Kemunculan Dan Pertumbuhan Qira’At

Kemunculan Qira’at 

Mengenai kemunculan qira’at, para ulama berlawanan pendapat selaku berikut:

1) Bahwa qira’at timbul (diturunkan) di Mekkah sebelum hijrah.

Mereka berargumen bahwa Hadits-Hadits yang ada menunjukkan hal demikian.

Seperti Hadits Rasulullah berikut:

قال رسول الله صلعم : أقرأني جبريل على حرف فراجعته فلم أزل أستزيده ويزيدني حتى أنتهى إلى سبعة أحرف (روه البخارى ومسلم)

Mereka juga berdalil pada Hadits yang menceritakan wacana perbedaan Umar dan Hisyam tentang surat al-Furqan. Sedangkan surat al-Furqan yakni surat makiyyah.

2) Qira’at diturunkan di Madinah.

Mereka beropini bahwa perbedaan qira’at diturunkan untuk mempermudah umat, sedangkan keperluan aplikasinya cuma mampu diterapkan di Madinah, sebab saat masih di Mekkah umat Islam cuma berisikan satu kabilah.

Adapun dikala di Madinah, umat Islam terdiri dari beberapa kabilah.

3) Pendapat yang ketiga mengkompromikan kedua usulan sebelumnya.

Pendapat ini mengatakan bahwa qira’at awalnya diturunkan di Mekkah bersama-sama dengan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an.

Dalam surat-surat makiyyah didapatkan juga beberapa ragam qira’at. Namun, hal ini belum diaplikasikan saat di Mekkah alasannya adalah masih menggunakan satu dialek yakni dialek Quraisy. Baru ketika di Madinah ragam ini diaplikasikan.

Perkembangan Qira’at 

Sedangkan periodesasi pertumbuhan qira’at adalah lewat tahapan-tahapan berikut ini:

a) Periode pengajaran qira’at oleh Jibril kepada Rasulullah

b) Periode pengajaran qira’at oleh Rasulullah terhadap para teman

c) Periode pengajaran qira’at oleh sebagian teman terhadap sobat lainnya

d) Periode pengajaran qira’at oleh sobat terhadap para tabi’in

e) Periode para ulama berkosentrasi pada ilmu qira’at

f) Periode kodifikasi ilmu qira’at

  Apakah Qira’At Sab’Ah Yakni Sab’Atu Ahruf?

g) Periode formalisasi ilmu qira’at

h) Periode penetapan qira’at sab’ah