Kerajaan Buleleng : Sejarah, Peninggalan & Masa Kejayaan

Kerajaan Buleleng – Mengenal sejarah Kerajaan Buleleng yg merupakan kerajaan yg berada di sentra Pulau Bali & didirikan pada pertengahan kala ke-17 dibawah kepemimpinan I Gusti Ngurah Panji Sakti, beliau merupakan salah satu anggota dr Wangsa Kepakisan.

Kerajaan ini merupakan kerajaan yg bercorak Hindu. Lalu bagaimana sejarah dr masa kejayaan sampai runtuhnya kerajaan, cerita ihwal kehidupan serta silsilah raja & peninggalannya? Simak penjelasan berikut ini!


Sejarah Kerajaan Buleleng

Kerajaan Buleleng merupakan kerajaan yg dibagun pada pertengahan kurun ke-17 dibawah kepemimpinan I Gusti Anglurah Panji. Kerajaan tersebut pada awalnya sudah berlambang dgn pesat.

Hal ini pula dipengaruhi oleh Banda jualan yg selalu ramai karena memang letak daerahnya dekat dgn pantai. Sehingga disini Buleleng merupakan penyalur pasokan hasil bumi dr para saudagar Bali ke daerah-daerah lain.

Sejarah Kerajaan
Sejarah Kerajaan
@https://awsimages.detik.net.id/

Bulengleng mempunyai wilayah yg bertambah luas hal ini dikarenakan mereka berhasil menaklukan wilayah Blambangan atau Banyuwangi & pula Pasuruan.

Tetapi pada tahun 1704 I Gusti Ngurah Panji Sakti sudah wafat, sehingga menimbulkan kerajaan lemah pada dikala itu. Sehingga pada tahun 1732 Kerajaan Mengwi berhasil menaklukkan kerajaan Buleleng. Tetapi pada tahun 1752 kerajaan Buleleng Bangkit kembali, sehingga menjadi wilayah yg merdeka.

Pada tahun 1780 tepatnya pada dikala Kerajaan berada di bawah kepemimpinan I Gusti Ngurah Jelantik (1757-1780) kerajaan Buleleng harus kalah kembali, hal ini dikarenakan I Gusti Pahang Canang yg merupakan pemimpin dr Wangsa Karangasem sukses merebut wilayah Buleleng.

Tetapi hal ini tak memiliki efek buruk, lantaran pada saat Buleleng berada di bawah kepemimpinannya, keluarga Istana diberi posisi yg penting, yakni salah satunya yakni I Gusti Ketut Jelantik, pangeran Buleleng putra dr I Gusti Ngurah Jelantik.

Gusti Ketut Jelantuk ditunjuk sebagai Patih atau panglima perang pada masa kepemimpinan I Gusti Made Karangasem (1825-1849) tatkala memimpin Wangsa Karangasem.

Pada tahun 1846, 1848 & pula 1849 Buleleng kembali mendapatkan serangan dr Belanda. Pada dikala itu perang berada dibawah kepemimpinan I Gusti Ketut Jelantik. Tetapi akhir peperangan tersebut, I Gusti Ketut Jelantik gugur & perang selsai pada tahun 1849 yg mesti selsai wilayah Bali pada penggalan Utara termasuk Karangasem & Buleleng mesti dikuasai oleh Belanda

  Kerajaan Mataram : Sejarah, Peninggalan & Masa Kejayaan

Baca Juga: Kerajaan Salakanagara

  • Masa Kejayaan Kerajaan Buleleng

Masa Kejayaan Kerajaan
Masa Kejayaan Kerajaan
@https://1.bp.blogspot.com

Kerajaan Buleleng meraih masa kejayaan dibawah kepemimpinan raja yg pertama yakni Raja I Gusti Ngkurah Panji Sakti. Beliau sukses menyatukan seluruh wilayah Bali Utara & pula berhasil menaklukkan wilayah lain yg berada di Jawa Timur. Wilayah tersebut yakni Banyuwangi & pula Pasuruan.

  • Runtuhnya Kerajaan Buleleng

Runtuhnya Kerajaan
Runtuhnya Kerajaan
@https://beritabali.com/

Setelah masa kejayaan, Buleleng pula mengalami masa kemunduran. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain selaku berikut:

Belanda yg mengajukan surat pada raja Buleleng untuk merusak bentengnya sendiri dgn catatan tak boleh mendirikannya lagi.

Raja Buleleng mesti bersedia mengganti kerugian perang yakni 3/4 dr biaya yg sudah dikeluarkan oleh Belanda. Raja Karangasem pula harus menggantikan kerugian sebesar 1/4 dr biaya pihak Belanda.


Kehidupan Kerajaan Buleleng

Kehidupan yg ada pada penduduk Kerajaan Buleleng dibagi menjadi 4 aspek yakni, Aspek Politik, Aspek Ekonomi, Aspek Agama & Sosial Budaya. Berikut ini merupakan klarifikasi dr masing-masing aspek yg ada!

  • Kehidupan Politik Kerajaan Buleleng

Kehidupan Politik Kerajaan
Kehidupan Politik Kerajaan
@https://mmc.tirto.id/

Kerajaan Buleleng pada tahun 989 sampai tahun 1011 dibawah perintah dr Udayana Warmadewa, Udayana sendiri mempunyai 3 putra yg terdiri dr Airlangga, Marakatapangkaja, & pula Anak Wungsu. Dalam prasasti yg terdapat di pura batu Mandeg disitu dituliskan bahwa Raja Udayana sudah menjalin relasi erat dgn Dinasti Isyana yg berada di Jawa Timur. Hubungan tersebut terjadi dikarenakan permaisuri dr raja Udayana yakni Gunapriya Dharmapatni merupakan keturunan dr Mpu Sindok. Kemudian kedudukan dr raja Udayana sendiri digantikan oleh putranya yakni Marakatapangkaja.

Masyarakat Buleleng sudah menganggap Marakatapangkaja sebagai sumber dr kebenaran hukum, lantaran beliau selalu melindungi rakyatnya & pula membangun beberapa tempat peribadatan yg memang dikhususkan untuk rakyat.

Pemerintahan Marakatapangkaja sudah selsai & kemudian digantikan oleh adiknya yakni Anak Wungsu. Beliau merupakan raja paling besar yg berasal dr Dinasti Warmadewa. Beliau pula sukses menjaga kestabilan dadi kerajaan dgn menangkal aneka macam gangguan, baik itu gangguan yg berasal dr luar atau dlm kerajaan.

Dalam masa pemerintahan sendiri, raja Buleleng dibantu oleh Badan penasihat pusat atau lazimnya disebut dgn Pakitankiran I Jro Makabehan. Badan tersebut terdiri dgn beberapa cuilan yakni Senapati & pendeta Siwa serta Buddha.

Badan tersebut bertanggungjawab atas berbagai permasalahan yg timbul dlm penduduk , sementara untuk Senapati bertugas pada bidang kehakiman & pula pemerintahan, & yg terakhir yakni pendeta yg bertugas untuk bertanggung jawab tentang permasalahan sosial & pula yg berafiliasi dgn agama.

Baca Juga: Kerajaan Tulang Bawang

  • Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng

Kehidupan Ekonomi Kerajaan
Kehidupan Ekonomi Kerajaan
@https://www.gurupendidikan.com/

Pada faktor ekonomi sendiri, masyarakat Buleleng memiliki mata pencaharian yakni pada sektor pertanian. Untuk kisah dr kehidupan masyarakat Buleleng dr segi ekonomi, bisa kita lihat pada prasasti Bulian. Prasasti tersebut terdapat beberapa goresan pena berupa perumpamaan gang masih berafiliasi dgn sistem bercocok tanam seperti sawah, parlak (sawah kering), Gaga (ladang), kebawah (kebun), mmal (ladang di pegunungan) & ada pula kasukawan (pengairan sawah).

Pada masa kepemimpinan Marakatapangkaja acara ekonomi yg berbentukpertanian berkembang dengan-cara pesat. Perkembangan tersebut berhasil lantaran pada dikala itu penduduk sukses memperoleh urut-urutan menanam padi. Sehingga mampu dibilang untuk pengelolaan tanah pada ketika pemerintahan waktu itu sudah sungguh maju.

Bukan cuma itu, perdagangan antara pulau yg berada di Buleleng pula sudah cukup berkembang. Hal ini bisa dilihat dgn banyaknya saudara yg datang & melaksanakan jual beli dgn penduduk Buleleng. Untuk komoditas jualan yg terkenal di Buleleng yakni kuda.

Pada prasasti lutungan diceritakan bahwa Raja Anak Wungsu melakukan transaksi jual beli 30 ekor kuda dgn saudagar yg berasal dr pulau Lombok. Hal itu bisa dijadikan bukti bahwa pada dikala itu perdagangan sudah sungguh maju.

  • Kehidupan Agama Kerajaan Buleleng

Kehidupan Agama Kerajaan
Kehidupan Agama Kerajaan
@https://1.bp.blogspot.com/

Masyarakat Buleleng sendiri mayoritas menganut agama Hindu Syiwa. Tetapi tradisi Megalitik masih tetap ada dlm penduduk Buleleng. Hal ini mampu dilihat dr penemuan beberapa bangunan pemuja yg berupa Punden berundak di sekitar pura Hindu.

Pada tahun 975-983 yakni dibawah kepemimpinan Janasadhu Warmadewa pengaruh Buddha mulai berkembang. Sehingga agama Buddha pula meningkat di beberapa tempat yakni, Pejeng, Besuki, & pula Tampaksiring. Perkembangan agama Buddha tersebut mampu dilihat dgn adanya inovasi unsur-unsur Budha mirip arca Buddha yg berada di gua Gajah & Stupa dipura Pegulingan.

  • Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Buleleng

Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan
@https://histori.id/

Kehidupan Sosial Kerajaan Buleleng bantu-membantu tak terlalu berlainan dgn masyarakat ketika ini, dimana pada ketika itu penduduk hidup dengan-cara berkelompok dlm suatu daerah yg biasanya disebut dgn Wanua. Wanua merupakan tempat tingga dr sebagian penduduk yg bermata pencaharian selaku seorang petani.

Pada dikala dibawah kepemimpinan Anak Wungsu, akibatnya masyarakat dibagi menjadi dua kelompok yakni, golongan catur warna & pula golongan luar kasta (Jaba). Penggolongan tersebut didasarkan pada kepercayaan Hindu yg ianut oleh penduduk Bali.

Masyarakat Buleleng pula menyebarkan banyak sekali aktivitas kesenian. Kegiatan tersebut berpusat pada masa pemerintahan Raja Udayana & mampu berkembang dengan-cara pesat.

Kesenian sendiri dibedakan menjadi 2, yakni meliputi Seni Keraton & pula ada Seni Rakyat. Seni Keraton merupakan penyanyi istana atau lazimnya disebut gending sang ratu, ada pula kesenian patapukan (topeng), pemuku (gamelan), banwal (gadelan), & pula pinus (lawak).

Sedangkan untuk seni rakyat meliputi wayang ambaran (wayang keliling), anuling (peniup seruling), atapulan (permainan topeng) parpadagam (permainan genderang) & ada pula abonjing (permainan angklung).


Raja Kerajaan buleleng

Siapa raja Kerajaan Buleleng? Kerajaan Buleleng pula dipimpin oleh beberapa raja. Berikut ini merupakan silsilah raja dr Kerajaan Buleleng, dr mulai raja pertama sampai akhir!

Silsilah Kerajaan Buleleng

  1. (882 M sampai 914 M) Sri Kendari Warmadewa
  2. (915 M sampai 942 M) Sri Ugrasena
  3. (943 M hingga 961 M) Sri Tabanendra Warmadewa
  4. (961 M sampai 975 M) Sri Candrabhaya Singha Warmadewa
  5. (975 M hingga 983 M) Sri Janasadhu Warmadewa
  6. (983 M sampai 989 M) Sri Maharaja Sriwijaya Mahadewi
  7. (989 M sampai 1011 M) Sri Udayana Warmadewa – Gunapraya Dharmapatni
  8. Sri Udayana Warmadewa, menurunkan tiga putra
  9. Airlangga
  10. Marakata
  11. Anak Wungsu
  12. (1011 M hingga 1022 M) Sri Adnyadewi/Dharmawangsa Wardhana
  13. (1022 M hingga 1025M) Sri Dharmawangsa Wardhana Marakatapangkaja
  14. (1049 M sampai 1077 M) Anak Wungsu
  15. (1079 M sampai 1088 M) Sri Walaprabu
  16. (1088 M hingga 1098 M) Sri Sakalendukirana
  17. (1115 M hingga 1119 M) Sri Suradhipa

Baca Juga: Kerajaan Galuh


Peninggalan Kerajaan Buleleng

Kerajaan Buleleng pula meninggalkan peninggalan-peninggalan yg bersejarah. Peninggalan tersebut iantaranya adalah sebagai berikut.

Peninggalan Kerajaan

  • Perempatan agung (Catus Patha)

Perempatan ini berada di Jalan Mayor, Metra Veteran, & Gajah Mada kota Singaraja. Perempatan tersebut memiliki rancangan dgn penataan ruang tradisional khas Buleleng.

  • Masjid Kuno (Keramat)

Masjid ini berada di tepi Sungai Buleleng. Masjid tersebut disangka selaku peninggalan Buleleng pada dikala masuknya pengaruh agama Islam

  • Masjid Agung Jami’

Masjid ini pertanda bentuk dr simbol saling bertoleransi dlm beragama.

  • Kampung Bugis

Disini kita bisa menyaksikan catatan sejarah dr perjalanan suku Bugis, dimana yg pada dikala itu bergabung dgn angkatan maritim kerajaan & banyak pula yg menetap di Singaraja.

  • Kantor Bupati Buleleng

Gedung ini sebetulnya dibangun pada dikala Belanda sudah menguasai wilayah Buleleng. Sehingga pada saat Indonesia merdeka, fungsi tersebut diubah menjadi gedung veteran & sekolah tinggi tinggi

  • Eks Pelabuhan Buleleng

Pelabuhan ini sebagai suatu bukti bahwa kerajaan Buleleng pernah berperan selaku sentra jual beli yg cukup maju


Penutup

Demikian penjelasan wacana Kerajaan Buleleng, pembahasan yg dimulai dr sejarah, masa kejayaan & masa runtuhnya kerajaan, dongeng tentang kehidupan masyarakat yg ada pada dikala itu, silsilah raja & pula peninggalan dr kerajaan Buleleng.

Semoga postingan ini bisa berguna & bisa menambahkan pengetahuan buat kalian semua khususnya pada bidang sejarah, karena sejarah bukan untuk dilupakan, tapi sejarah untuk dijaga & dirawat!


Kerajaan Buleleng
Sumber Refrensi:

@https://www.gurupendidikan.com/kerajaan-buleleng/
@https://daihatsu.com/tips-and-event/kiat-sobat/rincian-content/menguak-kisah-dan-sejarah-kerajaan-buleleng-di-bali/
@https://tirto.id/sejarah-kerajaan-buleleng-pendiri-letak-raja-peninggalan-ga5c