Kenapa Mesti Menyindir, Apa Tidak Ada Konten Lain Dalam Hidup Ini

MENYINDIR

Ah. Saya paling benci mendengar atau bahkan menulis ihwal satu kata ini; menyindir. Kenapa mesti menyindir. Apa tidak ada konten lain dalam hidup ini, untuk kita bicarakan?!

Sebuah pribadi, organisasi, komunitas atau bisnis sekalipun tidak akan besar dengan profesi utama menyindir terlebih bertujuan merendahkan orang lain.

Kita tidak bisa membangun satu bangunan megah diatas pondasi yang ringkih. Komunitas yang dibangun atas nama hasad tidak akan bertahan usang.

Bangunlah dengan cinta yang jujur untuk kaum muslimin, juga untuk siapa pun yang ingin mendapatkan kebaikan dalam rumah kita. Sebagai jalan mencari keridhoan Allah ta’ala.

Kita tidak mampu membangun komunitas dengan semangat kebencian. Apalagi komunitas bernuansa dakwah. Karena dakwah perlu semangat besar tanpa batas. Dan itu hanya ada dalam kalimat dan semangat cinta yang agung.

Tidak perlu merendahkan orang lain untuk meninggi, kalau kamu merasa berpengaruh angkatlah orang lain diatasmu. Maka semua akan mengakui kehebatanmu. The leader create leader.

Duh, janganlah saling mencari kesalahan dan melemahkan. Malu. Kenapa dendam itu tak pernah padam.

Allah Ta’ala menyeru orang beriman dengan firman-Nya;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, alasannya sebetulnya sebagian langkah-langkah berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS Al-Hujurat : 12)

Ini teguran yang cukup, jika engkau beriman.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga tekah bersabda dengan pesan lembutnya;

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

  Ya Allah Aku Lelah Menjalani Hidup Ini, By: Nuruddin Al Indunissy

“Berhati-hatilah kalian dari langkah-langkah berprasangka jelek, karena praduga jelek yaitu sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari isu kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling tidak senang. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”[Bukhari 6064, Muslim 2563]

Jangan biarkan penyakit ini terus berkembang didalam ruang qolbu kita yang berguna. Bukankah Allah sedang curahkan kasihsayangnya, berupa ilmu dan kemuliaan yang menyertainya. Jangan jadikan ilmu yang Allah berikan itu sebagai alat pemuas nafsu..

Jangan jadikan kemuliaan, banyaknya orang yang memuliakan kita dijadikan alat untuk mengobarkan api hasad. Karena beliau hanya akan mengkremasi dan merusak kebahagiaan kita sendiri.

Jika goresan pena ini melalui diberandamu, artinya Allah telah takdirkan untukmu. Untuk kita semua. Karena kita perlu pesan tersirat. Seseorang yang mengingatkan dikala kita terhanyut. Baarokallahufiikum