Sewaktu muda, Syaikh Abdel Daem Al Kaheel pernah tak bisa menjawab pertanyaan orang ateis yg mencemooh salah satu hadits Nabi. “Bagaimana mungkin Nabi kalian menyuruh menenggelamkan lalat yg hinggap di minuman sembari menerangkan di salah satu sayapnya ada obat. Lalu kalian mau meminum minuman seperti itu?” tanyanya bawel.
Al Kaheel paham bahwa yg dimaksud orang atheis tersebut yakni sabda Rasulullah:
إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِى شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ، ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ ، فَإِنَّ فِى إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالأُخْرَى شِفَاءً
“Jika ada seekor lalat yg terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan, lalu angkatlah (lalat itu dr minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit & pada sayap yang lain terdapat obat” (HR. Al Bukhari)
Tentu selaku mukmin ia percaya dgn kebenaran hadits ini. Tetapi, bagaimana menjelaskan pada orang atheis yg tak mempercayai apapun kecuali bahan?
Beberapa tahun lalu, tatkala menulis buku Asrar As Sunnah An Nabawiyah (Rahasia Sunnah Nabi), Syaikh Abdel Daem Al Kaheel menjelaskan kebenaran hadits ini dlm satu bagian tersendiri dgn disokong oleh sejumlah observasi, utamanya observasi Joan Clark.
Dokter dr Australia itu melaksanakan observasi perihal lalat & menemukan bahwa permukaan luar badan lalat mengandung antibiotik yg dapat mengobati banyak penyakit. Penelitian ini pula menjelaskan bahwa obat pada sayap itulah yg menciptakan lalat tak terkena penyakit yg dibawanya sendiri.
Hasil observasi Joan Clark ini cukup mengejutkan sekaligus memancing banyak ilmuwan lain untuk melakukan observasi berikutnya. Hasilnya memberikan fakta lebih rinci bahwa cara terbaik mengeluarkan zat antibiotik pada lalat ialah dgn cara mencelupkannya ke dlm air. alasannya adalah, zat antibiotik tersebut khususnya terdapat pada permukaan luar tubuh & sayapnya.
Setelah penelitian tersebut, seorang dokter dr Rusia lalu membuatkan pengobatan gres dgn lalat. Sedangkan Profesor Juan Alvarez Bravo dr Universitas Tokyo mengisyaratkan pengembangan pemanfaatan ekstrak lalat untuk pengobatan.
Dalam Fatawa Mu’ashirah, Syaikh Dr Yusur Qardhawi tatkala pertanda hadits lalat ini pula menguatkannya dgn hasil penelitian yg menunjukkan kebenaran sabda Rasulullah bahwa dlm sayap lalat terdapat obat untuk menetralisir penyakit yg terdapat pada sayapnya yg lain.
Masya Allah… fakta-fakta ilmiah ini gres terungkap mulai kala ke-20. Sedangkan Rasulullah sudah mensabdakannya 13 periode sebelumnya. Lalu siapa yg mengajari Rasulullah jikalau bukan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Hal ini pula menjadi salah satu bukti kebenaran Islam yg semestinya menciptakan keyakinan & rasa syukur kita makin meningkat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]