahit. 

Pada dikala itu Raden Baribin diterima dgn tangan terbuka oleh Raja Dewa Niskala. Raden Baribin merupakan kerabat dr Prabu Kertabumi ia pula sudah menikah dgn Ratna Ayu Kirana yg merupakan salah satu putri dr Raja Dewa Niskala. 

Bulan cuma itu, ternyata Raja pula menikah dgn salah satu rombongan Raden Baribin yg ikut mengungsi. Tetapi dgn adanya akad nikah tersebut Raja Susuktunggal, raja yg berasal dr Kerajaan Sunda tak terima.

Ia menilai bahwa Dewa Niskala sudah melanggar peraturan, dimana hukum tersebut sudah dibuat semenjak kejadian Bubat. Peraturan tersebut terdiri dari “Jika orang Sunda-Galuh tak boleh & tidak boleh menikah dgn orang yg berasal dr keturunan Majapahit”. Sehingga pertempuran nyaris akan terjadi dgn dua raja yg merupakan besan tersebut. 

Penyebab pertempuran tak terjadi yakni karena dewan penasehat berhasil mendamaikan kedua raja tersebut, yakni dgn keputusan terakhir jikalau kedua raja mesti turun tahta mereka & mereka berdua harus bersedia menyerahkan tahta mereka pada putera yg sudah dipilih. 

Pada dikala itu Dewa Niskala memilih Jayadewa yg merupakan anaknya, untuk meneruskan kekuasaannya. Sedangkan untuk Prabu Susuktunggal ia pula memilih orang yg sama.

Sehingga hasil akibatnya merupakan Jayadewa sukses mempersatukan kedua kerajaan tersebut. Jayadewa mulai memerintah pada sekitar tahun 1482 dgn gelar Sri Baduga Maharaja.

Baca Juga: Kerajaan Pajang

  • Masa Kejayaan Kerajaan Pajajaran

Masa Kejayaan
Masa Kejayaan
@https://assets-a1.kompasiana.com

Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kejayaan pada dikala masa kepemimpinan Sri Baduga Maharaja atau Sri Siliwangi. Ia diketahui sebagai seorang raja yg tak pernah punah & selalu hidup di hati dengan-cara awet & asumsi para Masyarakat Jawa Barat. 

Hal ini dikarenakan Maharaja tersebut membangun suatu karya besar yg diberi nama Maharena Wijaya. Tidak hanya itu, Maharaja pula menciptakan jalan yg dipakai untuk menuju ibukota Pakuan & Wanagiri.

Pertahanan ibu kota yg diperkuat serta menunjukkan desa yg perdikan untuk semua pendeta & pengikutnya, sehingga hal tersebut mampu menyemangati acara beragama & menjadi pemimpin kehidupan para rakyat. 

Sri Baduga Maharaja pula memberikan perintah untuk membangun antara lain adalah selaku berikut. Kabinihajian atau Kaputren, Kesatriaan atau Asrama Prajurit, menambah kekuatan angkatan perang, mengontrol pemungutan upeti dr para raja yg berada di bawahnya & menyusun undang-undang kerajaan. 

Dari segi pembangunan bisa dilihat dlm prasasti Kebantenan & pula Batutulis. Batutulis tersebut mengisahkan juru pantuin Dan penulis Babad yg masih mampu kita lihat sampai sekarang, tetapi ada beberapa atau sebagian lagi sudah hilang.

  • Runtuhnya Kerajaan Pajajaran

Runtuhnya Kerajaan
Runtuhnya Kerajaan
@https://www.poskata.com/

Pada tahun 1579 Kerajaan Pajajaran mengalami masa runtuhnya. Kerajaan tersebut hancur diakibatkan oleh penyerangan yg dilakukan oleh Kerajaan Sunda (Kesultanan Banten). Kehancuran dr Kerajaan ini ditandai dgn Pindahnya Palangka Sriman Sriwacana atau singgasana raja dr pangkuran Pajajaran ke Keraton Surosowan yg ada di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.

Batu yg mempunyai besar 200 x 160 x 20 cm tersebut dipindahkan ke wilayah Banten, sebab pada dikala itu tradisi politiklah yg menciptakan Pakuan Pajajaran tak mampu menobatkan Raja baru & menjadi tanda bahwa Maulana Yusuf merupakan penerus dr Kerajaan Sunda yg sah, hal tersebut dikarenakan buyut perempuannya ada Putri Sri Baduga Maharaja. 

Singgasana Raja atau Palangka Sriman Sriwacana dapat kita lihat di depan bekas dr Keraton Surosowan yg ada di kawasan Banten. Masyarakat disana menyebutnya dgn nama Watu Gilang yg memiliki arti Mengkilap.

Setelah komplotan yg terjadi antara Kesultanan Demak & Cirebon, pedoman agama Islam pula mulai memasuki wilayah Parahyangan & hal tersebut memunculkan kegelisahan dr Jaya Dewata, sehingga ia menghalangi penjualmuslim yg ingin masuk ke Pelabuhan kerajaan Sunda.

Hal ini dimaksudkan supaya efek islam kepada pribumi dapat diperkecil. Tetapi hal yg terjadi malah sebaliknya, dimana dampak dr agama Islam jauh lebih besar lengan berkuasa dr yg dibayangkan. Hal ini mengakibatkan Pajajaran berkoalisi dgn Portugis agar bisa mengimbangi Kesultanan Demak & Cirebon.

Pajajaran memperlihatkan kebebasan untuk melakukan perdagangan dgn bebas di Pelabuhan Kerajaan Pajajaran, namun dgn imbanlan yakni berupa tunjangan militer apabila Kesultanan Demak & Cirebon melaksanakan penyerangan. 

Pada tahun 1524 Kekuasaan Pajajaran resmi jatuh ke tangan Kesultanan Banten, dimana pada ketika itu Pasukan Demak yg bergabung dgn Cirebon mendarat di Banten sehingga anutan Islam yg dibawa oleh para pendatang mampu menawan perhatian masyarakat bahkan hingga ke pedalaman Wahanten Girang.

Sesudah sukses dikalahkan oleh Kesultanan Banten, para punggawa Istana menetap di Lebak & hidup di pedalaman dgn memakai cara kehidupan mandala yg ketat & kalangan penduduk tersebut masih ada hingga kini, atau yg umumnya kita kenal sebagai Suku Baduy.


Kehidupan Kerajaan Pajajaran

Kehidupan yg ada pada masyarakat Kerajaan Pajajaran dibagi menjadi 3 aspek yakni, Aspek Politik, Aspek Ekonomi & Aspek Sosial & Budaya. Berikut ini merupakan penjelasan dr masing-masing aspek yg ada!

  • Kehidupan Politik Kerajaan Pajajaran

Kehidupan Politik
Kehidupan Politik
@https://1.bp.blogspot.com/

Sistem pemerintahan yg ada pada kerajaan Pajajaran hanya mampu dikenali oleh beberapa orang raja saja. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk sistem pemerintahan dr raja-raja yg memerintah kerajaan Pajajaran!

Maharaja Jayabhupati

Dalam prasasti ditulis maharaja Jayabhupati menyebut dirinya Haji Ri sunda. Sebutan ini mempunyai tujuan yakni untuk meyakinkan kedudukannya sebagai raja kerajaan Pajajaran. Raja Jayabhupati memeluk agama Hindu beraliran waisnawa. Pusat pemerintahannya diperkirakan berada di wilayah Pakuan Pajajaran yg kemudian dipindahkan ke Kawali.

Rahyang Niskala Wastu Kencana.

Raja tersebut naik tahta untuk mengambil alih raja Maharaja Jayabhupati. Pusat pemerintahannya terletak di wilayah Kawali & istananya disebut dgn Surawisesa.

Rahyang Dewa Niskala

Raja Dewa Niskala atau Rahyang Ningrat Kencana ialah raja yg menggantikan Rahyang Niskala Wastu Kencana. Akan namun tak dikenali bagaimana metode Pemerintahannya.

Sri Baduga Maharaja

Sri Baduga Maharaja tersebut bertahta di pakuan pajajaran. Pada masa pemerintahannya terjadi pertempuran yg sungguh besar, pertempuran tersebut terdapat di dlm kitab Pararaton & disebut dgn Perang Bubat. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1357 M. Dalam pertempuran itu, semua pasukan pajajaran gugur termasuk dgn raja Sri Baduga sendiri beserta putrinya.

Hyang Wuni Sora

Raja tersebut berkuasa untuk mengambil alih Raja Sri Baduga Maharaja yg sudah wafat. Setelah ia berturut-turut digantikan oleh Prabu Niskala Wastu Kencana (1371-1474 M), Tohaan (1475-1482 M) yg berkedudukan di Galuh, Ratu Jay Dewata (1482-1521 M).

Ratu Samian atau Prabu Surawisesa

Pada masa Pemerintahannya, yakni pada tahun 1512 M & 1521 M, ia berkunjung ke Malaka dgn tujuan untuk meminta perlindungan portugis dlm rangka menghadapi kerajaan demak. Tetapi perlindungan yg diperlukan itu ternyata sia-sia.

Karena pelabuhan terbesar yg ada di kerajaan pajajaran, yakni Sunda Kelapa sudah dikuasai oleh pasukan kerajaan demak dibawah pimpinan Fatahilah. Sehingga menjadikan, relasi Pajajaran dgn dunia luar terputus.

Prabu Ratu Dewata (1535-1543)

Raja tersebut memerintah untuk menggantikan Prabu Surawisesa. Pada masa pemerintahannya, pula terjadi aneka macam serangan dr kerajaan Banten yg dipimpin oleh Maulana Hasanudin, dibantu oleh anaknya Maulana Yusuf.

Berkali-kali pasukan Banten (Islam) berusaha merebut ibukota Pajajaran tahun 1579 M. Peristiwa ini mengakibatkan runtuhnya kerajaan hindu Pajajaran di Jawa Barat.

  • Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pajajaran

Kehidupan Ekonomi
Kehidupan Ekonomi
@https://tapak.id/

Masyarakat yg berada di Kerajaan Pajajaran bertahan hidup dgn bercocok tanam, ladang yg menghasilkan beras, buah-buahan, sayuran, lada & pula pelayaran & perdagangan.

Dimana Kerajaan tersebut mempunyai 6 pelabuhan penting yg terdiri antara lain, Sunda Kelapa yg berada di Jakarta, Pontang, Tamgara, Pelabuhan Banten, Cigede, & ada pula Cimanuk yg berada di Pamanukan. 

Melalui peradangan maritim, masyarakat mampu melaksanakan jual beli dgn kawasan atau negara lain. Untuk wilayah peradangan sendiri mampu meraih pulau Sumatera & mampu pula sampai dgn pulau Maladewa.

Barang yg biasanya dijual belikan ialah barang yg berupa bahan kuliner & pula lada, tetapi yg lebih penting yaitu beras.

Untuk perdagangan yg ada di jalur darat pula memiliki peran yg penting, dimana jalan darat untuk jual beli itu berpusat di Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan. Sedangkan jalan yg yang lain yakni menuju Timur & gang lain menuju ke Barat. 

Jalan yg menuju ke Timur mampu menghubungkan Pakuan Pajajaran dgn Karang Sambung yg terletak di wilayah tepi Sungai Cimanuk, melalui Cileungsi & Cibarusa kemudian membelok ke Karawang. Kemudian dr Tanjung Puraini di teruskan ke Cikal & Purwakarta yg kemudian rampung di Karang Sambung.

Sedangkan Jalan lain yg menuju ke arah Barat, dimulai dr Pakuan Pajajaran lewat Jasinga & pula Rangkasbitung, menuju Serang yg kemudian rampung di Banten. Untuk jalan darat lain yg dimulai dr Pakuan Pajajaran menuju Ciampea mulai dr Muara Cianten.

  • Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Pajajaran

Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan Sosial Budaya
@https://i1.wp.com/

Kehidupan Sosial yg ada di penduduk Pajajaran yakni berupa seniman, baik itu penari, pemain gamelan atau badut & pula dr golongan petani & peradangan. Sedangkan golongan jahat yg dianggap oleh penduduk yakni berupa, tukang copet, pencuri, maling atau perampas. 

Sementara untuk Budaya yg ada di kerjaan ini dipengaruhi oleh agama Hindhu. Pengaruh dr agama tersebut mampu dilihat dr peninggalan yg ditinggalkan diantaranya yakni Prasasti, Batuk, kitab kisah dr Parahyangan & pula terdapat Kitab Sanvyang Siskanda.

Baca Juga: Kerajaan Malaka


Silsilah Kerajaan Pajajaran

Siapa raja kerajaan pajajaran? Selain pendiri dr Kerajaan Pajajaran yakni Sri Jayabhupati, berikut ini merupakan beberapa raja-raja yg pernah tercatat menjadi pemimpin dr kerajaan. 

Berikut ini Silsilah Kerajaan Pajajaran !

  1. Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), merupakan raja yg bertahta di Pakuan (Bogor sekarang)
  2. Surawisesa (1521 – 1535), merupakan raja yg bertahta di Pakuan
  3. Ratu Dewata (1535 – 1543), merupakan raja yg bertahta di Pakuan
  4. Ratu Sakti (1543 – 1551), merupakan raja yg bertahta di Pakuan
  5. Ratu Nilakendra (1551-1567), meninggalkan Pakuan alasannya menerima serangan dr Hasanudin & anaknya, Maulana Yusuf.
  6. Raga Mulya (1567 – 1579), raja yg diketahui selaku Prabu Surya Kencana, memerintah dr Pandeglang.


Peninggalan Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran meninggalkan beberapa peninggalan-peninggalan yg bersejarah & masih mampu kita lihat sampai sekarang. Peninggalan-peninggalan tersebut antara lain.

Contoh Peninggalan Prasasti
Contoh Peninggalan Prasasti
@https://asset.kompas.com/

  • Prasasti Cikapundung

Prasasti ini didapatkan pada tanggal 8 Oktober 2010 oleh penduduk sekitar. Prasasti tersebut ditemukan di sekeliling Sungai Cikapundung, Bandung.

Dalam Prasasti tersebut ditemukannya suatu goresan pena Sunda antik yg diperkirakan berasal dr kala ke-14, bukan hanya itu terdapat pula beberapa gambar.

Seperti telapak tangan, wajah, telapak kaki & 2 baris huruf Sunda Kuno dgn tulisan “Unggal Jagat Jalmah Hendak” yg memiliki arti “Semua insan di dunia mampu mengalami sesuatu apapun”. 

  • Prasasti Huludayeuh

Prasasti ini baru diketahui pada bulan September tahun 1991. Prasasti tersebut berada di tengah sawah Kampung Huludayeuh, desa Cikalahang, Kecamatan Sumber. Isi dr prasasti tersebut yaitu sebelas baris tulisan dgn berupa abjad & pula bahasa Sunda Kuno.

Permukaan dr batu prasasti sudah rusak, alasannya pada ketika penemuan prasasti dlm kondisi yg tak utuh & beberapa tulisan yg sudah hilang, sehingga isi dr prasasti tak mampu terbaca.

Tetapi dengan-cara garis besar, prasasti tersebut menceritakan ihwal Sri Maharaja Ratu Haji di Pakwan Dua Sang Ratu Dewata yg masih berafiliasi dgn beberapa usaha utnuk memakmurkan negerinya

  • Prasasti Pasir Datar

Prasasti ini didapatkan pada tahun 1872 tepatnya terletak di Pasir Datar, Cisande, Sukabumi yg kini sudah disimpan pada Museum Nasional Jakarta. Prasasti tersebut terbuat dr material watu alam  & isi dr prasasti masih belum mampu diartikan.

  • Prasasti Perjanjian Sunda Portugis.

Prasasti ini ditemukan pada tahun 1918 tepatnya di Jakarta. Prasasti yg berbentuk tugu watu tersebut merupakan tanda kesepakatandr Kerajaan Sunda dgn Kerajaan Portugis.

Prasasti ini ditemukan dgn cara penggalian ketika membangun suatu gudang yg ada di serpihan sudut Prinsenstraat yg sekarang menjadi jalan cengkeh & pula Groenestraat yg sekarang menjadi jalan Kali Besar Timur I & masuk kedalam wilayah Jakarta Barat. 

  • Prasasti Ulubelu

Prasasti ini ditemukan pada tahun 1936 tepatnya terletak di Ulubelu, Desa Rebangpunggung, Kota agung, Lampung. Isi dr Prasasti ini adalah mantra perihal suatu permintaan & pula pertolongan yg akan ditujukan pada para Dewa utama yakni Batara Guru, Wisnu & pula Brahmana serta Dewa sang penguasa tanah, air & pula pohon untuk keamanan dr segala musuh. 

  • Situs Karangkamulyan

Peninggalan ini berada di Desa Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat yg pula merupakan peninggalan dr Kerajaan Galuh Hindu-Buddha. Situs tersebut menceritakan perihal Ciung Wanara yg berhubungan dgn Kerajaan Galuh.

Cerita tersebut ke tak dgn kisah dr satria luar biasa yg mempunyai keampuhan & pula keperkaasaan yg tak dimiliki oleh orang biasa, & hanya dimiliki oleh Ciung Wanara. 

  • Prasasti Kebon Kopi II 

Prasasti tersebut mempunyai nama lain yakni Prasasti Pasir Muara yg merupakan peninggalan dr kerajaan Sunda Galuh, & ditemukan pada sekitar Prasasti Kebon Kopi I.

Prasasti ini ditemukan di Kampung Pasir Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bigor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada sekitar periode ke -19.


Penutup

Demikian penjelasan wacana Kerajaan Pajajaran, pembahasan yg dimulai dr sejarah, masa kejayaan & masa runtuhnya kerajaan, dongeng perihal kehidupan penduduk yg ada pada saat itu, silsilah raja & pula peninggalan dr kerajaan Pajajaran. 

Semoga artikel ini bisa bermanfaat & mampu menambahkan wawasan buat kalian semua khususnya pada bidang sejarah, alasannya sejarah bukan untuk dilupakan, namun sejarah untuk dijaga & dirawat!


Kerajaan Pajajaran
Sumber Artikel

@https://pendidikanmu.com/2021/04/kerajaan-pajajaran.html
@https://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-pajajaran

  Kerajaan Sriwijaya : Sejarah, Peninggalan & Masa Kejayaan