Memahami pembangunan manusia, tidak lekat pada karakteristik lingkungan yang membentuknya. Hal ini terperinci bagaimana mereka hidup dengan faktor kehidupan sosial budaya di masyarakat yang melekat kepada kompetisi sosial, kelas sosial, ekonomi, dan politik yang melibatkan sejumlah masyarakat Tionghoa, Dayak, Jawa, dan Batak di Pontianak.
Seringkali hal ini menjadi penting terhadap aspek kehidupan sosial yang melekat pada prilaku dan acuan kehidupan mereka di masyarakat, kepentingan politik memang berada pada keadaan kekuasaan, dan hal ini ialah watak terhadap aneka macam budpekerti dalam pendidikan Barat, dan Timur.
Tetapi, sering kali dikala kepentingan politik berjalan maka di ketahui bagaimana etika dan akhlak penduduk Batak, dan Dayak sebut saja Siregar, Silaban, dan Marpaung ( Jawa ) di Kota Pontianak, serta Malau pada konflik sosial yang dibuat pada 1990an, serta kehidupan budaya dan agama mereka (Nasrani, Protestan dan Islam) di Indonesia berada pada problem seksualitas, ambisi dan hawa nafsu.
Batasan sebuah kawasan, terlihat pada suatu adat dan akhlak dalam metode ekonomi politik yang mereka terima menurut hasil seksualitas dan resistensi mereka terhadap pembangunan yang ada di Kalimantan.
Kehidupan sosial penduduk , tampak pada pertanian, dan tumbuhan keras yang mereka buat, mirip perkebunan, dan berbagai faktor kehidupan sosial mereka di masyarakat tanpa disadari dengan pekerjaan yang mereka dapatkan.
Ketika itu menjadi dasar dari tata cara prilaku dan karakteristik mereka di penduduk hendaknya menjadi tata cara kepentingan kepada fungsi tubuh mereka, dan bagaimana mereka hidup berdasarkan identitas seksualitas mereka di penduduk .
Seringkali hal ini menjadi penting dalam menyaksikan banyak sekali faktor kehidupan budaya dan agama di penduduk yang melekat pada duduk perkara kelas sosial yang mampu diterima berdasarkan sistem budaya dan dan agama selama mereka hidup.
Berbagai hal terkait dengan itu juga, maka tidak lepas dari kehidupan sosial mereka sehari-hari, bagaimana mereka melakukan pekerjaan , dan bagaimana mereka melangsungkan seksualitas mereka secara pribadi 2011. Hal itu disadari dari hasil pembangunan penduduk yang diperoleh dari pajak, dan ekonomi seksualitas yang dihasilkan dari berbagai Negara tepatnya Barat 1970an – 2000 berlanjut.