Hari ini, Rabu (27/7), di Istana Negara Jakarta Pusat, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan para menteri yg layak diganti atau yg mengalami perombakan (reshuffle).
Sehari sebelumnya, Jokowi mengeluarkan cuitan yg berbunyi, “Kabinet gres akan segera diumumkan. Dukungan rakyat sungguh penting untuk keberhasilan pemerintah -Jkw”
Ditemani Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jokowi menginformasikan para menteri baru itu sebagai berikut:
- Menko Kemaritiman: Luhut Binsar Panjaitan
2. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas: Bambang Brodjonegoro
3. Menteri Agraria & Tata Ruang/Kepala BPN: Sofyan Djalil
4. Kepala BKPM: Thomas Trikasih Lembong
5. Menko Polhukam: Wiranto
6. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati
7. Menteri Desa & PDTT: Eko Putro Sandjojo
8. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi
9. Menteri Pendidikan & Kebudayaan: Muhadjir Effendy
10. Menteri Perdagangan: Enggartiasto Lukita
11. Menteri Perindustrian: Airlangga Hartarto
12. Menteri ESDM: Arcandra Tahar
13. Men PANRB: Asman Abnur
Kepulangan Sri Mulyani dr Bank Dunia pula memberi angin segar. Berharap perekonomian Indonesia membaik tatkala beliau ditunjuk jadi Menteri Keuangan. Namun tidak sedikit yg kecewa atas pergeseran Anies Baswedan ke Muhadjir Effendy. Anies dinilai moncer kinerjanya menenteng dunia pendidikan.
Dari ketigabelas menteri yg diganti tak ada nama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia & Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani. Publik pula mengajukan pertanyaan-tanya; kenapa Puan tak diganti?
Publik menilai Jokowi tak mau ambil risiko, alasannya adalah ada ‘orang besar’ di balik Puan Maharani.
“Jokowi nggak fair. Kalo ukuran prestasi kenapa Puan nggak diganti. Apa karena beliau komisaris republik ini ya?” komentar net citizen di laman Twitter @Apni.
Tentu kita ingat dgn terperinci benderang, pada tahun 2015, Lembaga Klimatologi Politik (LKP) pernah mengeluarkan survei kepada kinerja birokrasi pelayanan publik dalam 365 hari usia kabinet kerja Jokowi. Hasilnya cukup mengejutkan (atau lumrah saja?) sebanyak lebih kurang 31,8 % responden menganggap Putri Megawati Soekarno Putri itu berkinerja buruk.
Selama hampir dua tahun menjabat selaku Menko PMK, Puan Maharani diniliai publik sebagai menteri yg kurang terbuka pada publik. Bahkan, kementerian yg di bawah Puan terbilang rendah dalam melaksanakan serapan anggaran kerja.
Kenapa Puan tak disentuh oleh Jokowi? Sederhana saja, mungkin karena bukan mahram. [Paramuda/ Wargamasyarakat]