Kerajaan Pagaruyung : Sejarah, Peninggalan dan Masa Kejayaan

Kerajaan Pagaruyung – Di tanah Sumatera berdiri suatu kerajaan dgn dua masa, yakni masa bercorak Hindu-Budha & masa Islam. Kerajaan ini tak lain merupakan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan ini hadir & memberikan perjalanan sejarah tersendiri di tanah Sumatera.

Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas dengan-cara lengkap terkait kerajaan Pagaruyung, mulai dr sejarah berdirinya, wilayah kekuasaannya, tata cara pemerintahan, hingga tercetuslah Perang Padri sebagai cikal bakal kemunduran kerajaan. Penjelasan lengkap ini dapat kita simak pada uraian di bawah ini:


Kerajaan Pagaruyung

Amoghapasa Padang Roco Inscription Front Min
Arca Adityawarman
@https://id.wikipedia.org/

Kerajaan Pagaruyung merupakan kerajaan di Indonesia yg mengalami dua masa sekaligus, yakni masa Hindu-Budha & masa Islam.

Nama kerajaan ini dirujuk dr nama pohon Nibung atau Ruyung

Ketika awal diresmikan pada 1347 M, Kerajaan Pagaruyung bercorak Hindu-Buddha. Kemudian pada abad ke-17, Kerajaan Pagaruyung berubah menjadi bercorak Islam.

Kerajaan Pagaruyung terletak di Provinsi Sumatera Barat & sebagian Provinsi Riau.

Pagaruyung berkuasa selama 5 masa, & akhirnya runtuh dlm peristiwa Perang Padri.

Baca Juga: Kerajaan Majapahit


Wilayah Kekuasaan Kerajaan Pagaruyung

Wilayah kekuasaan Pagaruyung mencakup dataran tinggi pedalaman Sumatera, wilayah pantai timur Arcat ke Jambi, & kota-kota pelabuhan pantai barat Panchur (Barus), Tiku & Pariaman.

Dinyatakan pula bahwa tanah Indragiri, Siak dan Arcat merupakan potongan dr tanah Minangkabau, dengan Teluk Kuantan selaku pelabuhan utama raja Minangkabau.

Di dlm Tambo yg merupakan legenda adab minangkabau bahwa wilayah Pagaruyung mencakup, Pasaman Barat, Sumatera Barat, Bengkulu, Kabupaten Bungo, & Kabupaten Kampar Riau.


Sistem Pemerintahan Kerajaan Pagaruyung

Sistem pemerintahan Pagaruyung hampir sama dgn pemerintahan di Majapahit, & pula menyesuaikan dgn kerajaan yg ada sebelumnya, yakni Dharmasraya & Sriwijaya.

Pagaruyung menganut metode raja triumvirat atau tiga orang raja yg bersila, yg meliputi:

  1. Raja Alam yang berkedudukan di Pagaruyung;
  2. Raja Adat yang berkedudukan di Buo;
  3. Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus.

Selain raja, Pagaruyung pula mempunyai 4 orang pembesar utama yg disebut dgn Basa Ampek Balai. Keempat pembesar utama di antaranya adalah:

  1. Bandaro yang berkedudukan di Sungai Tarab;
  2. Makhudum yang berkedudukan di Sumanik;
  3. Indomo yang berkedudukan di Suruaso;
  4. Tuan Gadang yang berkedudukan di Batipuh.

Selain raja & para menteri, ada pula pegawanegeri pemerintahan yg bertugas menjalankan kebijakan dr kerajaan, pegawanegeri itu disebut dgn Langgam nan Tujuah. Mereka berisikan:

  1. Pamuncak Koto Piliang
  2. Perdamaian Koto Piliang
  3. Pasak Kungkuang Koto Piliang
  4. Harimau Campo Koto Piliang
  5. Camin Taruih Koto Piliang
  6. Cumati Koto Piliang
  7. Gajah Tongga Koto Piliang


Raja-raja Kerajaan Pagaruyung

Raja-raja Pagaruyung dibedakan menjadi dua, yakni pada masa Hindu-buddha & Pagaruyung pada masa Islam. Berikut adalah nama-nama raja Pagaruyung dr masa ke masa:

Maharajadiraja & Yuwaraja

  1. Maharajadiraja Akarendrawarman di Parahyangan (k. 1316);
  2. Maharajadiraja Adityawarman di Malayapura & Surawasa (1347-1375);
  3. Yuwaraja Ananggawarman (lalu Maharajadiraja?) di Malayapura (1375-1417);
  4. Yuwaraja Bijayendrawarman di Parwatapuri ( kala ke-14);
  5. Maharajadiraja Wijaya Warman di Malayapura (1417-1440).

Yang Dipertuan Sultan (Raja Alam) & Regent Tanah Datar

  1. Yang Dipertuan Sultan Ahmadsyah di Pagaruyung (1668-1674);
  2. Yang Dipertuan Sultan Indermasyah di Suruaso & Pagaruyung (1674-1730);
  3. Yang Dipertuan Sultan Arifin Muningsyah di Pagaruyung (1780-1821);
  4. Yang Dipertuan Sultan Tunggal Alam Bagagarsyah (lalu Regent Tanah Datar) di Pagaruyung (1821-1833).


Sejarah Kerajaan Pagaruyung

Pembahasan di bawah ini menampung sejarah Kerajaan Pagaruyung, yg dimulai dr asal-muasal berdirinya, masa Hindu-Buddha, & berganti masa Islam, hingga tercetusnya perang Padri yg menimbulkan keruntuhan. Selengkapnya dapat diperhatikan pada uraian di bawah ini:

Berdirinya Kerajaan Pagaruyung

Pada Arca Amoghapasa diceritakan bahwa Adityawarman menyatakan dirinya sebagai raja di Malayapura pada 1347 M. Dari sumber tersebut, Adityawarman disangka besar lengan berkuasa selaku pendiri Kerajaan Pagaruyung.

Adityawarman ialah seorang keturunan Minangkabau-Jawa dr pasangan Adityawarman & Dara Jingga.

Namun, usulan lainnya menyatakan bahwa Adityawarman yaitu putra Raden Wijaya (pendiri Kerajaan Majapahit dgn Dara Jingga.

Di segi lain, Adityawarman dinyatakan selaku sepupu dr garis keluarga ibunya, yakni raja Jayanegara (raja kedua Majapahit).

Sebelum mendirikan Kerajaan Pagaruyung, Adityawarman dimengerti menaklukkan Bali & Palembang bersama Mahapatih Gajah Mada.

Adityawarman pula merupakan raja bawahan (uparaja) dr Majapahit yg diantaruntuk menaklukkan beberapa daerah penting di Pulau Sumatera.

Bersamaan dgn itu, ia berusaha untuk melepaskan diri dr Majapahit. Dan mengetahui hal tersebut, menciptakan Majapahit mengirim pasukan dr Jawa Timur untuk mengejar-ngejar Adityawarman. Hingga tercetuslah peperangan dahsyat di wilayah Pada Sibusuk, Adityawarman mencapai kemenangan.

Puncak Kejayaan Kerajaan Pagaruyung

Masa kejayaan Pagaruyung dicapai pada saat masa pemerintahan Adityawarman & putranya yg bernama Ananggawarman.

Pada saat itu, Kerajaan Pagaruyung menjelma sungguh kuat & sukses memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Sumatera serpihan tengah.

Diketahui pula bahwa pada tahun 1371 sampai 1377, Adityawarman mengantarkan delegasi ke Dinasti Ming sebanyak enam kali.

Pengaruh Hindu-Buddha

Hindu-Buddha sebetulnya telah timbul di Sumatera kepingan tengah sejak masa ke-13, yaitu dimulai pada masa pengantaran Ekspedisi Pamalayu oleh Kertanegara, & lalu dilanjutkan masa pemerintahan Adityawarman & putranya Ananggawarman

Masa Pemerintahan Adityawarman sudah mendominasi wilayah Sumatera belahan tengah & sekitarnya. Hal ini mampu dibuktikannya eksistensi Arca Amoghapasa & prasasti Batusangkar sudah ada semenjak pemerintahan Adityawarman.

Berubah Bercorak Islam

Pada abad ke-16, agama Islam mulai dibawa masuk oleh para musafir yg singgah dr Aceh & Malaka, & lalu berkembang di Pagaruyung.

Syaikh Burhanuddin Ulaka merupakan salah satu ulama yg pertama kali membuatkan Islam di Pagaruyung & merupakan murid ulama terkenal di Aceh.

Masuk ke era 17, Kerajaan Pagaruyung berkembang menjadi suatu kesultanan & raja pertamanya yg masuk Islam ialah Sultan Alif.

Dengan menganut fatwa Islam, beberapa hukum Minangkabau di Pagaruyung mulai dihilangkan. Hal ini dikerjakan karena hukum tersebut berlawanan dgn pedoman Islam yg mereka anut.

Hubungan dgn Belanda & Inggris

Pada 1667 M, VOC berhasil menaklukkan Kesultanan Aceh, sehingga kekuasaan Pagaruyung kembali.

Menjelang simpulan abad ke-17, perekonomian Kerajaan Pagaruyung mulai menarik perhatian Belanda & Inggris. Karena pada dikala itu ekonomi Pagaruyung sedang mengandalkan buatan emas.

Pada 1684, Gubernur Jendral Belanda mengutus Thomas Dias untuk tiba ke Pagaruyung. Mereka membina komunikasi & jual beli dgn Pagaruyung.

Pada tahun 1795 sampai 1819 M, Pagaruyung sempat berada di bawah kekuasaan Inggris. Tapi setelah disepakati Traktat London pada 1824, Belanda menguasai kembali Pagaruyung.

Perang Padri & Cikal Bakal Kemunduran

Pr Padri Https Id.wikipedia.org
Perang Padri
@https://id.wikipedia.org/

Kemunduran Kerajaan Pagaruyung disebabkan lantaran adanya Perang Padri antara 1803 sampai 1838 M.

Salah satu pemimpin Perang Padri kala itu yakni Tuanku Imam Bonjol. Beliau menjadi pemimpin sekaligus panglima perang setelah Tuanku Nan Renceh meninggal dunia.

Hingga memasuki awal kurun ke-19, kekuasaan Pagaruyung semakin melemah. Permusuhan antara keluarga kerajaan dgn kaum Padri tak dapat disingkirkan, hingga menjadikan korban jiwa akhir permusuhan mereka.

Untuk melawan kaum Padri, keluarga Kerajaan Pagaruyung dgn terpaksa meminta dukungan Belanda.

Pada 10 Februari 1821, ditandatanganilah kesepakatanantara Kerajaan Pagaruyung dgn Belanda. Dari pihak Pagaruyung, ada Sultan Alam Bagagarsyah yg merupakan raja terakhir Pagaruyung. 

Kesepakatan ini diambil sebagai bentuk penyerahan Pagaruyung pada Belanda. Selain itu, Belanda berjanji membantu sultan dlm perang melawan kaum Padri & Sultan akan menjadi bawahan pemerintahan sentra.

Dalam usahanya menaklukkan kaum Padri, Belanda menghadirkan pasukan dr Jawa & Maluku. Pasukan itu dipimpin oleh Sentot Prawirodirjo, yg merupakan panglima pasukan Pangeran Diponegoro yg berkhianat & membelok pada pemerintahan Hindia Belanda.

Karena ambisi Belanda, malah membuat keluarga kerajaan bersatu dgn kaum Padri demi menjaga wilayahnya. Karena peristiwa itu Sultan Alam Bagagarsyah dinilai berkhianat & ditangkap oleh Belanda pada 2 Mei 1833. Kemudian, Sultan Pagaruyung diasingkan ke Betawi.

Pada 11 Januari 1833 beberapa pertahanan dr Belanda diserang dengan-cara mendadak, disebutkan sekitar 139 orang serdadu Eropa serta ratusan prajurit pribumi terbunuh.

Pada tanggal 16 April 1835, Belanda memutuskan untuk kembali mengadakan serangan besar-besaran untuk menaklukkan Bonjol & sekitarnya.

Tidak kalah akal, Belanda membuat perjanjian gres dgn kaum Padri yg menyatakan bahwa tempat Kerajaan Pagaruyung resmi di bawah kekuasaan Belanda. Dan sejak itu Pagaruyung runtuh.


Peninggalan Kerajaan Pagaruyung

Sejak berdirinya Kerajaan Pagaruyung, dibangunlah beberapa bangunan & prasasti, yg sampai hari ini masih ada & bisa menunjukkan kilas balik terkait perjalanan sejarah kerajaan ini. Lalu apa saja peninggalan itu? Simak selengkapnya di bawah ini.

 

No Peninggalan Kerajaan Pagaruyung
1 Istana Pagaruyung
2 Makam raja Pagaruyung
3 Prasasti Batusangkar
4 Prasasti Suruaso
5 Prasasti Bandar Bapahat

 

  • Istana Pagaruyung

Istana Pagaruyung Https Id.wikipedia.org
Kerajaan Pagaruyung
@id.wikipedia.org

Istana Pagaruyung atau pula disebut dgn Istano Basa.

Situs bersejarah ini yaitu sebuah bangunan istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkarkabupaten Tanah DatarSumatera Barat. Istano Basa ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dr sentra kota Batusangkar. 

Istana Kerajaan Pagaruyung mengalami 3 kali pembangunan & renovasi ulang, alasannya dahulu dibakar habis pada ketika perang Padri pada tahun 1804, & dua kali kebakaran pada 1966 & 2007.

Istana Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dgn batang-batang kayu. Namun untuk replikanya dibangun dgn bahan beton modern namun tetap menjaga teknik tradisional & materi kayu yg dihias dgn 60 ukiran yg menjelaskan filosofi & budaya Minangkabau.

  • Makam raja Pagaruyung

Makam Raja Https Kebudayaan.kemdikbud.go.id
Kompleks Makam Ustano Rajo Saruaso
@https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Kompleks makam raja Pagaruyung atau pula disebut dgn Makam Rajo Ibadat. Makam ini berlokasi di Sumpur Kudus, tepatnya di tengah pemukiman penduduk Nagari Sumpur Kudus, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Di sebelah kanan (selatan) kompleks makam terdapat gelanggang medan nan bapaneh.

Kompleks makam ini terdapat 13 buah makam. Jirat makam terbuat dr susunan kerikil andesit. 

Orientasi makam mengarah Utara-Selatan yg merupakan ciri dr makam Islam. 

Nisan-nisannya setipe dgn Tanah Datar berbentuk pipih, sebagian nisan bermotif hias geometris, garis, & sulur-suluran. 

Selain nisan pipih, sebagian makam hanya memakai nisan berupa watu polos.

Baca Juga: Kerajaan Kutai

  • Prasasti Batusangkar

Batu Sangkar Id.wikipedia.org
Prasasti Batusangkar
@Id.wikipedia.org

Dari prasasti Batusangkar disebutkan Ananggawarman sebagai yuvaraja melaksanakan ritual ajaran Tantris dari agama Buddha yang disebut hevajra yaitu upacara peralihan kekuasaan dr Adityawarman pada putra mahkotanya, hal ini dapat dikaitkan dgn kronik Tiongkok tahun 1377 perihal adanya utusan San-fo-ts’i terhadap Kaisar Tiongkok yang meminta permohonan pengakuan selaku penguasa pada daerah San-fo-ts’i.

  • Prasasti Suruaso

Pr Suruaso Https Anangpaser.wordpress.com
Prasasti Suruaso
@https://anangpaser.wordpress.com/

Prasasti Saruaso I merupakan salah satu dr prasasti peninggalan raja Adityawarman. Prasasti ini pula disebut dengan Prasasti Batu Bapahek. 

Prasasti ini diberi nama Prasasti Suruaso lantaran pada manuskripnya tersebut kata Sri Surawasa yang merupakan asal kata dr nama nagari Suruaso di (wilayah Kabupaten Tanah Datar kini). 

Situs bersejarah ini tertulis berangka tahun 1297 Saka atau 1375 M.

  • Prasasti Bandar Bapahat

Pr Bapahat Https Kebudayaan.kemdikbud.go.id
Prasasti Bandar Bapahat
@https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Prasasti Bandar Bapahat merupakan prasasti yang didapatkan di jorong Bukik Gombak, Nagari Baringin, Kecamatan Lima KaumTanah DatarSumatera Barat

Situs bersejarah tersebut berisi goresan pena di kedua segi dinding watu kanal air antik, yg diperkirakan dibentuk pada masa pemerintahan Raja Adityawarman.

Saat ini, kedua goresan pena tersebut sudah hilang lantaran runtuh, namun duplikasinya (absklath) masih terdapat dlm arsip Museum Nasional Jakarta dan pula di Universitas LeidenBelanda.


Penutup

Demikian uraian tentang Kerajaan Pagaruyung, menakjubkan bukan? Berdiri dlm dua masa tetapi tak kehilangan eksistensinya, bahkan hingga hari ini.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena Pagaruyung mengikuti perkembangan & tetap menjunjung persatuan kesatuan.  Nah, sejak adanya perselisihan di Pagaruyung maka tercetuslah Perang Padri & kesudahannya merusak Pagaruyung sendiri.

Semua ini sebaiknya menjadi pelajaran terbaik bagi kita di masa sekarang. Bagaimana menurutmu? Setuju dgn postingan ini? Yuk tulis di kolom komentar ya bagaimana pendapatmu.


Kerajaan Pagaruyung
Sumber Refrensi:

@https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyung
@https://id.wikipedia.org/wiki/Raja_Pagaruyung
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/09/130000079/kerajaan-pagaruyung–sejarah-letak-pendiri-dan-peninggalan

  Kerajaan Sunda : Sejarah, Raja, Peninggalan dan Masa Kejayaan