close

Kemajuan Peradaban Dan Ilmu Pengetahuan Dinasti Umayyah Di Andalusia

Andalusia ialah nama lain dari Spanyol kini ini, di kota inilah dahulu umat Islam pernah menjangkau kekuasaan dan kejayaan. Banyak prestasi-prestasi yang ditorehkan di tempat ini dan hingga dikala ini masih tampakbenda-benda berupa bangunan-bangunan megah dari peninggalan dinasti umayyah yang pernah berkuasa di tempat ini yang kemudian di abadikan dan menjadi tempat wisata baik setempat maupun dunia.

Abdurrahman ad-Dakhil yaitu satu nama khalifah dari bani Umayyah yang sudah sukses meletakkan sendi dasar yang kokoh bagi tegaknya Daulah Umayyah di Andalusia. Selama kurang lebih 32 tahun era pemerintahannya beliau mampu menanggulangi aneka macam tekanan dan bahaya dari dalam negeri maupun serangan dari luar. Karena ketangguhannya itu ia dijuluki Rajawali Quraisy. 

Daulah Umayyah di Andalusia yang dipelopori oleh Abdurrahman Ad-Dakhil sukses mengalami abad kejayaan selama masa waktu tujuh setengah masa (756-1492 M) dengan amir-amir sebagai berikut : 
1. Abdurrahman Ad-Dakhil (756-788M) 
2. Hisyam bin Abdurrahman (788-796M) 
3. Al-Hakim bin Hisyam (796-822M) 
4. Abdurrahman al-Ausath (822-852M) 
5. Muhammad bin Abdurrahman (852-886M) 
6. Munzir bin Abdurrahman (886-912M) 
7. Abdurrahman an-Nasir (912-961M) 
8. Hakam al-Muntasir (961-976 M) 
9. Hisyam II (976-1009M) 
10. Muhammad II (1009-1010 M) 
11. Sulaiman (1013-1016 M) 
12. Abdurrahman IV (1016-1018 M) 
13. Abdurrahman V (1018-1023M) 
14. Muhammmad III (1023-1025M) 
15. Hisyam III (1027-1031 M) 
Amir-amir tersebut berkuasa dengan pembagian beberapa masa, dimana kurun pertama dimulai semenjak Andalusia dikuasai pada abad Daulah Umayyah berpusat di Damaskus. Penguasa Andalusia pada masa kedua ialah, Abdurrrahman Ad-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausatth, Muhammad bin Abdurrahman, Munzir bin Muhammad dan Abdullah bin Muhammad. Pada abad kedua ini, Daulah Umayyah mengalami pertumbuhan dalam berbagai bidang. 
Periode ketiga berjalan mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar an-Nasir. Pada periode ini penguasa mulai memakai gelar khalifah, khalifah yang memimpin pada abad ketiga ini adalah Abdurrahman an-Nasir, Hakam II dan Hisyam II. Pada perode ini Daulah Umayyah Andalusia mengalami puncak kejayaan menyaingi peradaban Daulah Abbasiyah di Baghdad. 
Abdurrahman an-Nasir membangun Universitas Cordoba dilengkapi dengan perpustakaan yang mempunyai koleksi ribuan buku, pembangunan kota berlangsung sangat cepat, masyarakat mendapatkan kesejahteraan dan kemakmurannya. 
Periode keempat terjadi antara tahun 1013-1086 dimana mulai tampakmelemah alasannya adalah terpecah-pecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil (Mulk at Thawaif) di bawah pemerintahan raja-raja kalangan yang berpusat di Seville. Munculnya Mulk at Thawaif ini sungguh kuat terhadap keberadaan Daulah Umayyah. 
Periode kelima berlangsung dari tahun 1086-1248, pada abad ini muncul kekuatan yang secara umum dikuasai ialah Daulah Murabithun yang berasal dari Afrika Utara yang sedikit banyak menolong umat Islam di Andalusia dari serangan orang-orang Kristen. 
Periode keenam berjalan dari tahun 1248-1492, pada abad ini kekuasaan Islam hanya di daerah Granada yakni di bawah kekuasaan Bani Ahmar. Peradaban ini dibangun kembali sehingga sempat mengalami perkembangan seperti pada pemerintahan Abdurrahman an-Nasir. Namun secara politik jangkauan daulah ini hanya berkuasa di wilayah yang sangat kecil, sehingga berakhirlah kekuasaan Daulah Umayyah di Andalusia pada kala keenam. 
Selama kurang lebih tujuh setengah abad Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol) berkuasa, banyak prestasi dan pertumbuhan yang sudah diraih, bahkan pengaruhnya menjinjing Eropa terhadap perkembangan. Puncak kejayaan Islam di Andalusia terjadi pada periode ketiga (912-1013 M) dimulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar an-Nasir, pada kurun ini Islam di Andalusia meraih puncak kejayaan dan kemajuan, menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Baghdad. 
Kemajuan-perkembangan tersebut antara lain : 
1. Ilmu Pengetahuan dan Sains 
Spanyol yakni kota yang subur, kesuburannya menghadirkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan banyak menciptakan pemikir-pemikir berkualitas. Masyarakat muslim Spanyol merupakan penduduk yang beragam berisikan banyak sekali komunitas, antara lain; al-Muwalladun (orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (orang Islam yang berasal dari Afrika Utara), ash-Shaqalibah (penduduk kawasan antara Konstantinopel dan Burgaria yang menjadi tawanan Jerman dan lalu dijadikan prajurit bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab. Semua komunitas itu menunjukkan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra dan pembangunan fisik di Spanyol. 
Kemajuan ilmu pengetahuan dan sains yang dicapai pada abad ini, antara lain : 
a. Filsafat 
Atas inisiatif Hakam II, karya-karya ilmiah dan filsafat diimpor dari Timur dalam jumlah banyak, sehingga Cordoba dengan perpustakaan dan universitasnya yang lengkap bisa menyaingi pertumbuhan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Tokoh pertama dalam sejarah Filsafat Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn as- Sayigh yang lebih diketahui dengan Ibnu Bajah, beliau tinggal di Granada dengan karyanya yang populer Tadbir al-Mutawahid. 
Pada kala itu di Timur ada alFarabi dan Ibnu Sina. Tokoh kedua adalah Abu bakar Ibnu Tufail yang berasal dari Wady suatu kota kecil di Timur Granada, beliau banyak menulis duduk perkara filsafat, astronomi dan juga kedokteran. Karya filsafatnya yang populer yakni Hay ibn Yaqzhan. Tokoh lain yaitu Ibu Rusyd dari Cordoba, yang menjadi ciri khas dari Ibnu Rusyd yaitu kecermatannya dalam menggeluti duduk perkara-dilema menahun tentang keserasianfilsafat dan agama. 
Karya-karyanya yang populer adalah Mabadi Falasifah, Kulliyat, Tafsir Urjuza, Kasfu Afillah. Selain mahir filsafat, beliau juga seorang ahli Fikih dengan karya besarnya Bidayah al-Mujtahid, dan karya dalam bidang kedokteran dengan judul al-Hawi. 
b. Sains 
Dalam hal sains pada masa ini banyak bermunculan ilmu-ilmu seperti; kedokteran, matematika, kimia, astronomi, dan geografi. Abbas ibn Fams terkenal sebagai ahli dalam ilmu kimia dan astronomi sekaligus sebagai orang yang pertama kali memperoleh pembuatan beling dari kerikil. Ahmad bin Ibas ahli dalam bidang obat-obatan, dalam ilmu Geografi ilmuwan yang terkenal yakni Ibu Jubair yang menulis perihal Negeri-negeri Muslim Mediterania dan Sicilia. 
Ibnu Batutah juga salah satu ilmuwan yang terkenal sampai Samudra Pasai dan Cina. Dalam bidang matematika, lewat buku terjemahan karya Ibrahim al-Fazari, seorang pakar matematika berjulukan Nasawi sukses memperkenalkan angka-angka India mirip 0,1,2 hingga 9, sampai angka-angka India di Eropa lebih diketahui dengan angka Arab. 
Para hebat dalam bidang kedokteran antara lain : 
1. Thabib ibn Qurra‟ ia dianggap sebagai bapak ilmu Kimia 
2. Ar-Razi atau Razes, karyanya yang populer dalam bidang penyakit campak dan cacar yang diterjemahkan dalam bahasa latin 
3. Ibnu Sina, di Eropa disebut dengan Avicena, selain selaku filosof juga seorang dokter dan andal musik. Karyanya yang populer yakni Shafa, Najat, Sadidiya, Danes Nomeh dan al-Qanuun fi at-Thib (buku tentang kedokteran yang diterjemahkan kedalam bahasa latin). 
c. Fikih 
Dalam bidang fikih, Islam di Spanyol menganut Madzhab Maliki yang diperkenalkan pertama kali oleh Ziyad bin Abd ar-Rahman. Dalam perkembangannya dipegang oleh seorang Qadhi ialah Ibnu Yahya. Ahli-ahli Fiqh lainnya yaitu Abu Bakar ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Said al-Baluthi dan Hazm. 
d. Sejarah 
Orang yang pertama kali mengemukakan teori perkembangan sejarah ialah Ibnu Khaldun melalui karyanya yang berjudul Muqaddimah. Buku ini menjadi rujukan studi ilmuwan-ilmuwan barat, beliau juga merupakan perumus filsafat sejarah. Karya-karya Ibu Khaldun bisa menawarkan pinjaman dan pengaruh dalam fatwa-ajaran ilmuwan barat. 
Ahli sejarah lainnya yakni Yahya bin Hakam seorang penyair yang diketahui dengan al-Gazzal, juga Abu Bakar Ibn Muhammad yang populer dengan Ibn al-Quthiyah dengan karyanya berjudul Tarikh Iftitah al- Andalus mempunyai nilai tersendiri, alasannya adalah penafsirannya tentang kejadian- kejadian di Spanyol yang sebelumnya tidak dimengerti oleh orang Arab.

2. Peradaban dan Pembangunan 

Banyaknya peninggalan monumental yang sampai kini masih bisa dilihat, menjadi saksi sejarah akan perhatian yang sangat besar dari pemerintahan Daulah Umayyah Andalusia kepada perkembangan pembangunan fisik, salah satunya yaitu selaku berikut : 
a. Cordoba 
Cordoba ialah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian dikuasai oleh Daulah Umayyah. Kota ini dibangun dan diperindah. Taman dan jembatan dibangun dengan indah di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Di sekitar ibukota bangkit istana-istana megah yang semakin mempercantik kota Cordoba. 
Di Cordoba dibangun masjid raya Cordoba, ada juga Istana Damsyik disana. Keindahan Cordoba semakin nyata manakala kemudahan-fasilitas umum dibangun dengan rapih dan dilengkapi dengan jalan masuk air yang panjangnya mencapai 80 km. Terdapat juga Al-Qasr al-Kabir yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana yang megah, Rushafat, merupakan Istana yang dikelilingi oleh taman yang berada disebelah barat maritim Cordoba. 
b. Granada 
Granada merupakan sentra pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Arsitektur bangunannya sungguh populer di seluruh Eropa. Disana terdapat Istana al-Hambra yang indah dan megah merupakan pusat dan puncak ketinggian arsitektur di Spanyol kurun itu. Kisah ihwal kemajuan seni arsitektur tampakjuga dengan bangunan istana-istana megah yang lain mirip, Istana al-Gaza, Menara Girilda, al- Zahra kota satelit di bukit Sierra Monera, kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa atap dan air mengalir ditengah masjid sungguh unik dan indah. 
Kemajuan yang dicapai di Andalusia bukan datang dengan datang-datang, melainkan banyak aspek yang menjadi pendukungnya, yaitu : 
1. Heterogenitas komposisi penduduk di Andalusia mendorong terciptanya iklim intelektual yang maju. Islam tiba dengan semangat toleransi yang begitu tinggi, dengan semangat itu sudah mengakhiri kezaliman keagamaan yang sudah berlangsung sebelumnya. 
2. Adanya semangat kesatuan budaya Islam yang muncul pada pedoman ulama dan para ilmuwan. 
3. Persaiangan antara Mulk at-Tawaif (kerajaan-kerajaan kecil) justru menyebabkan kemajuan peradaban di sekeliling Cordoba. Semuanya berkompetisi ingin menandingi Cordoba dalam hal ilmu pengetahuan, satra, seni dan kebudayaan. 
4. Adanya dorongan dari para penguasa yang mempelopori aktivitas ilmiyah, sehingga timbul ilmuwan-ilmuwan yang kompeten dalam bidangnya.