Kehidupan Sosial, Budaya Dan Agama ( Makan Orang ) Toba – Jawa

Pada masa kolonial Belanda, hal ini memang terjadi pada orang – orang bringas mirip orang Batak yang hidup menurut asimilasi budaya mereka. Hal ini menjelaskan berbagai pandangan pada kala kontemporer pada tahun 90an – 2015 berjalan hingga saat ini.

Berbagai aspek kehidupan budaya dan agama, serta santunan mereka hidup di balik tembok agama Protestan – Islam di Indonesia, utamanya Batak – Jawa – Dayak pada aspek metode etnik menjelaskan aneka macam persoalan budaya Tionghoa pada penyebaran agama, dan prilaku dan karakteristik mereka.

Ketika mereka hidup pada kesehatan masyarakat, dan status sosial yang mereka raih pada metode kelas sosial sampai saat ini berlangsung, maka banyak sekali persoalan terhadap pembangunan patut diketahui dengan adanya metode budaya dan agama yang melangsungkan keberadaan mereka, kepada seksualitas mereka pada politik ekonomi mereka terapkan 2000  – 08.

Pada suatu agama dan budaya, Batak Marpaung Toba dalam hal ini dimengerti dengan adanya agama mereka hidup pada tata cara agama yang melekat pada dilema budaya dan agama mereka sampai ketika ini berjalan dikala ini. Makan orang, dan berganti dinamis dari Islam – Protestan selaku jalan hidup mereka untuk bertaha hidup pada tata cara pendidikan di Pontianak, pada tahun 2008 – 2015.

Rencana politik seksualitas yang begitu menjijikan yang dipraktekkan oleh petuhas partai PDI Perjuangan semasa pemerintahannya selaku Gubernur di DKI Jakarta, telah dimengerti dengan baik adanya tata cara politik budaya dan agama mereka, khususnya pada perkampungan yang mereka tinggal di Pontianak, begitu pula dengan Siregar.

Kehidupan sosial budaya, yang berperan terhadap kepentingan ekonomi politik, dan pembangunan manusia yang begitu buruk. Telah menerangkan bagaimana mereka hidup dan tinggal di habitatnya. Hal ini memang telah terjadi pada masa penduduk Jawa, Tionghoa dan Batak di Pontianak.

  Orang Batak (Kristen) Rantau Lokal, Pontianak 80An - 2011

Ketika hal ini dimengerti dengan adanya moralitas sebagai budaya Timur, maka menjelaskan bagaimana mereka hidup dari pekerjaan mereka selaku pendidik, dan dokter dalam hal ini diterangkan dengan jalan kehidupan mereka yang bertopeng, (Protestan – Katolik – Islam di Indonesia) pada tahun 1990an – 21 di Kalimantan dan DKI Jakarta.

Politik seksualitas yang diterapkan oleh Sihombing itu pada pendidikan dan kesehatan Pontianak, Indonesia. menerangkan adanya problem agama dan budaya mereka pada periode pemerintahan PDI Perjuangan  itu selaku etnik,  kepada kebudayaan setempat mereka selaku manusia atau hewan 2000 – 2017, Pontianak Kalimantan Barat, pada keperluan ekonomi politik dan budaya dan di Rumah Tangga, hal ini menerangkan teladan kehidupan sosial ekonomi hidup mereka.