Berbagai pengalaman yang menawan ketika mengenal politik seksualitas, yang dikala ini menjadi perhatian penting di Yogyakarta, tidak bagi Negara. Orang Batak Malau, Orang Jawa ketika mengenali bagaimana mereka memperlakukan orang Tionghoa, kalimat yang dilontarkan adalah “kalau kau tidak memiliki apa-apa, toko atau sejenisnya”.
Hal ini terperinci dengan faktor karakteristik orang Tionghoa, menjadi bagian dari suksesnya di pulau Jawa, hal ini terang akan mengarah pada harta warisan. Bagaimana dengan mereka, dalam hal ini terang sekali hanya kesukuan, dan tidak berperan untuk diberbagai kawasan.
Pekerjaannya, cuma berada pada kondisi yang berlainan jelas sekali hal ini menjadi perhatian penting dalam kehidupan mereka. Jelas dengan apa yang didapat dapat menyaksikan bagaimana kehidupan mereka pada abad sebelum kemerdekaan di pulau Jawa.
Kata lain, akan dipahami dengan faktor insan itu, akan patut diketahui dengan sikap dan karakteristik mereka, hanya biasa saja. Jelas sekali bagaimana mereka berperan dalam kehidupan bermasyarakat, dan keluarga. Hendaknya diketahui, dengan baik bahwa berbagai istilah sebuah aturan rimba contohnya akan layaknya dipahami dengan baik, bagaimana mereka hidup di masyarakat.
Suatu pembicaraan yang menawan yakni dikala mengetahui bagaimana mereka berasimilasi budaya dan layaknya menjadi tugas penting kepada kemanusiaan yang katanya berpengaruh pada kehidupan mereka. Jelas sekali bagaimana, mereka hidup dalam suasana status kelas sosial mereka, dengan rasa aib dan rasa malas.
Memahami Kelas Sosial ?
Perbedaan kelas, menjadi indetifikasi bagi mereka dalam mengetahui bagaimana kelas sosial memiliki metode yang baik untuk dipahami dengan baik. Jelas sekali dengan berbagai aspek pendidikan dan kesehatan yang dicapai dalam sumber ekonomi politik saat ini.
Ketika mengetahui hal ini, akan tampak dengan aspek apa yang mereka mainkan, pastinya dalam hal ini dikhwatirkan yakni kesehatan dan pendidikan terutama di Indonesia. Berbagai hal ini, dengan kepentingan sungguh penting untuk banyak sekali hal terkait dengan faktor sosial budaya saat ini, misalnya.
Kehidupan mirip terperinci akan dipahami dengan adanya agama, dan terang sekali bagaimana mereka hidup dalam sebuah masyarakat dengan perbedaan yang layaknya yang dipahami dengan kebiadaban mereka, terlebih mengatasnamakan Islam.
Dalam hal ini jelas dengan banyak sekali keputusan dibentuk dengan kepentingan ekonomi politik di Indonesia, sehingga memakai kehidupan dan ajal dalam peletakan tamat manusia, hal ini terperinci dapat dimengerti di Kapuas hulu, dan Pontianak, Orang Jawa (Islam), dengan adanya agama yang masuk menjadi Kristen (Itu orang Batak Silaban).
Berdasarkan keputusan kitab dalam hal ini dapat diketahui dengan baik, dengan apa yang menjadi tugas penting kehidupan sosial dan budaya mereka di masyarakat. Penemuan pada tahun 2010 ketika ini, dan itu menjadi pengenalan permulaan yang berada pada kader PDI Perjuangan(agama Nasrani), Orang Jawa (Dayak) Yogyakarta, dapil DPR Kota, Dosen pula.
Berbeda dengan kehidupan orang Jawa (Marpaung), dengan memahami hal ini terperinci mengatakan bahwa anaknya ingin sekolah, lantas apa yang diucapkan dalam hal ini “duitnya mana”. Jelas dengan baik, pada kurun itu, akan dikatakan dilema sosial.