Kerajaan Banjar – Sejarah kerajaan banjar yg meningkat pada sekitar tahun 1526 Masehi, Di mana letak Kerajaan Banjar? kerajaan tersebut tergolong ke dlm wilayah provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Kerajaan tersebut pula merupakan kerajaan yg bercorak Islam & merupakan suatu Kesultanan. Berikut ini merupakan cerita Sejarah, Kehidupan, Silsilah Raja & pula Peninggalan dr kerajaan Banjar.
Daftar Isi Artikel
Sejarah Kerajaan Banjar
Pada abad ke-15 tepatnya dibawah kekuasaan Kerajaan Daha yg dipimpin oleh Raja Sukarama yg merupakan raja keempat dr kerajaan Daha Islam berada di Kalimantan.
Pada saat itu orang-orang Islam yg berasal dr Jawa banyak menetap di Kalimantan, informasi-info wacana agama Islam makin tersebar & terkenal di golongan penduduk.
Mulai dr pedagang atau pendatang, maupun masyarakat orisinil dr Kalimantan yg pernah berada di Jawa. Dari itulah agama Islam banyak diketahui oleh seluruh penduduk.
Pada ketika itu, Kalimantan Selatan masih dibawah kekuasaan Kerajaan Daha dimana kerajaan tersebut berada dibawah kepemimpinan oleh Pangeran Sukarama. Pangeran mempunyai tiga orang anak, diantaranya Pangeran Mangkubumi, Pangeran Tumenggung & yg terakhir ialah Putri Galuh.
Konflik ini bermula dr adanya kudeta antara Pangeran Samudera yg merupakan pewaris sah Kerjaan Daha dgn pamannya yg berjulukan Pangeran Tumenggung. Hal ini bermula pada saat Raja Sukarama yg memberikan wasiat bahwa raja pengganti dirinya yaitu cucunya yakni Raden Samudera.
Wasiat mendapatkan pertentangan dr keempat anaknya, utamanya Pangeran Tumenggung yg sungguh berambisi untuk bisa naik tahta. Sehingga pada ketika Raja Sukarama wafat, jabatan digantikan oleh anak tertua yg berjulukan Pangeran Mangkubumi karena pada saat itu Pangeran Samudera masih berusia 7 tahun.
Pangeran Mangkubumi tak lama menjabat, hak itu disebabkan lantaran ia wafat ditangan pengawalnya sendiri yg berhasil terhasut oleh Pangeran Tumenggung. Karena Pangeran Mangkubumi wafat, tahta berikutnya berhasil dikuasai oleh Pangeran Tumenggung.
Pangeran Tumenggung menjadikan Pangeran Samudera sebagai musuh paling besar nya. Itulah sebabnya Pangeran Samudera lebih memilih untuk meninggalkan istana & menyamar menjadi seorang nelayan yg ada di Pelabuhan Banjar.
Pelabuhan Banjar merupakan daerah yg menjadi awal konferensi dgn Patih Masih. Beliau merupakan penguasa Bandar yg sebelumnya sudah memeluk agama Islam.
Pada tahun 1526 tepatnya di wilayah Banjarmasin, Raden Samudera diangkat menjadi Raja Banjar, hal ini sesuai dgn hasil negosiasi yg dilakukan oleh Patih Masih, Patih Balit, Patih Balitung & pula Patih Kuin.
Pengangkatan tersebut dijalankan karena menyaksikan usaha dr Pangeran Samudera yg sukses membangun kekuatan politik sehingga kerajaan masih bisa mendapatkan haknya selaku Raja di Nagara Daha.
Kabar tersebut terdengar oleh Raja Tumenggung, sehingga ia murka besar & bermaksud untuk melakukan penyerangan. Pangeran Tumenggung mempersiapkan armada perang yg kemudian diantarkan ke Sungai Barito & Ujung Pulau Lalak untuk menyerang Raden Samudera.
Tetapi Raden Samudera tak tinggal membisu, ia meminta nasehat dr Patih Masih, karena pada ketika itu Kerajaan Banjar belum bisa untuk melawan pasukan dr Pangeran Tumenggung. Pangeran Patih menyarankan pada Raden Samudera untuk menemui sekaligus meminta dukungan pada Kerajaan Demak yg pada saat itu masih berada di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana.
Hasil yg didapatkan adalah, Kerajaan Demak bersedia menolong Raden Samudera, namun dgn satu syarat, yakni Raden Samudera & raktyanya bersedia untukemeluk agama Islam.
Syarat tersebut disetujui oleh Raden Samudera, kemudian Kerajaan Demak mengantarkan 1000 pasukan lengkap dgn senjata serta penghulu yg bernama Khatib Dayaan untuk mengislamkan masyarakat yg ada di Banjar.
Pangeran Tumenggung berhasil dikalahkan berkat dukungan dr Kerajaan Demak. Akibat dr kekalahan tersebut, Kerajaan Daha jatuh ke tangan Raden Samudera. Cerita pada masa Kejayaan & Runtuhnya kerajaan yakni sebagai berikut!
-
Masa Kejayaan Kerajaan Banjar
Masa Kejayaan dr Kesultanann Banjar terletak pada abad ke-17 pada masa kepemimpinan Sultan Mustain Bilah (1595 hingga dgn tahun 1620), Sultan Inayatullah (1620 hingga dgn tahun 1637), & pula Sultan Saidullah (1637 sampai dgn tahun 1642). Dimana pada masa Sultan Baitullah pusat pemerintahan dr Kesultanan Banjar dipindah ke Kayuwangi, Martapura.
Kesultanan Banjar mengalami kerugian pada ketika Belanda datang & mengakibatkan kekacauan. Sehingga ibu kota kerajaan dipindahkan ke Amuntai, kemudian ke Tambangan & pula Batang Banju. Sebelumnya VOC sudah tiba ke Banjar semenjak tahun 1606 dgn tujuan untuk memonopoli lada, tetapi keinginan mereka belum terwujud.
Tetapi pada saat tahun 1635 tepatnya pada dikala Syahbandar Kesultanan Banjar & Belanda menandatangani perjanjian , perdagangan lada berhasil dimonopoli oleh Belanda. Kemudian perlawanan kepada Belanda turun pada saat VOC & Sultan Martapura menandatangani surat perjanjian.
-
Masa Runtuhnya Kerajaan Banjar
Kesultanan Banjar mengalami masa kemunduran diakibatkan oleh kedatangan orang asing yg berhasil menciptakan adanya perpecahan yg berada di Istana, khususnya kehadiran Pihak Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda yg terus ikut campur dgn urusan adab kerajaan.
Akibat perlakuan tersebutlah perang terjadi antara Kerajaan Banjar dgn Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Sebelumnya Kesultanan Banjar mempunyai kehidupan yg baik dgn pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Tetapi akibat kelancangan pemerintah kolonial Hindia Belanda yg ikut campur dgn urusan kerajaan yg menciptakan peperangan yg bermaksud untuk menjaga kekuasaan di wilayah Kalimantan Selatan. Perang tersebut dinamakan Perang Banjar.
Perlawanan tahap pertama dimulai pada tahun 1859 hingga dgn 1863, & perlawanan kedua dimulai pada tahun 1863 hingga dgn 1905. Perang tersebut berjalan hampir setengah abad & berakhir dgn kekalahan dr Kerajaan Banjar. Sehingga pada tahun 1905 ditandai dgn runtuhnya kerajaan Banjar.
Kehidupan Kerajaan Banjar
Kehidupan yg ada pada penduduk Kesultanan Banjar dibagi menjadi 3 aspek. Aspek tersebut meliputi, Aspek Kehidupan Politik, Aspek Kehidupan Ekonomi & Sosial, & yg terakhir Aspek Kehidupan budaya. Berikut ini merupakan klarifikasi dr masing-masing faktor yg ada!
-
Kehidupan Politik Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar merupakan kerajaan yg berdiri akhir derma dr Kerajaan Demak. Kesultanan Banjar memutuskan kedudukan raja berasal dr keturunan & pula kekayaan. Sehingga pemerintahan pada kesultanan ini bersifat aristokratis, yakni dikuasi oleh para aristokrat dgn raja yg cuma dipakai sebagai simbol pemersatu.
Penguasa tertinggi yg ada di kerajaan Banjar yakni Sultan, dimana ia mempunyai kekuasaan baik itu dlm bidang politik & pula keagamaan. Sedangkan dibawah Sultan ada Putera Mahkota atau lazimnya disebut dgn Sultan Muta.
Putera Mahkota tak memiliki jabatan khusu, melainkan hanya pembantu dr Sultan. Selanjutnya di samping Sultan ada yg disebut dgn kaum darah biru & Mangkubumi, yg merupakan sebuah forum Dewan Mahkota.
Pembantu Sultan yg mempunyai kiprah besar dlm roda pemerintahan adalah Mangkubumi. Dimana ia didampingi oleh menteri Panganan, menteri Pangiwa, & pula menteri Bumi, bukan cuma itu, ia pula dibantu oleh 40 orang dr menteri Sikap. Masing-masing tersebut mempunyai bawahan sebanyak 100 orang.
-
Kehidupan Ekonomi & Sosial Kerajaan Banjar
Kesultanan Banjar mempunyai peranan sosial yg berupa sisi tiga piramid. Dimana pada lapisan teratas ditempati oleh golongan penguasa uang terdiri dr kaum bangsawan, & pula keluarga raja.
Lapisan kedua ditempati oleh para pemuka agama yg mempunyai tugas dlm bidang aturan keagamaan & pula Kerajaan. Dan lapisan yg terakhir yakni ditempati oleh golongan mayoritas yg merupakan para petani, nelayan, pedagang & masih banyak lagi.
Pada era ke-16 hingga dgn periode ke-17 perekonomian yg ada di Kalimantan Selatan mengalami perkembangan yg pesat. Pada wilayah Banjarmasin masih menjadi kota dagang sehingga bisa menjamin kesejahteraan kerajaan.
Bukan cuma itu, wilayah Kalimantan Selatan pula merupakan wilayah yg strategis, dimana terdapat perairan yg bisa digunakan sebagai kemudian lintas jual beli.
Sedangkan untuk bidang industri, Kesultanan Banjar merupakan penghasil besi & logam. Mereka mempunyai kesanggupan & pula keahlian dlm mengecor logam, baik itu berupa perunggu yg bisa menciptakan barang-barang & bisa di ekspor.
Pada kala ke-17 kesultanan populer dgn pembuatan kaos & pula peralatan senjata lainnya, meliputi holo, kapak, cangkul & masih banyak lagi. Keahlian kendi yg bisa dijadikan kerajinan pula terus meningkat dengan-cara bebuyutan & Kesultanan pula diketahui selaku usaha pertukangan.
-
Kehidupan Budaya Kerajaan Banjar
Kesultanan Banjar terbagi menjadi 3 golongan, yakni Kelompok Banjar Muara (Suku Ngaju), Kelompok Banjar Batang Banyu (Suku Maanyan), & yg terakhir Kelompok Banjar Buku (Suku Bukit).
Budaya Banjar pula mengalami perubahan pada setiap tahunnya, hal tersebut merupakan hasil dr manifestasi cara berpikir sekelompok insan dr kurun waktu tertentu.
Masyarakat Banjar merupakan pencampuran dr budaya Melayu dgn budaya bukit & pula maanyan, sehingga membentuk sebuah kerajaan Tanjungpura yg menganut agama Buddha.
Pencampuran yg kedua yakni pencampuran dr kebudayaan pertama dgn kebudayaan dr Jawa, sehingga menciptakan Kerajaan Negara Dipa yg memiliki agama Buddha.
Pecampuran yg ketiga ialah perpaduan dgn kebudayaan Jawa & membentuk kerajaan zmegafa Daha yg mempunyai agama Hindu. Dan yg terakhir merupakan kelanjutan dr Kerajaan Daha yg membentuk Kerajaan Banjar Islam & perpaduan suku Ngaku, Maanyan & Bukit. Perpaduan tersebut menciptakan kebudayaan yg ada di dlm Kerajaan Banjar
Raja Kerajaan Banjar
Siapa raja kerajaan banjar? Silsilah kerajaan atau jumlah dr sultan-sultan yg pernah memimpin di kerajaan Banjar tidaklah niscaya, karena ada beberapa sumber yg cuma menyampaikan sultan berjumlah sembilan belas, ada pula yg menyampaikan berjumlah dua puluh tiga.
Berikut ini 23 Sultan yg pernah memimpin kerajaan Banjar:
- Tahun 1520-1546 dipimpin oleh Sultan Suriansyah.
- Tahun 1546-1570 dipimpin oleh Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah.
- Tahun 1570-1595 dipimpin oleh Sultan Hidayatullah I bin Rahmatullah.
- Tahun 1595-1641 dipimpin oleh Sultan Mustain Billah bin Sultan Hidayatullah I.
- Tahun 1641-1646 dipimpin oleh Sultan Inayatullah bin Sultan Mustain Billah.
- Tahun 1646-1660 dipimpin oleh Sultan Saidullah bin Sultan Inayatullah.
- Tahun 1660-1663 dipimpin oleh Sultan Ri’ayatullah bin Sultan Mustain Billah.
- Tahun 1663-1679 dipimpin oleh Sultan Amrullah Bagus Kasuma bin Sultan Saidullah.
- Tahun 1663-1679 dipimpin oleh Sultan Agung/Pangeran Suria Nata (ke-2) bin Sultan Inayatullah.
- Tahun 1679-1700 dipimpin oleh Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Suria Angsa/Saidillah bin Sultan Saidullah.
- Tahun 1700-1717 dipimpin oleh Sultan Tahmidullah I/Panembahan Kuning bin Sultan Amrullah/Tahlil-lullah.
- Tahun 1717-1730 dipimpin oleh Panembahan Kasuma Dilaga.
- Tahun 1730-1734 dipimpin oleh Sultan il-Hamidullah/Sultan Kuning bin Sultan Tahmidullah I.
- Tahun 1734-1759 dipimpin oleh Sultan Tamjidullah I bin Sultan Tahmidullah I.
- Tahun 1759-1761 dipimpin oleh Sultan Muhammadillah/Muhammad Aliuddin Aminullah bin Sultan Il-Hamidullah/Sultan Kuning.
- Tahun 1761-1801 dipimpin oleh Sunan Nata Alam (Pangeran Mangkubumi) bin Sultan Tamjidullah I.
- Tahun 1801-1825 dipimpin oleh Sultan Sulaiman al-Mutamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah II bin Tahmidullah II.
- Tahun 1825-1857 dipimpin olehSultan Adam Al-Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman al-Mutamidullah.
- Tahun 1857-1859 dipimpin oleh Sultan Tamjidullah II al-Watsiq Billah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman bin Sultan Adam.
- Tahun 1859-1862 dipimpin oleh Sultan Hidayatullah Halilillah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman bin Sultan Adam.
- Tahun 1862 dipimpin oleh Pangeran Antasari bin Pangeran Mashud bin Sultan Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah.
- Tahun 1862-1905 dipimpin oleh Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin.
- Tahun 2010 dipimpin oleh Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah bin Gusti Jumri bin Gusti Umar bin Pangeran Haji Abubakar bin Pangeran Singosari bin Sultan Sulaiman al-Mu’tamidullah.
Peninggalan Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar meninggalkan beberapa peninggalan-peninggalan yg bersejarah. Peninggalan tersebut masih terawat hingga ketika ini & masih bisa kita kunjungi hingga ketika ini.
Berikut ini merupakan 4 peninggalan dr kerajaan!
-
Candi Agung di Amuntai
Candi Agung Amuntai diperkirakan telah berusia kurang lebih 740 tahun. Bahan material yg dipakai dlm pengerjaan candi adalah batu & kayu. Candi tersebut didapatkan dgn beberapa benda yang lain yg diduga sudah berusia sekitar 200 tahun.
-
Masjid Sultan Suriansyah
Masjid Sultan Suriansyah dibagun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550) yg merupakan raja Banjar pertama yg memeluk agama Islam. Masjid tersebut merupakan masjid yg bersejarah & menjadi masjid tertua yg berada di Kalimantan Selatan.
Masjid Sultan Suriansyah terletak di kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin Utara yg dikenal selaku Banjar Lama & merupakan situs ibu kota Kesultanan Banjar yg pertama.
-
Kompleks Makam Sultan Suriansyah
Kompleks Pemakaman Sultan Suriansyah merupakan kompleks pemakaman yg berada di Kelurahan Kuin Utara, kecamatan Banjar Utara, Kota Banjarmasin.
Tokoh tokoh yg disemayamkan di kompleks pemakaman ini antara lain:
- Sultan Suriansyah
- Ratu Intan Sari Sultan Suriansyah
- Sultan Rahmatullah
- Khatib Dayan
- Sultan Hidayatullah
- Patih Kuin
- Patih Masih
- Senopati Antakusuma
- Syekh Abdul Malik
- Haji Sa’anah
- Pangeran Ahmad
- Pangeran Muhammad
- Sayyid Ahmad Iderus
- Gusti Muhammad Arsyad
- Kiai Datu Bukasim
- Anak Tionghoa Muslim
-
Senjata & Perkakas Kerajaan
Museum Lambung Mangkurat merupakan museum yg berada di Kota Banjarbaru. Pada museum tersebut terdapat beberapa peninggalan sejarah yg mencakup, Batu, Ukiran Kayu Ulin, Prakakas Pertanian, Perlengkapan Rumah Tangga, Alat Musik Tradisional & beberapa peninggalan-peninggalan yg masih mengandung makna sejarah.
Penutup
Demikian klarifikasi ihwal Kesultanan Banjar, pembahasan yg dimulai dr sejarah, masa kejayaan & masa runtuhnya kerajaan, cerita ihwal kehidupan masyarakat yg ada pada dikala itu, silsilah raja & pula peninggalan dr kesultanan Banjar.
Semoga artikel ini bisa berfaedah & bisa menambahkan wawasan buat kalian semua khususnya pada bidang sejarah, karena sejarah bukan untuk dilupakan, tetapi sejarah untuk dijaga & dirawat.
Kerajaan Banjar
Sumber Refrensi:
@https://www.dosenpendidikan.com/kerajaan-banjar/
@https://www.abangnji.com/2019/08/peninggalan-kesultanan-banjar.html
@https://voi.id/memori/40993/kerajaan-banjar-sejarah-pendiri-masa-jaya-dan-raja