Kehidupan Seksualitas, Dan Agama Batak Sihombing – Marpaung Di Pontianak 2011 – 2019

Kehidupan sosial, kelas sosial dan budaya serta agama yang brutal dalam kehidupan sosial mereka di masyarakat, dengan menyadang dokter pontianak, Sihombing menjadi catatan dan pendidik guru dan dosen, cuma Gembala Baik Pontianak, yang mampu memuat kebrutalan mereka selama hidup berbudaya (makan orang), di Kalimantan Barat, seorang Presiden Jokowi di Indonesia Siregar.

Kehidupan yang mencari kesempatan di media umum, dengan memaksa, pada abad pemerintah dan yang lain seperti pendidikan, menyebabkan usaha kelas selama mereka hidup dengan ekonomi politik perkotaan. Tanpa punya aib hidup ditengah penduduk , yang menyadari bagaimana mereka hidup dan tinggal.

Seksualitas,  terhadap budaya aib para suku dan agama mereka sendiri (Protestan – Islam – Nasrani (Indonesia), hal ini menerangkan berbagai hal terkait kehidupan brutal mereka di masyarakat secara khusus, khususnya tokoh agama dan spiritual mereka dibalik tembok agama di lokal, Indonesia.

Berbagai hal terkait itu juga, maka terperinci bagaimana mereka hidup dan tinggal di penduduk , dengan penelusuran kesempatan lewat media umum, tanpa aib dan ngotot, sebagai adab dan budbahasa, menjadi pengalaman menarik dikala bergaul dengan orang dengan  perjuangan dengan kelas sosial mereka, dan drama kehidupan sosial mereka selaku orang Indonesia.

Hal ini menjadi gambaran kepada kehidupan para dokter dan pendidik yang ada di Pontianak, pada masa pemerintahan petugas partai PDI Perjuangan Gubernur Cornelis – Dayak di Kalimantan Barat (suku – raja kecil). 

Tidak memiliki aib kepada kebrutalan kepada etika dan moralitas mereka kepada budaya di penduduk secara khusus, dalam mencari potensi , guna menjamah saya, mempesona sekali kebrutalan mereka.

  Demokrasi Ri, Kehidupan Politik Budaya Penduduk Indonesia

Berbagai hal terkait itu juga maka terang bagaimana mereka hidup dengan kehidupan sosial, dan budaya mereka di penduduk , dengan pemaksaan seksualitas kepada budaya asimilasi 2011 – 2019 di Pontianak, HKBP, sebagai perompak kapal, usaha kelas sosial.

Hal ini dikenali dengan ekonomi politik, yang memiliki kepentingan kepada rumah ibadah, dan mata pencarian mereka selama hidup di Pontianak. Hal yang menawan menjadi catatan kepada seksualitas mereka yang kasar terhadap kehidupan dan kesehatan di Indonesia, berdasarkan asimilasi budaya Jawa dan Batak.

Menjelaskan bagaimana asimilasi budaya Batak – Tionghoa, atas kolektifitas mereka terhadap perusakan kehidupan dan agama , Siregar di Pontianak, Indonesia, tembok gereja (Sultan,  Yogyakarta). 

Dengan berbagai pelanggaran dan kebijakan mereka selama hidup dengan berlindung dibalik tembok gereja, begitu pula pada belum dewasa mereka, yang senang menciptakan konflik sosial dan seksualitas secara fakta.

Suatu pengalaman menawan, saat mengetahui aneka macam kehidupan sosial mereka secara biasa , dan khusus. Hal ini tidak lepas dari kepentingan ekonomi politik, dan budaya mereka selaku orang Indonesia.