Kerajaan Banten : Sejarah, Raja, Peninggalan & Masa Kejayaan

Kerajaan Banten – Hai readers, mirip yg kita pahami bersama bahwa Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yg pernah menjadi bab sejarah bangsa kita dlm menjaga nusantara dr jajahan bangsa kolonial Belanda. 

Nah, kali ini kita akan belajar bareng bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Banten, masa kejayaannya, budaya toleransinya, bahkan situs bersejarahnya yg masih berfungsi hingga saat ini. Daripada kian ingin tau, yuk kita simak uraian selengkapnya di bawah ini.


Kerajaan Banten

Di mana letak Kerajaan Banten? Kerajaan Banten ialah kerajaan Islam yg berada di Pulau Jawa, tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten. Dengan lokasinya yg strategis, sehingga Demak diuntungkan & menjadi penguasa jalur pelayaran & jual beli.

Kerajaan Banten berdiri pada tahun 1526 M. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan pendiri Kerajaan Banten. Meskipun selaku pendiri, ia tak pernah menjabat sebagai raja. Justru raja pertama Banten ialah Sultan Maulana Hasanuddin yg merupakan anak dr Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin memimpin kekuasaan semenjak 1552-1570 M.


Nama Raja Kerajaan Banten

Kerajaan Banten dipimpin oleh Sultan, Siapa raja kerajaan Banten? Berikut yaitu nama-nama sultan yg pernah memimpin Kerajaan Banten, yakni:

  • Sultan Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin (1552-1570 M)
  • Sultan Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan (1570-1580 M)
  • Sultan Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana (1580-1596 M)
  • Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu (1596-1647 M)
  • Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad atau Pangeran Anom (1647-1651 M)
  • Sultan Ageng Tirtayasa atau Abu al-Fath Abdul Fattah (1651-1683 M)
  • Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau Sultan Haji (1683-1687 M)
  • Sultan Abu al-Fadhi Muhammad Yahya (1687-1690 M)
  • Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin (1690-1733 M)
  • Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin (1733-1750 M)
  • Sultan Syarifuddin Ratu Wakil atau Pangeran Syarifuddin (1750-1752 M)
  • Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi atau Pangeran Arya Adisantika (1752-1753 M)
  • Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulsyiqin (1753-1773 M)
  • Sultan Aliyuddin atau Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin (1773-1799 M)
  • Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799-1801 M)
  • Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin (1801-1802 M)
  • Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803 M)
  • Sultan Aliyuddin II atau Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin (1803-1808 M)
  • Sultan Wakil Pangeran Suramenggala (1808-1809 M)
  • Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin (1809-1816 M)

Baca Juga: Kerajaan Kalingga


Sejarah Kerajaan Banten

Kesultanan Banten sudah mewarnai perjalanan sejarah di Nusantara, bahkan banten pula memperlihatkan dampak sosial & budaya dgn corak Islam di Nusantara. Semua itu tak terlepas dr perjalanan sejarah mulai dr berdirinya Kesultanan Banten hingga keruntuhannya. Untuk lebih jelasnya mari kita simak penjelasan berikut ini:

  • Berdirinya Kerajaan Banten

Kapan berdiri kerajaan Banten? Kerajaan Banten berdiri pada tahun 1526 M. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan pendiri Kerajaan Banten. Meskipun selaku pendiri, ia tak pernah menjabat sebagai raja. Justru raja pertama Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin yg merupakan anak dr Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin memimpin kekuasaan semenjak 1552-1570 M.

  • Perkembangan agama Islam & Kehidupan Sosial Kerajaan Banten

Saat menjadi raja, Sultan Maulana Hasanuddin meneruskan keinginan sang ayah untuk meluaskan penyebaran agama Islam di tanah Banten. Dan semua itu berjalan dgn baik, hingga Banten mempunyai peranan penting dlm penyebaran Islam di Nusantara di wilayah Jawa Barat, Jakarta, Lampung, & hingga ke Sumatera Selatan.

Agama Islam sungguh diterapkan dlm kehidupan sosial penduduk Banten, penduduk Banten telah menjalankan praktik toleransi pada penganut agama lain. Karena di Banten banyak ditinggali penduduk dr Arab, India, China, Melayu, & Jawa.

Budaya toleransi ini dibuktikan dgn dibangunnya sebuah klenteng di Pelabuhan Banten pada masa pemerintahan 1673 M.

  • Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banten

Sebelum menjadi Kesultanan Banten, rempah-rempah lada sudah menjadi komoditas utama jual beli Banten.

Dengan keadaan tersebut, Sultan Maulana Hasanuddin memanfaatkannya & mengembangkannya menjadi bandar jual beli yg makin besar.

Kemudian, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf, ia membuatkan sektor pertanian untuk mendukung perekonomian rakyat Banten.

  • Puncak Kejayaan Kerajaan Banten

Puncak kejayaan kesultanan Banten diraih pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.

Sultan Tirtayasa banyak melakukan kebijakan demi meningkatkan Kesultanan Banten, di antaranya:

  1. Memperluas wilayah perdagangan Banten hingga ke bagian selatan Pulau Sumatera & Kalimantan
  2. Menjadikan Banten kawasan jual beli internasional yg mempertemukan penjualsetempat dgn pedagang Eropa 
  3. Memajukan pendidikan & kebudayaan bercorak Islam 
  4. Melakukan modernisasi bangunan keraton dgn sumbangan arsitektur Lucas Cardeel
  5. Membangun armada maritim sebagai badan pertahanan Banten untuk melindungi jual beli dr kerajaan lain & serangan pasukan Eropa

Selain menyejahterakan masyarakat Banten, Sultan Ageng Tirtayasa pula dikenal sebagai raja yg sungguh gigih menentang eksistensi Kolonial Belanda di Indonesia.

  • Perang Saudara

Karena kegigihan Sultan Ageng Tirtayasa dlm melawan VOC Belanda, lalu Belanda melancarkan politik memecah-belah pada Sultan Ageng Tirtayasa dgn Sultan Haji, sang putra.

Siasat politik memecah-belah VOC pun berhasil & Sultan Haji bekerja sama dgn Belanda. Pada 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap & dipenjara di Batavia. Kemudian pemerintahan Banten mesti dilimpahkan pada Sultan Haji. 

  • Kemunduran Kerajaan Banten

Sejak pemerintahan dipimpin oleh Sultan Haji, Kesultanan Banten tak lagi memiliki kedaulatan & rakyat Banten makin menderita. Karena sumbangan & dukungan VOC pada Sultan Haji, akibatnya Sultan Haji menawarkan wilayah Lampung pada VOC sebagai bentuk kompensasi.

Pada tahun 1687, Sultan Haji meninggal dunia & VOC makin mencengkeram Kesultanan Banten. 

Pemerintahan Kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, pada pemerintahannya pertentangan internal kerajaan makin memuncak. Rakyat Banten terus melakukan perlawanan hingga permulaan kala ke-19. 

Yang risikonya Sultan Banten meminta pinjaman VOC & kemudian sang Gubernur Jenderal Daendels menghapus Kesultanan Banten dengan-cara resmi pada 1813.

Baca Juga: Kerajaan Banjar


Peninggalan Kerajaan Banten

Keberlangsungan kehidupan Kesultanan Banten menyisakan bukti sejarah bervariasi, mulai dr bangunan masjid, menara, & benteng. Berikut yakni jejak peninggalan Kesultanan Banten yg masih ada hingga kini:

  • Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten
@kompas.com

Masjid Agung Banten merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Banten. Masjid ini berada di wilayah Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang.

Masjid bersejarah ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin pada kala ke-16.

Kompleks Masjid Agung Banten terdiri dr beberapa bagian, yakni bangunan masjid, serambi pemakaman, tiyamah di bab kanan & kiri, menara, tempat pemakaman di sisi utara.

Bangunan masjid ini masih memiliki ciri-ciri arsitektur masjid jawa antik, dimana terdapat gapura pada keempat mata angin.

  • Masjid Kasunyatan

Gapura Masjid Kasunyata
Gapura Masjid Kasunyata
@Kebudayaan.kemdibud.go.id

Masjid Kasunyatan merupakan peninggalan Kesultanan Banten yg berada di Kampung Kasunyatan, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Masjid Kasunyatan merupakan kompleks bangunan yg dibatasi oleh tembok keliling, dgn tiga gapura yg terletak di sisi barat, selatan & timur. 

Bangunan utama masjid berada di tengah-tengah kompleks, berbentuk persegi empat dgn ukuran kurang lebih 11,30 x 11,50 meter, menghadap ke selatan, atap berupa tumpang tiga terbuat dr genteng dgn hiasan pada puncaknya.  

Masjid Kasunyatan diperkirakan berdiri antara tahun 1552 sampai 1570, yakni pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, dimana tokoh masyarakat (ulama) yg sangat berperan pada masa itu yakni Syekh Abdul Syukur. Sehingga di kompleks masjid ini terdapat makam ulama Syekh Abdul Syukur.

Baca Juga: Kerajaan Gowa Tallo 

  • Benteng Keraton Surosowan

Benteng Surosowan
Benteng Surosowan
@Minanews.net

Keraton/Benteng Surosowan diperkirakan dibangun antara tahun 1526-1570 saat Pemerintahan Sultan Banten yg pertama yaitu Sultan Maulana Hasanudin. 

Dahulu, Keraton/Benteng Surosowan dibangun dlm 4 tahapan fase & menciptakan bangunan yg mirip dgn benteng kolonial.

Awal dibangunnya benteng ini dikelilingi parit, & berada di kota Serang, Banten.

  • Masjid Pacinan

Menara Pacinan
Menara Pacinan
@Kebudayaan.kemdibud.go.id

Masjid Pecinan Tinggi dibangun di suatu pemukiman cina pada masa Kesultanan Banten. Berdasarkan catatan sejarah, masjid ini yaitu masjid yg pertama dibangun oleh Syarif Hidayatullah & dilanjutkan oleh Maulana Hasanudin. 

Berbeda dgn Masjid Agung Banten yg masih berdiri dgn kokoh, yg tersisa dr Masjid Pecinan Tinggi  tinggal menara, mihrab, & sisa pondasi bangunan induknya yg terbuat dr watu bata & batu karang.

Bangunan bersejarah ini berlokasi kurang lebih 500 meter ke arah barat dr masjid Agung Banten, atau 400 meter ke arah selatan dr Benteng Speelwijk. 

  • Benteng Speelwijk

Benteng Speelwijk
Benteng Speelwijk
@Bukalapak.com

Benteng bersejarah yg diketahui dgn sebutan Benten Speelwijk ini berada di kampung Pamaciran, yakni 600 meter ke arah barat maritim Keraton Surosowan, situs Banten Lama.

Pada tahun 1682, benteng Speelwijk diresmikan & lalu mengalami perluasan pada tahun 1685 & 1731. 

Benteng ini dirancang oleh Hendrick Lucaszoon Cardeel, adapun namanya iambil dr nama gubernur VOC, Cornelis Jansz Speelman. Benteng ini dibangun Belanda pada masa pemerintahan Sultan Haji.


Penutup

Kita sudah berguru perihal perjalanan sejarah salah satu kerajaan Islam di Nusantara, yakni Kerajaan Banten. Kerajaan Banten ini telah menghidangkan cerita yg begitu hebat betapa dahulu kekuatan bangsa kita sungguh gigih menghalau keberadaan bangsa kolonial di bumi nusantara. 

Sepatutnya, hari ini kita pun menyatukan langkah untuk terus gigih menjaga persatuan & kesatuan nusantara biar kita bersama-sama menjaga kemerdekaan Republik Indonesia tercinta.

Untuk itu, jangan mau mencar ilmu sendirian. Yuk kirim & sebarkan link artikel ini pada teman-teman kita biar mereka pula berguru sejarah. Dan kita mampu bersatu padu menjaga Indonesia tetap utuh selama-lamanya. Semangat belajar ya.


Kerajaan Banten
Sumber Refrensi:

@https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Banten#Perang_saudara
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/28/162417479/kerajaan-banten-sejarah-masa-kejayaan-kemunduran-dan-peninggalan

  Wilayah Kekuasaan Kerajaan Majapahit