Kerajaan Mataram Kuno

Sejarah

sumber sejarah kerajaan mataram kuno

Kerajaan Mataram Kuno berada di tempat Yogyakarta dikelilingi oleh pegunungan & gununggunung, mirip Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, & Pegunungan Sewu.

Daerah kerajaan Mataram Kuno berdiri populer sungguh subur lantaran tanahnya dikelilingi oleh gunung berapi serta anutan sungainya yg tak tersumbat mirip Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo & Sungai Bengawan Solo.

Posisi yg orisinil dr kerajaan ini sempat berpindah-pindah istana karena petaka. Namun, bagaimana pun pula di mata orang-orang awam, sejarah dr Mataram Kuno sering rancu dgn sejarah Mataram Islam.

Padahal kedua kerajaan tersebut terpaut ratusan tahun dgn banyak perbedaan.

Mataram Kuno disebut pula sebagai Kerajaan Medang yg dimana sentra dr pemerintahannya berada di Jawa Tengah & kemudian berpindah ke Jawa Timur.

Agama yg dianut kedua kerajaan ini Hindu Syiwa yanng kemudian berubah menjadi Buddha Mahayana.

Untuk tata cara pemerintahannya sendiri sedikit berbeda dr apa yg telah ditetapkan dlm sejarah kerajaan Majapahit selaku pendahulunya.

Kerajaan Mataram Kuno sekaligus menjadi kerajaan agraris yg meneruskan tahta kerajaan Kalingga atau Ho-Ling.

Dalam catatan sejarah, terdapat 3 dinasti yg pernah menguasai Kerajaan Mataram Kuno diantaranya yakni Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra & Wangsa Isana.

Wangsa Sanjaya ialah pemuluk Agama Hindu yg beraliran Syiwa sedangkan Wangsa Syailendra adalah pengikut agama Budha, Wangsa Isana sendiri ialah Wangsa gres yg didirikan oleh Mpu Sindok.

Awal Mula Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Nama Rajya Medang I Bhumi Mataram menjadi salah satu isyarat bahwa dahulu pernah ada suatu kerajaan di bumi Mataram.

Mataram sendiri dipercaya selaku tempat penting yg menjadi sentra dr kerajaan itu sendiri.

Alasan itulah yg bikin nama Kerajaan Medang lebih diketahui dibandingkan dengan Kerajaan Mataram, & untuk lebih detailnya lagi mataram yg dimaksud ialah Mataram Hindu atau Mataram Kuno.

Kerajaan Mataram Kuno berdiri di atas suatu brasasti yg bertuliskan angka 907 yg diketahui selaku prasasti Mantyasih.

Prasasti ini menjelaskan dengan-cara gamblang bahwa penguasa pertama kerajaan Mataram Kuno atau Medang ini merupakan Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Gelar ratu disini bukan mempunyai arti penguasa itu seorang wanita, melainkan ungkapan Ratu, Rakai, & Bhre merupakan perumpamaan orisinil dr nusantara untuk menyebut seorang penguasa.

Kaprikornus Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya  pada saat itu memakai gelar ratu lantaran tak ada perbedaan yg bermakna atas tafsir ratu & raja di jaman itu.

Ibu dr Sanjaya berjulukan Sannaha yg mempunyai kerabat bernama Sanna yg dimana menguasai sebuah kerajaan tanpa nama.

Namun kerajaan itu gagal lantaran pemerintahannya yg kacau sehingga Ratu Sanjaya hadir & membereskan kekacauan.

Di tahun 732 Masehi, Ratu Sanjaya mengeluarkan sebuah prasati yg menyebutkan dengan-cara terang bahwa Ratu Sanjaya menjabat selaku seorang raja. Diketahui bahwa Sanna mempunyai beberapa nama diantaranya Senna & Bratasenawa.

Turunnya Sanna dr tahta kerajaan Galuh setelah mengabdi semenjak 706 – 716 Masehi dipicu oleh suatu pemberontakan yg tak mampu diredam.

Dan pemberontakan itu bertujuan untuk mengkudeta Raja Sanna yg dipelopori oleh Purbasora, paman dr Sanjaya.

Setalah diberhentikan paksa oleh Purbasora, Raja Sanna masih merasa berhak untuk menduduki tahtanya kembali kemudian dia lari ke sahabatnya sanag Raja Sunda pertama yg berjulukan Tarusbawa.

Sebetulnya antara Kerajaan Galuh & Kerajaan Sunda mempunyai ikatan lebih dr sahabat karena keduanya merupakan pecahan dr sejarah Kerajaan Tarumanegara yg oada kesannya terpecah menjadi dua cuilan.

Dan kemudian Sanna beserta keluarganya sangat diperhatikan dgn sangat baik oleh Kerajaan Galuh.

Setiap langkah dr keluarga Sanna diperhatikan dengan-cara seksama oleh Raja Tarusbawa sehingga ia merasa sungguh simpati dgn sahabatnya tersebut.

Dan menetapkan untuk menikahkan putrinya dgn Sanjaya, anak Sannaha –adik kandung Sanna.

Setalah menikah, otomatis Sanjaya lebih leluasa untuk bermain politik di dlm kerajaan. Karena ia berniat untuk membalaskan dendam pada keluarga Purbasora atas perebutan kekuasaan yg ia lakukan.

Lalu Sanjaya memberikan maksudnya itu dengan-cara eksklusif pada mertuanya dgn tujuan untuk menerima restu sekaligus santunan untuk mengadakan perang merebut kerajaan keluarganya kembali.

Strategi pembalasan dendam dimulai dgn Sanjaya yg diangkat menjadi raja di kerajaan Sunda.

Sanjaya memerintah bukan dgn nama besarnya dengan-cara langsung, melainkan dgn maksud untuk berupaya menjalankan pemerintahan kerajaan di Sunda untuk mengambil alih sang mertua yg sudah berumur.

Seharusnya, kekuasaan kerajaan jatuh ke tangan sang istri, tetapi lantaran sang istri kurang cakap menjalankan pemerintahan, sehingga ia lebih percaya pada suamianya untuk menjalankannya.

Sehingga pada hasilnya nanti Sanja akan menguasai tiga kerajaan sekaligus.

Karena kecakapan Sanjaya memerintah Kerajaan Sunda yg termasuk ke dlm wilayah Jawa Barat.

Sanjaya pun ikut terlibat dlm sejarah kerajaan Kalingga. Ia menggantikan sang Ratu Sima yg populer sangat adil dlm memerintah & menduduki tahta kerajaan Kalingga.

Lalu di abad ke-7, Sanjaya menuntaskan kekuasannya dgn membagi kerajaan menjadi dua serpihan & diserahkan pada putranya.

Kemudian Sanjaya pergi ke Mataram guna merealisasikan maksudnya dr permulaan untuk mengambil alih kekuasaan disana & menjadi raja di Mataram Kuno.

Setelah tujuannya berhasil, ia kemudian mengawali kembali segalanya dr awal, sehingga sejarah lebih mengenal Sanjaya sebagai pendiri wangsa Sanjaya yg menguasai kerajaan Mataram Kuno.

 

Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

kehidupan politik kerajaan mataram kuno

1. Wangsa Sanjaya atau Dinasti Sanjaya

Kejayaan dr Kerajaan Mataram Kuno memang telah nampak dr awal. Semua berkat jiwa dr kepemimpinan Sanjaya yg memang sungguh layak untuk disebut selaku Raja.

Sanjaya bukan hanya menghendaki tahta semata, ia pula mengetahui betul kitab suci yg dianutnya karena ia merupakan seorang penganut Hindu Syiwa yg sungguh taat.

Selama ia menjabat, Kerajaan Mataram Kuno memiliki komoditi pertanian berupa olahan padi selaku pemenuh kebutuhan penduduk luar & dlm kerajaan.

Dan istimewanya, Sanjaya tak pernah menunggu para Brahmana untuk menyuruh membangun pura selaku tempat suci peribadahan orang Hindu.

Meski Sanjaya sungguh mendukung perkembangan agam Hindu di Indonesia, dia merupakan raja yg bijak.

Hal itu tercermin dr sejarah kerajaan Majapahit yg berhasil menerapkan sembotan bhinneka tunggal ika yg sesuai dgn kitab Negarakertagama.

Ia pun ikun andil dlm menjembatani penduduknya untuk memeluk agama yang lain. Di jaman itu cuma ada dua agama yg memiliki efek besar dlm kehidupan penduduk yakni agama Hindu & Buddha.

2. Rakai Panangkaran

Rakai Panangkaran berhasil menaklukan raja-raja kecil yg menjabat di tempat Mataram Kuno & pula menggantikan tahta Ratu Sanjaya di kerajaan Mataram Kuno.

Dalam pemerintahaannya, kaum agama hindu bertempat tinggal diwilayah mataram utara, sedangkan kaum agama hindu lebih nyaman menempati wilayah Jawa Tengah sebelah selatan.

Perbedaan tempat tersebut bermaksud semoga kedua agama tersebut dapat hidup dengan-cara berdampingan, menjalankan ibadahnya masing-masing, serta berinteraksi dgn orang-orang yg sama.

Karena Rakai Panangkaran percaya jikalau akidah akan kian berpengaruh jika sering bergaul dgn orang yg seagama.

Namun lepas dr urusan agama, penduduk dr Mataram Kuno tetap menjalin hubungan jualan & pula pekerjaan lain dgn baik.

Rakai Panangkaran merubah agamanya sendiri menjadi Buddha Mahayana semenjak saat itu pula ia mendirikan wangsa baru yg diberi nama Syailendra & dgn hal itu pula bermakna ada wangsa kedua yg menguasai kerajaan Mataram Kuno.

Rakai Panangkaran sungguh diketahui karena mempunyai jiwa pemberani yg sungguh menonjol .

Yang unik di masa pemerintahan Rakai Panangkaran ialah para penganut agama Hindu & Budha saling berdampingan dgn hidup yg aman & nyaman.

Penganut Hindu mendirikan candi Dieng & Gedong Songo yg sekarang menjadi candi peninggalan hindu. Serta Mendut,  Prambanan & Borobudur   di belahan selatan Mataram Kuno yg kini pula menjadi candi peninggalan Budha.

Pada perkembangannya kedua wangsa tersebuet memang sempat bertengkar. Permasalahannya tak jauh dr urusan kekuasaan raja.

Namun perseteruan tersebut teratasi dgn keberanian Rakai Pikatan dr wangsa Sanjaya yg menganut agama Hindu untuk menikahi Pramodhawardhani sang putri dr Samarattungga yg mengawali pembangunan Borobudur dr Dinasti Syailendra.

Akhirnya kedua wangsa & agama tersebut kembali duduk di istana kerajaan & berbaikan.

Kerajaan Mataram Kuno terus bekembang maju hingga kekuasaannya jatuh ke tangan Dyah Balitung.

Ia merupakan raja yg mampu mempersatukan Jawa di bawah tundukan satu kerajaan, bahkan kekuasannya bisa menyentuh hingga ke pulau Bali.

Letak & Wilayah Kerajaan Mataram Kuno

raja kerajaan mataram kuno

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dgn pada dasarnya yg disebut selaku Bumi Mataram.

Daerah ini dikelilingi dgn pegunungan & gunung seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, & Pegunungan Sewu.

Serta dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo & Sungai Bengawan Solo hal itu yg mengakibatkan Bumi Mataram terkenal subur.

Raja Kerajaan Mataram Kuno

masa kejayaan kerajaan mataram kuno

Menurut Teori Slamet Muljana daftar dr raja-raja yg pernah duduk memerintah Kerajaan Mataram Kuno ialah sebagai berikut :

  1. Sanjaya, (merupakan pendiri Kerajaan Medang)
  2. Rakai Panangkaran, (permulaan berkuasanya Wangsa Syailendra)
  3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
  4. Rakai Warak alias Samaragrawira
  5. Rakai Garung alias Samaratungga
  6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, (permulaan kebangkitan Wangsa Sanjaya)
  7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
  8. Rakai Watuhumalang
  9. Rakai Watukura Dyah Balitung
  10. Mpu Daksa
  11. Rakai Layang Dyah Tulodong
  12. Rakai Sumba Dyah Wawa
  13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
  14. Sri Lokapala (merupaka suami dr Sri Isanatunggawijaya)
  15. Makuthawangsawardhana
  16. Dharmawangsa Teguh, (berakhirnya Kerajaan Medang)

Dari daftar diatas hanya Sanjaya yg menggunakan gelar ratu, sedangkan raja setelahnya raja sesudahnya menggunakan gelar Sri Maharaja.

Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Ada 2 sumber sejarah utama yg pertanda berdirnya Kerajaan Mataram Kuno, yakni berupa Prasasti & Candi-candi yg masih dapat kita jumpai hingga dikala ini.

Adapaun untuk prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno sebagai berikut :

  1. Prasasti Canggal, yg ditemukan di dlm halaman Candi Guning Wukir yg terletak di desa Canggal bertuliskan angka tahun 732 M. Prasasti ini memakai huruf pallawa sertaber bahasa Sansekerta yg isinya menceritakan ihwal pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya & selain itu pula menceritakan bahwa yg menjadi raja sebelumnya ialah Sanna yg kemudian digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (kerabat perempuan Sanna).
  2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta bertuliskan angka tahun 778M, & ditulis dlm huruf Pranagari (India Utara) serta berbahasa Sansekerta. Isinya menceritakan tentang pendirian bangunan suci untuk dewi Tara & biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas ajakan keluarga Syaelendra serta Panangkaran yg pula menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).
  3. Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M dgn menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isinya berupa daftar silsilah raja-raja Mataram Kuno yg mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yakni Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi & Rakai Watuhumalang.
  4. Prasasti Klurak, didapatkan di desa Prambanan berangka 782M bertuliskan huruf Pranagari dlm bahasa Sansekerta yg isinya menceritakan proses pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yg bergelar Sri Sanggramadananjaya.

Selain prasasti diatas, Kerajaan Mataram Kuno pula meninggalkan situs berupa candi yg ada hingga sekarang.

Diantaranya mirip Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi, Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, & tentu saja yg paling kolosal ialah Candi Borobudur.

Kehidupan pada Masa Kerajaan Mataram Kuno

peristiwa penting kerajaan mataram kuno

1. Dinasti Sanjaya

Kehidupan Politik

Berdasarkan catatan yg ada di dlm prasasti Metyasih, Rakai Watukumara Dyah Balitung (Wangsa Sanjaya ke-9) mereka memperlihatkan kado berupa tanah pada 5 orang patihnya yg memiliki jasa yg besar kepada Mataram.

Dalam prasasti itu pula disebutkan beberapa raja yg memerintah pada masa Dinasti Sanjaya, diantaranya merupakan :

  • Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya (732-760 M)

Masa wangsa Sanjaya merupakan masa pendirian candi-candi siwa di Gunung Dieng.

Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya duduk di atas tahta kerajaan pada pertengahan & kemudian diganti oleh putranya yg berjulukan Rakai Panangkaran.

  • Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)

Rakai Panangkaran yg memiliki arti raja mulia berhasil mengembangkan peluangwilayah kerajaan.

Menurut prasasti, dimasa Rakai Panangkaran dibangun suatu candi yg berjulukan Candi Tara & di dalamnya tersimpan patung Dewi Tara.

Karena berada di Desa Kalasan, candi tersebut dikenal dgn nama Candi Kalasan.

  • Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)

Rakai Pananggalan memiliki makna raja mulia yg peduli kepada siklus waktu. Sesuai dgn namanya.

Beliau berjasa dlm tata cara kalender Jawa Kuno. Dalam misi & pula visi Rakai Panggalan senantiasa menjunjung tinggi arti penting ilmu pengetahuan. Dan dlm perwujudan visi & misi tersebut diabadikan dlm Catur Guru.

Catur Guru tersebut yakni :

  • Guru Sudarma, orang tua yg melairkan insan.
  • Guru Swadaya, Tuhan
  • Guru Surasa, Bapak & Ibu Guru di sekolah
  • Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bareng

 

  • Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)

Sri Maharaja Rakai Warak berperan besar dlm dunia militer, karena dimasa pemerintahannya dunia militer berkembang dgn sangat pesat.

  • Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)

Garung yg bermakna raja mulia yg tahan banting dgn segala jenis rintangan. Untuk kesejahteraan rakyatnya, sang raja melakukan pekerjaan dr pagi hingga larut malam.

  • Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)

Dimasa emerintahan Rakai Pikatanlah dinasti Sanjaya mengalami masa yg gemilang. Dalam masa pemerintahan beliau, pasukan Balaputera Dewa menyerang wilayah kekuasaannya.

Namun sang Rakai Pikatan tetap menjaga kedaulatan negerinya, bahkan pasukan Balaputera Dewa bisa dimundurkan & melarikan diri hingga ke Palembang.

Di masa Rakai Pikatan inilah dibangunnya Candi Prambanan & Candi Roro Jonggrang.

  • Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)

Dinasti Sanjaya mengalami masa kejayaan dimasa pemerintahan Rakai Pikatan. Di masa pemerintahannya pasukan Balaputera Dewa sempat menyerang wilayah kekuasaannya.

Namun sang Rakai Pikatan tetap mempertahankan kedaulatan negerinya, bahkan pasukan Balaputera Dewa bisa dimundurkan & melarikan diri hingga ke Palembang.

Di masa Rakai Pikatan inilah dibangunnya Candi Prambanan & Candi Roro Jonggrang.

  • Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882 M)

Di dlm Prasasti Siwagraha menceritakan bahwa Sri Maharaja Rakai Kayuwangi mempunyai gelar Sang Prabu Dyah Lokapal di masa itu.

  • Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)

Rakai Watuhumalang mempunyai prinsip dlm menjalankan pemerintahannya yakni Tri Parama Arta.

  • Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong (898-915 M)

Pada masa Dyah Balitong pula merupakan masa kejayaan untuk Wangsa Sanjaya. Pada dikala itu sang prabu aktif dlm menciptakan kegiatan olah Cipta Karya yg berfungsi untuk berbagi kemajuan masyarakatnya.

  • Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)

Dimasa pemerintahan Dyah Balitong, Sri Maharaja Rakai Daksottama diperintahkan untuk mengambil alih Dyah Balitong menjadi raja Mataram Hindu.

  • Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)

Rakai Dyah Tulodhong mengambil alih Rakai Daksottama untuk memimpin masyarakat Mataram Hindu, hal tersebut tertera dlm Prasasti Poh Galuh yg bertuliskan angka tahun 809 Masehi.

Pada masa pemerintahannya, sang Dyah Tulodhong sungguh memperhatikan para kaum Brahmana.

  • Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)

Sri Maharaja Dyah Wawa merupakan jago dlm bidang berdiplomasi, sehingga beliau sangat terkenal dlm urusan kancah politik internasional.

Kehidupan Ekonomi

Di masa dinasti sanjaya  kehidupan ekonomi pada saat itu bertumpu pada sektor pertanian karena keberadaannya yg berada di dlm pedalaman & pula memiliki tanah yg subur.

Seiring berjalannya waktu, kerajaan ini mulai berbagi kehidupan dibidang pelayaran.

Hal ini bermula tatkala masa pemerintahan Balitung yg memanfaatkan keberadaan sungai bengawan solo selaku jalur lalu lintas utama perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.

Kehidupan Agama

Berdasarkan catatan yg tertulis di dlm prasasti Canggal dapat ditarik kesimpulan bahwa dimasa wangsa sanjaya mempunyai kepercayaan agama Hindu dgn beraliran Siwa.

2. Dinasti Syailendra

Kehidupan Politik

Berdasarkan banyak sekali prasasti yg ditemukan pada masa dinasti Syailendra dikenali ada beberapa raja yg memerintah pada ketika itu, diantaranya :

  • Bhanu ( 752- 775 M )

Raja Bhanu yaitu pendiri dinasti Syailendra yg sekaligus menjadi raja pertama.

  • Wisnu ( 775- 782 M)

Di masa pemerintahan Wisni, Candi Borobudur mulai dibangun tempatnya 778.

  • Indra ( 782 -812 M )

Di masa pemerintahan Indra, ia membuat sebuah prasati bernama klurak yg bertuliskan angka tahun 782 M yg letaknya di kawasan Prambanan.

Dinasti bergerak dlm sistem politik ekspansi pada masa pemerintahan ini. Perluasan wilayah yg dilaksanakan pemerintahan indra bertujuan untuk menguasai daerah di sekeliling Selat Malaka.

Kemudian, yg memperkokoh dampak kekuasaan Syailendra pada Sriwijaya yaitu alasannya adalah Raja Indra menjalankan perkawinan politik. Raja Indra mengawinkan putranya yg berjulukan Samarottungga dgn putri dr Raja Sriwijaya.

  • Samaratungga ( 812 – 833 M )

Samaratungga mengubah kepemimpinan Raja Indra di tahun 812. Ia berperan besar dlm mengendalikan segala dimesi kehidupan rakyat mataram.

Sebagai Raja Mataram Budha, beliau sungguh mengerti nilai agama & budaya yg dianutnya.

Dimasa ia pula mulai dibangun candi Borobudur, namun sebelum candi Borobudur selesai dibuat Samaratungga meninggal & kemudian diagantikan oleh putranya yg bernama Balaputra Dewa anak dr selir.

  • Pramodhawardhani ( 883 – 856 M )

Pramodhawardhani merupakan putri dr Samaratungga yg populer sangat pandai & anggun.

Beliau mempunyai gelarSri Kaluhunan, yg berarti seorang sekar keratin yg menjadi acuan keinginan untuk rakyat.

Pramodhawardhani kelak menjadi permaisuri untuk raja Rakai Pikatan dr wangsa sanjaya.

  • Balaputera Dewa ( 883 – 850 M )

Balaputera Dewa merupakan putera dr Raja Samaratungga dgn ibunya yg bernama Dewi Tara, Puteri dr raja Sriwijaya.

Menurut Prasasti Ratu Boko, tertera bahwa terjadi perebutan tahta kepemimpinan kerajaan oleh Rakai Pikatan suami Pramodhawardhani.

Belaputera Dewa merasa lebih berhak mendapatkan tahtaitu alasannya ia yaitu anak laki-laki berdarah Syailendra & tak setuju kepada tahta yg diberikan Rakai Pikatan yg merupakan keturunan Sanjaya.

Dalam perang kerabat tersebut Balaputera Dewa mengalami kekalahan & melarikan diri ke Palembang.

Kehidupan Sosial

Sebetulnya dimasa dinasti Syailendra tak diketahui dengan-cara jelas mengenai kehidupan sosialnya.

Namun menurut peninggalan berupa candi-candi para jago sejarah menyimpulkan bahwa kehidupan sosial dimasa itu sudah sungguh teratur.

Hal ini bisa diliat dlm cara pengerjaan cadi dgn tenaga masyarakat yg bahu-membahu. Selain itu, hal itu pula menyimpulkan betawa patuhnya para rakyat mematuhi rajanya.

Dengan eksistensi dua agama yg berbeda, toleransi diantara masyarakat pula sangat baik.

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi pada masa dinasti syeilendta masyarakatnya bermata pencaharian petani, pedagang, & pengrajin.

Pada dinasti ini pula sudah ditetapkan pajak bagi seluaruh penduduk mataram.

Hal itu terbukti dlm sebuah prasasti Karang tengah yg menceritakan bahwa Rakryan Patatpa Pu Palar membangun bangunan suci yg menjadi imbol penduduk yg patuh mengeluarkan uang pajak.

Kehidupan Agama

Mayoritas raja yg pernah memerintah dimasa dinasti syeilendra menganut agama Budha Mahayana hal itu pula sekaligus membuktikan bahwa agama Buddha telah masuk di Mataram.

Dengan adanya candi yg bercorak budha pula mampu ditarik kesimpulan bahwa masaraktnya pula bergama Buddha Mahayana.

Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

peninggalan kerajaan mataram kuno

Di masa pemerintahan Raja Balitung (898-910 M) Kerajaan Mataram Kuno berada di puncak kejayaan.

Dibawah kepemimpinan Raja Balitung, kerajaan ini berhasil menaklukan tempat-daerah yg berada di sebelah timur.

Oleh sebab itu, tempat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno kian luas yg mencakup Bagelen (Jawa Tengah) hingga Malang (Jawa Timur).

Penyebab lainnya kejayaan Kerajaan Mataram Kuno yaitu selaku berikut :

  • Naik tahtanya Sanjaya yg sangat jago dlm bidang pertempuran
  • Pembangunan sebuah waduk Hujung Galuh di kawasan Waringin Sapta (Waringin Pitu) guna untuk mengatur pedoman Sungai Berangas, sehingga banyak kapal dagang dr Benggala, Sri Lanka, Chola, Champa, Burma, & lainnya tiba ke pelabuhan itu.
  • Pindahnya kekuasaan dr Jawa Tengah ke Jawa Timur yg didasari oleh:

    1. Adanya sungai-sungai besar, antara lain Sungai Brantas & Bengawan Solo yg mempermudah kemudian lintas jual beli.
    2. Adanya dataran rendah yg luas sehingga memungkinkan penanaman padi dengan-cara besar-besaran.
    3. Lokasi Jawa Timur yg berdekatan dgn jalan jual beli utama waktu itu, yakni jalur perdagangan rempah-rempah dr Maluku ke Malaka.

Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno

Runtuhnya kerajaan Mataram Kuno dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni

  1. Meletusnya gunung merapi yg menyemburkan lahar & menimbun candi-candi yg sudah dibangun kerajaan, sehingga otomatis candi-candi tersebut menjadi rusak.
  2. Krisis politik di tahun 927-929 M.
  3. Perpindahan lokasi kerajaan lantaran pertimbagan ekonomi. Kerajaan Mataram Kuno berpindah ke tempat Jawa Tengah yg kurang subur, jarang terdapat sungai besar, & tak ada pelabuhan yg strategis.

Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa menjadi raja di Mataram, kemudian pindah ke daerah Jawa timur & mendirikan dinasti Isyana di sana serta menyebabkan Walunggaluh selaku sentra kerajaan.

Mpu Sindok yg membangun dinasti baru berjulukan Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram selaku kelanjutan dr kerajaan sebelumnya yg berpusat di daerah Jawa Tengah.

Mpu Sendok memimpin dinasti ini sejak tahun 929 M- 948 M.

Sumber sejarah yg berkenaan dgn Kerajaan Mataram di daerah Jawa Timur diantaranya prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang & Pradah, prasasti Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti Silet, prasasti Turun Hyang, & prasasti Gandhakuti yg berisi penyerahan kedudukan putra mahkota oleh Airlangga pada sepupunya yg bernama Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.

Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

sumber sejarah kerajaan mataram

Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram Kuno

Sebagai salah satu kerajaan yg terbsesar di Indonesi, Kerajaan Mataram memiliki banyak sekali peninggalan benda-benda bersejarah, diantaranya :

1. Prasasti Canggal

Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya atau yg lazimdisebut selaku Prasasti Canggal ini merupakan sebuah prasasti yg bertuliskan angka tahun 654 Saka atau 732 Masehi.

Yang ditemukan di area halaman candi Gunung Wukir tepatnya di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.

Prasasti ini bertuliskan huruf huruf Pallawa & bahasa Sanskerta. Prasasti ini dinilai sebagai pernyataan diri dr ratu Sanjaya di tahun 732 selaku seorang pemimpin universal di Kerajaan Mataram Kuno.

2. Prasasti Kelurak

Bertuliskan angka tahun 782 M, prasasti Kelurak ditemukan di bersahabat candi Lumbung tepatnya di Desa Kelurak sebelah utara Kompleks Percandian Prambanan, Jawa Tengah.

Keadaan dr prasati ini sudah susut lantaran terpengaruhi oleh waktu sehingga isi yg terdapat di dalamnya kurang dikenali dengan-cara pasti.

Namun ditarik dr garis besar, isi dr prasasti ini mencertiakan perihal didirikannya sebuah bangunan suci untuk arca Manjusri atas perintah Raja Indra dgn gelar Sri Sanggramadhananjaya.

Dan menurut para hebat, bangunan suci yg dimaksud ialah Candi Sewu, yg terletak di Kompleks Percandian Prambanan.

3. Prasasti Mantyasih

Prasasti Mantyasih didapatkan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah yg di dalamnya menampung silsilah raja Mataram sebalum raja Balitung.

Prasasti ini dibentuk sebagai upaya untuk melegitimasi Balitung selaku pewaris tahta yg sah, sehingga prasasti ini menyebutkan raja sebelum Balitung berdaulat penuh atas wilayah kerajaan Mataram Kuno.

Di dlm prasasti ini pula disebutkan bahwa desa Mantyasih sudah ditetapkan oleh Balitung selaku kawasan bebas pajak.

Hingga ketika ini, di kampung Meteseh terdapat sebuah lumpang watu yg diandalkan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara penetapan sima atau desa perdikan.

Tak cuma itu, prasasti ini pula menceritakan ihwal eksistensi Gunung Susundara & Wukir Sumbing yg sekarang dikenal sebagai Gunung Sindoro & Sumbing.

Dan kata “Mantyasih” sendiri dapat diartikan “beriman dlm cinta kasih”.

4. Prasasti Sojomerto

Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, prasasti ini merupakan peninggalan dr wangsa Syeilendra yg beraksara Kawi & berbahasa Melayu Kuna.

Yang membedakan prasasti ini dgn yg lain ialah di dalamnya tak dicantumkan angka tahun, namun menurut tafsiran analisis paleografi prasasti ini dibuat di periode ke-7 atau awal era ke-8 masehi.

Isi dr prasasti ini sendiri menceritakan ihwal keluarga dr tokoh utama Dapunta Selendra, yakni ayahnya yg berjulukan Santanu & ibunya berjulukan Bhadrawati.

Namun berdasarkan Prof. Drs. Boechari, tokoh yg bernama Dapunta Selendra merupakan cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Syailendra yg berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

5. Prasasti Tri Tepusan

Prasasti ini menyebutkan bahwa di tahun 842 M Sri Kahulunnan menunjukkan tanahnya yg ada di Desa Tri Tepusan untuk pembuatan serta pemeliharaan tempat suci Kamulan I Bhumisambhara.

Yang kemungkinan besar merupakan nama dr candi Borobudur di jaman dahulu. Duplikat dr prasasti ini telah tersimpan di dlm museum candi Borobudur.

6. Prasasti Wanua Tengah III

Ditemukan di sebuah ladang Dukuh Kedunglo, Desa Gandulan, Kaloran yg berjarak sekitar 4 km arah timur bahari Kota Temanggung di bulan November 1983.

Merupakan suatu prasasti yg menyebutkan dengan-cara lengkap daftar dr raja yg pernah memerintah di bumi Mataram pada masa sebelum pemerintahan raja Rake Watukara Dyah Balitung.

Prasasti ini dianggap sungguh penting oleh para ilmuan disebabkan karena menyebutkan dengan-cara lengkap daftar 12 nama raja Mataram yg melengkapi daftar raja.

Yang disebutkan dlm Prasasti Mantyasih atau Prasasti Tembaga Kedu) yg hanya menyebut 9 nama raja saja.

7. Prasasti Rukam

Prasasri Rukam bertuliskan angka tahun 829 Saka atau 907 Masehi yg ditemukan didesa Petarongan, kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah pada tahun 1975.

Prasasti ini berupa 2 lempeng tembaga yg berbentuk persegi panjang. Lempeng yg pertama terdiri dr 28 baris sedangakn lempeng kedua 23 baris dgn huruf & bahasa yg digunakan di dlm prasasti yakni Jawa Kuna.

Isi prasasti ini mengenai pelantikan desa Rukam yg dikerjakan oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana yg disebabkan karena desa Rukam telah dilanda tragedi letusan gunung api.

Lalu penduduk dr Desa Rukam diberikan keharusan untuk memelihara semua bangunan suci yg ada di kawasan Limwung.

Dan para ilmuan menyebutkan bahwa kemungkinan yg dimaksud bangunan suci tersbut yaitu Candi Sajiwan. Candi ini sering disebut sebagai Sojiwan yg letaknya tak jauh dr Candi Prambanan.

8. Prasasti Plumpungan

ditemukan di Dukuh Plumpungan, prasasti ini betulisakna angka tahun 750 Masehi yg diyakini sebagai asal mula kota Salatiga.

Menurut catatan sejarah, di dlm prasasti ini menyebutkan ketetapan aturan yakni suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra.

Pada masa itu, ketetapan seperti ini dianggap sangat penting utamanya bagi masyarakat di tempat Hampra.

Penetapan dr Prasasti Plumpungan yaitu titik tolak berdirinya tempat Hampra yg dengan-cara resmi sebagai daerah perdikan atau dikenal pula sebagai swantantra.

Tepat dimana prasasti ini berada yakni di desa Hampra kini desa itu telah masuk ke dlm kawasan manajemen Kota Salatiga.

Maka dapat disimpulkan, Desa Hampra yg dulunya diberikan status bebas pajak pada masa kerajaan mataram merupakan tempat Salatiga sekarang ini.

9. Prasasti Siwargrha

Di dlm prasasti ini bertuliskan chandrasengkala ”Wwalung gunung sang wiku” yg memiliki arti angka tahun 778 Saka (856 Masehi).

Prasasti ini konon dikeluarkan oleh Dyah Lokapala atau Rakai Kayuwangi setalah masa pemerintahan Rakai Pikatan berakhir.

Prasasti ini menceritakan mengenai deskripsi kalangan candi yg dipersembahkan bagi dewa Siwa yg disebut Shivagrha (Sanskerta: rumah Siwa) yg dimana ciri-cirinya sangat sempurna dgn kelompok candi Prambanan.

10. Prasasti Gondosuli

Ditemukan di dlm reruntuhan Candi Gondosuli, di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah.

Prasasti ini dikeluarkan oleh pangerang yg bernama Rakai Rakarayan Patapan Pu Palar yg sekaligus merupakan adik ipar dr raja Mataram yg berjulukan Rakai Garung.

Prasasti ini terdiri dr dua keping yg disebut sebagai Gandasuli I (Dang pu Hwang Glis) serta Gandasuli II (Sanghyang Wintang).

Prasasti ini ditulis menggunakan huruf kawi (Jawa Kuna) & berbahasa Melayu Kuna serta bertuliskan angka tahun 792M.

Teks yg tertulis di dlm prasasti ini terdiri dr lima baring yg menceritakan tentang filsafat serta ungkapan kemerdekaan serta kejayaan Syailendra.

11. Prasasti Kayumwungan/Karang Tengah Prasasti Kayumwungan

Prasasti Kayumwungan/Karang Tengah Prasasti Kayumwungan merupakan suatu prasasti yg ditemukan di Dusun Karangtengah, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah pada lima buah penggalan kerikil, oleh lantaran itu prasasti ini pula dikenal selaku prasasti Karangtengah.

Prasasti ini berbahasa sanskerta & isi dr prasasti ini menceritakan mengenai seorang raja yg bernama Samaratungga.

Kemudian anaknya yg berjulukan Pramodawardhani membangun bangunan suci Jinalaya & pula bangunan berjulukan Wenuwana (Sansekerta: Venuvana, yg memiliki arti “hutan bambu”) yg dipakai untuk menempatkan abu mayit ‘raja mega’ (sebutan untuk Dewa Indra).

Mungkin raja yg dimaksud disini yakni raja Indra atau Dharanindra dr keluarga Sailendra.

12. Prasasti Sankhara

Prasasti ini merupakan suatu prasasti yg berasal dr periode ke-8 masehi & ditemukan di daerah Sragen, Jawa Tengah.

Namun sayangnya, prasasti ini telah hilang & hingga kini tak dikenali keberadaannya. Prasasti ini sempat disimpan di dlm museum pribadi, Museum Adam Malik.

Dan usut punya usut di tahun 2005 atau 2006 museum ini ditutup karena mengalami kebangkrutan sehingga koleksi yg ada di dalamnya dijual begitu saja.

Terlepas dr itu semua, prasasti ini menceritakan suatu tokoh yg berjulukan Raja Sankhara yg telah berpindah agama disebabkan agama Siwa yg dianut merupakan agama yg ditakuti oleh banyak orang.

Kemudian sang raja berpindah agama ke Buddha karena di dlm prasasti disebutkan agama Buddha merupakan agama yg welas asih.

Dan sebelumnya pula disebutkan bahwa ayah dr Raja Sankhara wafat lantaran sakit selama 8 hari.

Oleh sebab itulah Sankhara takut akan ‘Sang Guru’ yg tak benar, lau meninggalkan agama Siwa & beralih menjadi pemeluk agama Buddha Mahayana, serta memindahkan sentra kerajaannya ke kawasan timur.

Di dlm buku Sejarah Nasional Indonesia menyebutkan bahwa raja Sankhara disamakan dgn Rakai Panangkaran.

Sedangkan ayah dr Raja Sankhara yg dimana di dlm prasasti tak disebutkan namanya, disamakan dgn raja Sanjaya.

13. Prasasti Ngadoman

Prasasti ini ditemukan di kawasan Salatiga tepatnya di desa Ngadoman, akrab Salatiga, Jawa Tengah. Prasasti ini dianggap penting karena keumungkinan besar berperan dlm mediator antara huruf Kawi dgn karakter Buda.

14. Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan merupakan suatu prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya yg berasal dr Kerajaan Mataram Kuno bertuliskan angka tahun 700 Saka atau 778M.

Prasasti ini ditemukan di kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta & di dalamnya ditulis dlm huruf Pranagari (India Utara) & bahasa Sanskerta.

Prasasti ini menceritakan bahwa Guru Sang Raja berhasil untuk membujuk Maharaja Tejahpura Panangkarana atau Kariyana Panangkara yg merupakan mustika keluarga Sailendra (Sailendra Wamsatilaka) atas usul dr keluarga Syailendra.

Untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara serta sebuah biara bagi para pendeta, & pula selaku penghadiahan desa Kalasan untuk para sanggha (umat Buddha).

Bangunan suci yg dimaksud di dlm prasasti ini yaitu Candi Kalasan.

Baca juga: Kerajaan Demak

Kesimpulan

raja terkenal kerajaan mataram kuno

Kerajaan Mataram Kuno ialah kerajaan yg berdiri di tahun 732 masehi & berdiri di desa Canggal (sebelah barat kota Magelang).

Pada ketika itu pula diresmikan sebuah Lingga atau lambang siwa di atas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja yg diresmikan oleh Raja Sanjaya.

Raja-raja yg pernah memerintah dlm Kerajaan Mataram Kuno

  • Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
  • Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
  • Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)
  • Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)
  • Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)
  • Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-863 M)
  • Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M)
  • Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-898 M)
  • Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910 M)

Beberapa faktor kehidupan yg berubah dlm perkembangan kehidupan pada masa Kerajaan Mataram Kuno

  • Aspek Kehidupan Politik
  • Aspek Kehidupan Sosial
  • Aspek Kehidupan Ekonomi
  • Aspek Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.

Raja yg populer di dlm Kerjaan Mataram Kuno

1. Balitung

Beliau memerintah semenjak 898-915 M yangn populer lantaran bisa menambahwilayah kerajaan sehingga kekuasan kawasan kerjaan Mataram Kuno mencakup Jawa Tengah, Jawa Timur, & Bali.

Dan di tahun 907 ia menyusun prasasti Mantyasih atau pula disebut selaku piagam Balitung yg berisi daftar raja-raja Mataram Kuno.

2. Samaratungga

Memerintah sejak tahun 812 – 833 M, Samaratungga dikenal selaku orang yg memprakarsai pembangunan monumen candi Borobudur yg menjadi candi Buddha terbesar yg ada di dunia.

Beliau menikah dgn Dewi Tara, putri dr penguasa kerajaan Sriwijaya yg bernama Dharmasetu. Dan Samaratungga pula menciptakan aliansi politik yg erat antara Mataram Kuno & Sriwijaya.

3. Rakai Pikatan

Rakai pikatan memerintah sejak tahun 840 – 856 M yg populer lantaran jasanya yg sudah membangun candi Prambanan yg waktu itu diperuntukkan untuk Dewa Siwa & kini menjadi candi agam Hindu paling besar di Indonesia.

Pikatan pula merebut tahta Mataram Kuno dr saudara iparnya yg berjulukan Balaputra, serta memaksa Balaputra pindah ke Sriwijaya. Rakai Pikatan menikah dgn putri Pramodhawardhani, putri dr Samaratunga.

4. Mpu Sindok

Mpu sendok memimpin kerajaan sejak tahun 929 M- 948 M yg populer karena mampu memindahkan pusat kerajaan dr lembah Gunung Merapi di Jawa Tengah ke lembah Sungai Brantas yg ada di Jawa Timur.

 

Itulah sedikit ulasan mengenai kerajaan mataram antik, mudah-mudahan kita mampu melestarikan situs budaya peninggalan yg ada supaya kelak penerus bangsa berikutnya dapat melihatnya juga. Semoga bermanfaat.

  Pengertian Dan Sejarah Permulaan Kemajuan Manajemen Selaku Disiplin Ilmu