Semasa hidupnya rasulullah memiliki teman-teman yang setia turut menolong perjuangannya. Mereka adalah orang-orang yang rela berkorban harta dan jiwa untuk Islam dan kaum muslimin. Diantara keteladanan dari mereka adalah beramal. Demi Islam dan kaum Muslimin harta yang mereka miliki seperti tak mempunyai arti.Sebanyak apapun yang diharapkan akan mereka berikan sesuai apa yang mereka miliki. Meskipun begitu sedekah para sahabat memiliki mutu keikhlasan yang tak tertandingi. Para sobat seperti berlomba-lomba melebihi orang lain dalam hal kebaikan terutama berinfak. Dalam Al Qur’an tindakan mirip itu bergotong-royong ialah tindakan baik yang di senangi Allah SWT serta Rasul-Nya. Dan sudah kami turunkan kepadamu Al Qur’an dengan menenteng kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya adalah kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (Al Maidah: 48). Dan berikut ini para sahabat nabi yang berlomba-lomba dalam berinfak.
Abu Bakar As Sidiq ialah Khalifah pertama sehabis Rasulullah SAW wafat, dongeng-kisah wacana sedekah dan kedermawanan Abu Bakar As Sidiq terlalu banyak yakni saat dia masuk Islam beliau memiliki duit sebanyak 40.000 dirham yang seluruhnya dibelikan untuk kepentingan Agama, tergolong memerdekakan para budak. Yang membebaskan banyak budak yang memeluk Islam dengan harga tinggi, salah satunya Adalah Bilal Bin Rabbah. Budak yang berasal etiopia ini masuk Islam ketika masih menjadi budak. Ketika masuk Islam majikannya terus menyiksa Bilal semoga dia kembali kafir. Namun bilal tetap teguh, sampai balasannya di merdekakan oleh Abu Bakar As Sidiq. Bilal ditebus dengan emas yang seharga dengan 150 juta rupiah dikala ini. Kedermawanan lain Abu Bakar ialah pada dikala perang tabuk, Abu Bakar menyedekahkan seluruh hartanya demi tegaknya pedoman Islam. Karena hal ini Umar Bin Khatab pun merasa tidak bisa menandingi sedekah Abu Bakar As Sidiq. Rasulullah menyuruh kami untuk bederma, maka kamipun melaksanakannya.
Umar ra. berkata,”Semoga hari ini saya mampu mengalahkan Abu Bakar, akupun membawa setengah dari hartaku. Sampai Rasulullah mengajukan pertanyaan, “Wahai Umar, Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?” Umar pun menjawab,”semisal dengan ini”. Lalu Abu Bakar menenteng seluruh harta bendanya, Rasulullah lau bertanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab,”Ku tinggalkan bagi mereka Allah SWT dan Rasulnya”. Umar pun berkata,”Demi Allah, aku tidak akan pernah mampu mengalahkan ABu Bakar selamanya”. (HR Tirmidzi)
Umar bin Khatab menawarkan kedahsyatannya dalam hal bederma, Umar mewasiatkan 1/3 hartanya untuk kepentingan islam yang pada dikala itu setara dengan 510 ribu gram emas atau ketika ini meraih 255 milyar rupiah.
Kdermawanan para teman juga tampakpada perang Tabuk, dimana 30.000 pasukan muslim mesti melawan 200.000 pasukan romawi. Abu Bakar As Sidiq menginfakkan seluruh hartanya, Umar bin Khatab menginfakan setengah hartanya, sementara Utsman bin Affan menanggung 1/3 ongkos perang, Usman juga menyumbangkan 300 ekor unta yang dikala ini setara dengan duit 6 milyar rupiah dan seratus ekor kuda. Sahabat Nabi Utsman bin Affan memang termasuk pengusaha yang kaya raya, beliau yaitu sosok yang murah hati dan senang memberi. Dan tahu kah anda ternyata saat ini Usman memiliki rekening di salah satu Bank di Arab Saudi, bahkan memiliki hotel atas namanya di akrab masjid Nabawi, bagaimana hal ini bisa terjadi? Diriwayatkan di era Nabi SAW, Kota Madinah pernah mengalami kurun paceklik, sampai kesusahan air higienis, satu-satunya sisa sumber air yang tersisa yakni suatu sumur raumah milik seorang Yahudi, rasanya pun mirip air zam-zam. Kaum muslimin dan masyarakatmadinah harus rela antri untuk membeli air higienis pada orang yahudi tersebut. Prihatin dengan keadaan umatnya, Rasulullah SAW kemudian besabda,”Wahai sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk mampu membebaskan sumur raumah itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mampu surganya Allah ta’ala”(HR. Muslim). Mendengar itu Utsman bin Affan tergerak hatinya untuk membebaskan sumur tersebut tetapi pemiliknya tidak menjual sumur itu meski dengan harga tinggi. Maka Usman pun menawar untuk berbelanja separuh sumur tersebut, pemilik sumur pun setuju. Sumur itupun balasannya dimiliki berdua, Jika hari ini milik Usman maka besoknya ialah milik seorang yahudi, begitu sterusnya. Usman pun segera memberitahukan terhadap penduduk Madinah untuk mengambil air dari sumur tersebut secara gratis. Ketika sumur raumah itu mulai sepi pembeli, pemilik sumur itu pun menemui Usman dan memasarkan lagi setengah sumurnya, maka sumur itupun menjadi milik Usman sepenuhnya yang dibeli dengan harga 20 ribu dirham. Utsman bin Affan lalu mewakafkan sumur itu, semenjak saat itupun sumur dapat dimanfaatkan oleh semua orang tergolong orang yahudi pemilik sumur lamanya.
Pada kala-masa berikutnya, wakaf-wakaf usman terus meningkat , mulai dari sumur terus meningkat kebun yang luas. Kebun tersebut dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniah, setelah kerajaan saudi bangkit perawatan semakin baik, kerajaan Saudi melalui kementerian Pertaian menelola hasil kebun Usman, Uang yang di mampu dibagi dua, setengahnya di bagikan terhadap anak yatim dan fakir miskin sedangkan separuhnya disimpan disebuah Bank atas nama Utsman bin Affan Rekening Usman tersebut di pegang atas kementerian wakaf, hingga hasilnya dapat untuk membeli sebidang tanah di tempat langsung di akrab masjid Nabawi. Di atas tanah itulah Hotel Utsman bin Affan dibangun, keuntungannyapun dibagi dua, sebagian untuk orang miskin dan sebagian lagi di simpan di rekening Usman. Masya Allah sedekah jariah yang dijalankan Utsman bin Affan 14 masa lalu, pahalanya mengalir sampai kini. Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya diantara amalan dan kebaikan seorang mukmin akan menemuinya setelah kematiannya adalah ilmu yang diajarkannya dan disebarkannya, anak yang sholeh yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, sungai atau air yang dialirkannya untuk umum atau sedekah yang dikeluarkannya, dari hartanya ketika sehat semasa hidupnya sangat ini akan menemuinya sesudah dia meninggal dunia”(HR.Muslim).
Abdurahman bin Auf juga sobat Rasul yang berhasil dibidang perniagaan, sifat murah hatinya terlihat dikala perang tabu, dimana ia sedekahkan emas senilai dengan duit 3,1 milyar rupiah. Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdurahman bin Auf bertugas menjaga keselamatan dan kemakmuran umatul mukminin atau para istri Rasul. Hartanya berlimpah, sebagian besar ia serahkan ke jalan Allah. Harta yang dinafkahkan hinga 40 ribu dirham perak, 40 ribu dinar emas dan 200 ukiyah emas, lalu di sedekahkan lagi 500 ekor kuda dan 1500 ekor unta untuk para pejuang Islam. Menjelang wafatnya Abdurahman bin Auf memerdekakan sebagian besar budak-budak yang dimilinya, ia merupakan yang paling banyak memerdekakan budak.
Dalam satu riwayat disebutkan, beliau sudah memerdekakan budak sebanyak 30.000 jiwa. Kemudian beliau juga mewasiatkan agar mensedekahkan 400 dinar emas atau senilai 85 milyar rupiah pada masing-masing mantan pejuang perang badar yang berjumlah tidak kurang dari 100 orang. Ia pun mewasiatkan agar mensedehkahkan hartanya yang paling mulia untuk para istri nabi. Abdurahman bin Auf juga memasarkan tanah seharga 40 ribu dinar atau sekitar 80 milyar lebih dan kemudian dibagikan kepada orang-orang fakir miskin jari kelompok muhajirin dan anshor. Ketika Aisyah istri Rasul mendapatkan bagiannya,dia berkata,”saya mendengar Rasulullah bersabda, tidak akan mengamati sepeninggalku kecuali orang-orang yang bersabar, biar Allah memberinya air minum dari mata air salsabilah di surga”(HR. At Tirmidzi).
Para sahabat Rasulullah memang sungguh boros dalam mewakafkan hartanya di jalan dakwah. Mereka sama sekali tidak takut miskin dan tidak berpikir untuk menguruk harta bendanya, “apapun harta yang kalian diinfakkan, maka Allah niscaya akan menggatikannya, dan Dia yakni sebaik-baik pemberi rizki”(Al Qur’an Surah Sabba:39).