close

Kebudayaan Pacitan: Pengertian, Ciri, Persebaran, dan Peninggalannya

Kebudayaan Pacitan merupakan salah satu kebudayaan insan purba di Indonesia yg sungguh penting.

Pacitan yg terletak di Jawa Timur ini, merupakan tempat yg menyimpan sejuta harta karun berupa peninggalan peradaban antik. Selain artefak, Pacitan pula menyimpan banyak fosil insan purba.

Karena peninggalan sejarahnya, sudah banyak arkeolog yg berdatangan ke kota tersebut. Mungkin kalau dilihat di zaman sekarang yg serba maju ini, sangatlah jauh berlainan dgn Pacitan 1000 tahun yg kemudian.

Bila sekarang, orang berkunjung ke Pacitan pasti menghendaki menyaksikan keindahan laut samudera Indonesia. Tetapi, kota ini ternyata mempunyai segudang artefak sejarah yg tak kalah menarik.

Agar kita tak lupa akan sejarah, ternyata mempelajari sejarah di Pacitan sangatlah menawan.

Menolak Lupa: Peninggalan Sejarah Kota Pacitan

Kota Pacitan makin terkenal karena dianggap sebagai salah satu kawasan yg memiliki peradaban zaman paleolitikum. Bila kita telusuri, peninggalan kebudayaan pada zaman watu renta atau paleolitikum ini tidaklah tersebar luas di Indonesia.

Tercatat hanya terdapat 2 tempat yg menjadi standar & salah satunya kota yg sering dinamai dgn “1001 Goa”.

Menurut sejarah yg beredar zaman paleolitikum di Indonesia menyinari 2 titik, yaitu kawasan:

  1. Pacitan
  2. Ngandong

Kedua tempat tersebut terlihat berpengaruh mempunyai bukti- bukti otentik peradaban paleolitikum. Kebudayaan Pacitan timbul di Pacitan, sedangkan di kawasan Ngandong, timbul kebudayaan Ngandong.

 

Pengertian Kebudayaan Pacitan

Pengertian kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan ialah sebutan untuk kebudayaan manusia yg muncul & berkembang di sekeliling tempat Pacitan.

Pada zaman dulu, terdapat 2 jenis kebudayaan utama manusia purba, yaitu kebudayaan Pacitan & Ngandong. Keduanya mempunyai keunikan yg berlawanan-beda.

Namun tantangan untuk mendapatkan peradaban ini termasuk sukar. Hal tersebut diakibatkan cagar alam yg sudah tak singkron lagi dgn fakta yg tersebar.

Padahal inovasi arkeologi sungguh penting untuk membantu para arkeolog dlm mendapatkan beberapa penemuan prasejarah.

Khususnya di kawasan Pacitan ini, terdapat beberapa goa yg menjadi akses untuk mendapatkan informasi penting terkait zaman paleolitikum tersebut.

Pacitan merupakan daerah yg sangat cocok untuk peradaban sebab terdapat aliran sungai- sungai strategis yg menjadikannya tempat favorit untuk tempat tinggal.

Semua aspek tersebut mendukung lahirnya kebudayaan kuno Pacitan yg dikenal dikala ini.

 

Ciri-Ciri Kebudayaan Pacitan

Agar kalian dapat membedakan kebudayaan Pacitan dgn kebudayaan-kebudayaan manusia purba lainnya di Indonesia, terdapat beberapa ciri yg mampu kalian gunakan.

Ciri-ciri tersebut antara lain yakni

  • Ditemukannya alat watu & kapak genggam oleh von koeningswald, kapak geggam itu berbentuk kapak namun tak mempunyai gagang.
  • Ditemukannya perkakas seperti kapak perimbas (chopper), kapak penetak, pahat genggam, & alat serpih (flake).
  • Manusia purba di zaman itu jenisnya adalah pithecanthropus erectus.

Ciri utama dr kebudayaan ini ialah dominasi alat-alat yg yang dibuat dr kerikil. Inilah yg membedakannya dgn kebudayaan Ngandong yg mengandalkan alat-alat tulang.

 

Peninggalan Kebudayaan Pacitan

Peninggalan kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan mempunyai beberapa peninggalan sejarah yg cukup menarik. Berikut ini ialah beberapa peninggalan yg cukup terkenal & hingga kini masih ada

  • Kapak perimbas
  • Kapak genggam
  • Chopper

Dalam perjalanan & penelitiannya di sekeliling Pacitan, arkeolog asal Belanda yakni Von Koenigswald memperoleh beberapa peninggalan yg dianggapnya selaku benda antik.

Setelah timnya meneliti ternyata alat-alat tersebut merupakan alat yg sudah berumur & kuno. Alat tersebut diantaranya kapak yg yang dibuat dr batu namun tak mempunyai tuas pegangan.

Setelah inovasi kapak tersebut dapat disimpulkan bahwa di tempat Pacitan kapak-kapak tersebut memang tak memiliki gagang atau pegangan.

Dengan teknologi terbaru kapak tersebut memang merupakan kapak yg biasa dipakai oleh insan untuk kebutuhannya.

Terlebih terdapat DNA yg cocok untuk menjabarkan acara & kebutuhan zaman kuno tersebut.

Penemuan kapak perimbas ini memperkuat perkiraan bahwa peradaban Pacitan ini berada pada abad paleolitikum & masih memiliki teknologi yg relatif sederhana.

Selain itu, pada masa paleolitikum, mayoritas alat perkakas insan dibuat dr 2 materi yakni tulang & watu-batuan.

Namun sayangnya tak seperti batu, tulang dianggap oleh kebudyaan Pacitan sebagai benda yg bisa menghilang & dapat terkikis oleh waktu.

Oleh alasannya adalah itu artefak sejarah yg dianggap sebagai peninggalan kebudayaan Pacitan biasanya yang dibuat dr watu.

Saat ini penemuan tulang untuk keperluan zaman paleolitikum di Pacitan cuma berupa alat-alat dapur. Contohnya spatula untuk mengolah bahan kuliner atau ramuan, & itu pun tidaklah banyak didapatkan.

Hal ini bertolak belakang dgn kebudayaan Ngandong yg terkenal akan perkakasnya yg terbuat dr tulang-tulang.

 

Persebaran Kebudayaan Pacitan

Persebaran kebudayaan Pacitan

Beberapa kawasan di Pacitan ternyata menjadi saksi bisu kehidupan zaman manusia antik. Tempat- tempat populer di Pacitan yg sering ditemukannya penemuan antik antara lain merupakan:

  • Desa Punung
  • Sungai Baksoko
  • Dusun Krajan

Karena banyaknya goa di daerah Pacitan ini, memungkinkan bahwa peradaban Pacitan masa paleolitikum berawal dr goa- goa yg tersebar. Hal tersebut disokong oleh beberapa temuan perlengkapan berburu seperti kapak di goa- goa yg tersebar di Pacitan.

Dapat ditarik kesimpulan kehidupan nomaden dr peradaban tersebut tersebar seiring ditemukannya goa- goa itu.

Selain disekitar tempat Pacitan, kebudayaan ini pula sudah mulai menyebark ke seantero wilayah Indonesia. Tercatat, kebudayaan Pacitan ditemukan pula di kawasan

  • Lahat (sumatera selatan)
  • Awangbangkal (kalimantan selatan)
  • Cabbenge (sulawesi selatan)

Penemuan ini menandakan bahwa kebudayaan Pacitan pula tersebar dengan-cara cukup merata di Indonesia. Sama mirip kebudayaan Ngandong yg pula sangat terkenal pada saat itu.

 

Manusia Pendukung Kebudayaan Pacitan

Manusia Pendukung Kebudayaan Pacitan

Manusia purba seperti Pithecanthropus Erectus dianggap selaku ras insan yg cocok akan peradaban kerikil di Pacitan.

Hal tersebut dibuktikan dgn beberapa perlengkapan yg singkron dgn kebiasaan Pithecanthropus tersebut. Peralatan yg didapatkan dianggap menjadi peradaban tengah dr zaman kerikil.

Peradaban tengah tersebut dianggap memiliki rentang waktu dr 2 juta hingga 11 ribu tahun yg lalu. Pada peradaban tengah itu disebut pula jangka waktu pleistosen.

Gaya hidup insan kuno di zaman tersebut nyaris ibarat dgn beruang. Mereka akan condong tinggal di goa- goa yg dirasa kondusif untuk berteduh.

Tetapi bahaya & kontur alam manusia purba akan didorong untuk mencari tempat yg lebih baik. Sehingga lahirlah ungkapan nomaden yg pada umumnya berpindah- pindah untuk periode tertentu.

Pada zaman ini insan seakan berpikiran simpel dgn tak bikin hal- hal yg merepotkan contohnya bercocok tanam.

Berburu adalah salah satu hal yg dianggap mudah bagi ras peradaban dikala itu. Terlebih hutan sub- tropis Indonesia yg menunjukkan beraneka ragam binatang & tumbuhan.

Tentunya peninggalan yg ditemukan di Pacitan yakni salah satu peninggalan yg mendukung akan acara perburuan tersebut.

Sebagai salah satu tempat yg menjadi saksi bisu peradaban paleolitikum, Pacitan menjadi tempat yg mempesona untuk diteliti.

Peradaban paleolitikum atau zaman watu tua ini ialah salah satu zaman yg membuktikan bahwa manusia kuno tersebut mulai berpikir untuk menciptakan alat meskipun hanya bermodalkan kerikil.

Mempelajari sejarah antik menyebabkan kita mengetahui pola pikir makhluk hidup untuk bertahan hidup.

Manusia purba yaitu teladan bahwa setiap makhluk selalu mempunyai pikiran untuk berganti & meningkat . Meskipun hanya peninggalan purba, maka kita seharusnya tak melalaikan peradaban penting ini.

Sejatinya bila kita hidup di zaman tersebut, tak menjamin bahwa kita akan mampu bertahan. Pacitan ialah kota yg sungguh menawan untuk menggali keterangan prasejarah. Terlebih mengenal akan Kebudayaan Pacitan kuno yg langka.

  Letusan Gunung Tambora 1815