Kehidupan Sosial Budaya Di Masyarakat Kota Pontianak, 2008-21

Pelajari agama (Kehidupan), menjadi perenungan kepada kehidupan sosial, budaya dan agama yang berperan kepada kehidupan budaya yang ada di masyarakat. Biasanya hal ini jelas dengan adanya peran serta mereka di masyarakat yang sampai dikala ini dipertanyakan.

Orang Batak, dikala kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan budaya di penduduk maka mereka akan berada pada posisi kitab suci  (Protestan), guna menggangu kehidupan di lingkungan masyarakat, Sihombing, Marpaung (Jawa) Pontianak, Kalimantan Barat – Sumatera.

Bertahan hidup mereka berdasarkan agama dan budaya yang terlihat pada kehidupan mereka ketika beragama dan berbudaya setelah kepercayaan mereka pada kehidupan agama dan budaya memiliki perbedaan dan budaya yang tampak pada kehidupan sosial, dan budaya mereka.

Ketika hal ini terlihat dengan adanya perubahan sosial budaya mereka, guna mengakses metode ekonomi, terperinci bagaimana mereka hidup untuk menerima sumber ekonomi politik budaya mereka di penduduk , 2011-21.

Catatan sejarah hal ini terlihat dengan adanya kebenaran yang membenarkan cara atau strategi bertandingmereka selama hidup di Kalimantan Barat. Dengan aneka macam pandangan jalan masuk ekonomi, sosial dan budaya di penduduk .

Persoalan yang dimengerti bahwa mereka hidup dengan sumber genetika berdasarkan politik seksualitas, dan agama yang berperan terhadap kericuhan yang mereka terapkan. Menggangu kehidupan dalam agama dan filsafat mereka (Protestan), mengenai siapa mereka ? Jelas bagaimana pembangunan insan berdasarkan budaya dan agama mereka selama itu.

Yang perlu dijelaskan dengan baik, pergeseran sosial akan terlihat pada prilaku penduduk mereka yang hidup di tengah masyarakat, dengan siapa mereka berada dan bagaimana mereka hidup menurut moralitas, dan budpekerti berkehidupan bermasyarakat.

  Khas Budaya Konsumsi, Masyarakat Lokal

Ketika hal ini mempengaruhi kehidupan sekitar, maka tidak lekat pada pandagan dan ide kepada mereka hidup pada penduduk Tionghoa, Jawa, Dayak, dan Melayu. Kondisi mirip itu terang bagaimana mereka menerapkan banyak sekali hal terkait dengan tata cara budaya mereka, dan perlakuan mereka sebagai orang Indonesia, berada pada tembok agama.

Persaingan kelas sosial, menjadi argumentasi bagaimana mereka hidup, dan mengenali bagaimana mereka bertahan dengan keadaan ekonomi mereka di penduduk , terutama di Kalimantan Barat. Singkatnya banyak sekali alasan terhadap perbedaan itu, terang pembangunan ekonomi tidak lepas dari harapan mereka mengetahui setiap individu, dan agama budaya mereka selama kehidupan, utamanya pada seksualitas Sihombing, 2011.