Kelahiran Nabi Muhammad
Rasulullah Muhammad lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Bertepatan 20 April 571 M. Ayahnya yaitu Abdullah & ibunya adalah Aminah.
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
Rasulullah ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau bersabda: “Hari tersebut yaitu hari gue dilahirkan, hari gue diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim)
Beliau memiliki nasab yg mulia. Ayah & kakek-kakek ia yaitu orang-orang terpandang. Bahkan para pemimpin Makkah.
إِنَّ اللهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ، وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ، وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
Sesungguhnya Allah menentukan Kinanah di antara keturunan Ismail, & memilih Quraisy di antara keturunan Kinanah, & menentukan Bani Hasyim di antara suku Quraisy. Dan Allah memilihku di antara Bani Hasyim . (HR. Muslim & Ahmad)
Saat Rasulullah lahir, ada cahaya yg menyertainya. Sebagaimana ibunda Rasulullah, Aminah menyampaikan, “Saat Muhammad lahir, ada cahaya yang keluar dr jalan lahirnya, menyinari istana-istana di Syam.”
Dalam riwayat Al Baihaqi, ketika Rasulullah lahir, terjadi sejumlah insiden:
1. Runtuhnya 14 balkon istana Kisra 2. Padamnya api yg biasa disembah majusi 3. Runtuhnya gereja di Buhairah sehabis ambles ke tanah
Ketika dikabari bahwa cucunya lahir, Abdul Muthalib sungguh gembira. Ia kemudian membawa cucunya ke Ka’bah & memberi nama Muhammad. Nama yang belum familiar di golongan orang Arab alasannya belum ada yg memakainya.
Pada hari ketujuh, Rasulullah dikhitan oleh kakeknya. Inilah pertimbangan yg dikuatkan Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Sedangkan pertimbangan yang menyebutkan Rasulullah lahir dlm kondisi dikhitan tak mempunyai dalil yang besar lengan berkuasa.
Selain disusui oleh ibunya sendiri, Rasulullah disusui oleh dua ibu susuan. Pertama, Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Tsuwaibah pula menyusui Masruh, Hamzah & Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi. Sehingga mereka semua menjadi saudara sepersusuan Rasulullah.
Nabi Muhammad di Bani Sa’d
Wanita ketiga yg menyusui Rasulullah ialah Halimah binti Abu Dzu’aib. Darinya Rasulullah mempunyai saudara sepersusuan: Abdullah bin Al Harits, Unaisah binti Al Harits, Hadzafah binti Al Harits, Abu Sufyan Al Harits bin Abdul Muthalib, & Hamzah.
Halimah & suaminya Al Harits bin Abdul Uzza tiba ke Makkah dgn menaiki keledai betina putih. Mereka pula menenteng unta tua yang tak bisa diambil air susunya, untuk mengangkut barang. Sepanjang malam ia tak mampu tidur sebab bayinya kelaparan. Air susunya pula tak tanpa hambatan.
Semua menolak membawa Rasulullah alasannya adalah yatim. Tapi Halimah tak punya pilihan. Semua temannya sudah mampu bayi. Akhirnya dibawalah Nabi Muhammad.
Keberkahan eksklusif terasa. Menggendong Nabi Muhammad bayi tidak terasa terbebani. Saat menyusuinya, ASI Halimah pribadi tanpa hambatan. Bayinya juga kenyang hingga tidur pulas. Keledainya menjadi berpengaruh & cepat hingga teman-temannya heran. Untanya mengeluarkan susu hingga ia & suami kenyang meminumnya.
Setiba di Bani Sa’ad, tanah keluarga Halimah menjadi subur. Domba-dombanya pulang dgn kenyang & air susunya sarat . Sampai-hingga warga Bani Sa’ad mengatakan, “Tirulah Halimah dgn melepaskan domba supaya mencari rumput sendiri.” Namun domba mereka pulang dlm keadaan lapar, tak mirip domba Halimah.
Dua tahun menyusui Muhammad, keluarga Halimah dipenuhi keberkahan. Saat waktunya mengembalikan ke pangkuan ibu, Halimah minta diperpanjang.
Nabi Muhammad di Bani Sa’ad hingga 4 atau 5 tahun. Hingga malaikat jibril membelah dadanya. Setelah itu, alasannya khawatir keselamatan Muhammad, ia pun dikembalikan ke ibundanya.
Ibunda Wafat, Diasuh Kakek
Pada usia 6 tahun, Nabi Muhammad diajak Aminah ke Yatsrib untuk ziarah makam ayahnya. Bersama pembantunya, Ummu Aiman, mereka tinggal di Yatsrib selama satu bulan. Dalam perjalanan pulang, Aminah meninggal di Abwa, antara Makkah & Madinah.
Mendengar Aminah wafat, Abdul Muthalib menjemput Muhammad kemudian diasuhnya. Ia sangat menyayangi beliau melebihi anak-anaknya, hingga dibolehkan duduk di dipannya erat kabah. Pada saat Muhammad berusia 8 tahun, Abdul Muthalib wafat.
Baca juga: Ayat Kursi
Diasuh Paman (Abu Thalib)
Sepeninggal Abdul Muthalib, Abu Thalib mengambil tanggung jawab mengasuh Rasulullah. Disayang melebihi anak-anaknya. Pada usia 12 tahun, diajak berdagang ke Syam hingga berjumpa Buhaira.
“Dia pemimpin semesta alam. Akan diutus Allah jadi rahmat bagi seluruh alam,” kata Buhaira pada Abu Thalib.
“Dari mana kau tahu?”
“Sejak kalian tiba di Aqabah, tak ada anyir & pohon melainkan tunduk bersujud. Sujud mereka cuma pada Nabi. Aku pula tahu cincin nubuwah di bawah tulang beresiko bahunya mirip apel. Tertulis dlm kitab kami.”
Buhaira meminta Abu Thalib kembali ke Makkah. Agar orang-orang Yahudi tak bertemu dgn Rasulullah & berbuat jahat kepadanya.
Nabi Muhammad Menggembala Kambing
Semasa remaja, Rasulullah menggembalakan kambing di Bani Sa’ad bin Bakar & Makkah. Meskipun imbalannya tak seberapa dibanding kemudahan yg mampu didapatkan dr Abu Thalib. Namun dr situlah terlihat tanggung jawab Rasulullah, kiprahnya selaku Nabi sudah disiapkan Allah.
Di ketika itu pula, Allah mentarbiyah Rasulullah untuk tidak memiliki harapan sebagaimana belum dewasa sebaya pada umumnya. Dan Allah menyelamatkannya dr dua hiburan yg ingin ditontonnya.
Suatu hari, Rasulullah mendengar kabar bahwa di Makkah akan ada pentasmusik.
“Tolong jaga kambing-kambingku, gue ingin menyaksikan hiburan mirip anak-anak pada umumnya,” demikian kata Rasulullah pada temannya sore itu.
Sesampainya di Makkah, tatkala mendekati lokasi pertunjukan, Rasulullah mengantuk & tertidur hingga pagi. Tatkala bangun, pertunjukan sudah selesai.
Di hari yg lain, Rasulullah kembali menitipkan kambing gembalaan ke temannya. Namun kembali terulang, sebelum sempat melihat, beliau tertidur. Rupanya Allah menyelamatkan Rasul-Nya dgn membuatnya mengantuk & tertidur.
Setelah dua kali mengalami hal itu, Rasulullah tak pernah lagi punya harapan untuk menyaksikan pertunjukan musik. Allah mempertahankan ia semenjak kecil.
Perang Fijar & Hilful Fudul
Pada usia 15 tahun, beliau ikut perang Fijar. Beliau bertugas mengumpulkan anak panah untuk diberikan pada Abu Thalib.
Pasca Perang Fijar, terjadi kesepakatanpada bulan Dzulqa’dah yg dinamakan Hilful Fudul . Orang-orang Quraisy sepakat untuk tak membiarkan orang dizalimi di Makkah.
“Aku sudah menghadiri persetujuandi rumah Abdullah bin Jud’an yg lebih gue senangi dibandingkan dengan mempunyai unta merah. Andai di masa Islam gue dipanggil untuk menghadirinya, pasti gue akan memenuhinya.”
Berdagang ke Syam
Pada usia 25 tahun, ia berjualan ke Syam dgn modal dari Khadijah. Maysarah, pembantu Khadijah yg menemaninya, begitu kagum dengan kejujuran, amanah & budpekerti Muhammad. Kepiawaian bisnis dia juga menjinjing laba besar bagi Khadijah.
Menikah dgn Khadijah
Saat mengenali kejujuran & kemuliaannya, Khadijah meminta Nafisah binti Munayyah menanyakan pada Muhammad apakah mau menikah dengan Khadijah. Rasulullah pun menikah dgn Khadijah dgn mahar 20 ekor unta muda. Pernikahan itu terjadi dua bulan sepulang dr Syam. Usia Rasulullah dikala itu 25 tahun, sedangkan Khadijah 40 tahun.
Dari akad nikah itu lahir putra-putri beliau: Al Qasim, Abdullah (Ath Tahyyib, Ath Thahir), Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah.
Al Amin & Renovasi Ka’bah
Rasulullah mendapat gelar al amin dr penduduk Quraiys sebab kejujurannya. Karenanya tatkala ada renovasi Ka’bah dikala usia ia 35 tahun, tokoh-tokoh Quraisy sangat senang menerima hakim Muhammad.
Hampir saja mereka berperang karena memperebutkan siapa yang patut menaruh hajar aswad. Lantas diseleksi orang pertama yg masuk Masjidil Haram & itu tak lain adalah Rasulullah.
Beliau kemudian memberikan keputusan yg memuaskan seluruh pihak. Yakni hajar aswad ditaruh di atas kain. Semua pemimpin kabilah memegang kain itu & mengangkatnya, mendekatkan ke ka’bah. Setelah bersahabat, Rasulullah menaruh hajar aswad ke tempatnya.
Demikian Sirah Nabawiyah bagian kelahiran Rasulullah hingga menikah dgn khadijah & sebelum diangkat menjadi Nabi. Singkat, tetapi mudah-mudahan mewakili kejadian-insiden penting yg perlu kita pahami dr kehidupan beliau. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]