Kata Majemuk

Kata Majemuk yaitu adonan dua kata (morfem) dasar yg pada kesannya mempunyai makna gres. Bentuk kata ini akan dgn gampang sahabat-teman temukan dlm pelajaran Bahasa Indonesia selain kalimat beragam kalimat beragam. Namun, teman-sobat harus jeli untuk membedakannya dgn frasa alasannya keduanya berlainan jenis.

Dalam perkara penggabungan kata dgn bentuk frasa, sobat-teman akan menyadari bahwa kata yg satu merupakan inti, sedangkan kata yg lain menjelaskan ataupun mengambarkan kata intinya. Tiap morfem dasar yg membentuknya berkedudukan sama. Tidak ada morfem yg bersifat menerangkan atau dijelaskan. Alhasil, di sini kalian akan mendapatkan makna baru dr adonan dua kata dasar, yg mungkin saja artinya jauh berbeda dgn makna per katanya.

Lihat pula materi Wargamasyarakat.org lainnya:

Penulisan Daftar Pustaka

Kalimat Efektif

Ciri-ciri Kata Majemuk

Agar tak galau untuk membedakannya, ada baiknya sobat-teman mengenali  ciri-ciri sebuah kata majemuk, yakni selaku berikut:

1. Tidak Bisa Disisipi

Untuk mengenali suatu campuran kata yaitu jenis kata majemuk atau cuma frasa, kalian mampu mengetesnya dgn menunjukkan sisipan di antara dua kata dasar pembentuknya. Umumnya, sisipannya berupa preposisi atau kata depan.  Jika adonan kata tersebut mampu disisipi, mempunyai arti beliau hanyalah bentuk frasa. Namun kalau tatkala disisipi maka artinya berubah, berarti ia dapat dikategorikan selaku kata majemuk.

Contoh: “kacamata” tak dapat diganti menjadi “kaca dr mata” ataupun “kaca pada mata”. Sementara itu sakit mata dapat disisipi penulisannya menjad “sakit di mata” atau “sakit pada mata”.

  Dengan hormat, Bersama ini saya, Masih Ankarya, 23 tahun,

contoh kata majemuk

sumber gambar: withrealtoads.blogspot.org

2. Tidak Dapat Diperluas

Perluasan sebuah kata mampu terjadi dgn pemberian afiks (imbuhan). Khusus untuk kata beragam, ekspansi tak mampu diberikan pada satu kata saja, tetapi mesti meliputi kedua kata pembentuknya. Hal ini berbeda dgn frasa yg salah satu katanya mampu diperluas dgn pembubuhan afiks.

Contoh: “kereta api” tak dapat diperluas menjadi perkereta api atau kereta apian. Namun, harus menggunakan imbuhan permulaan & akhir untuk mengapit kedua kata yg membentuknya. Maka, kereta api gres mampu diperluas menjadi perkeretaapian.

3. Posisi Tidak Dapat Ditukar

Kata-kata yg membentuk suatu kata majemuk bersifat tetap. Kaprikornus, kalian tak mampu menukarkan posisi antarkatanya, karena bila dipertukarkan, maknanya akan hilang atau berganti total.

Contoh: “angkat kaki” mempunyai makna ‘pergi’.  Namun kalau posisi kata-kata dasar yg membentuknya di balik, menjadi kaki angkat, maknanya menjadi hilang & tak terperinci.

Penulisan

Dalam bahasa Inggris, penulisan kata majemuk telah niscaya digabung antar-unsurnya. Akan tetapi, di bahasa Indonesia, masih ada yg tiap unsurnya ditulis terpisah & ada yg digabung. Jika penulisan tiap unsurnya terpisah, maka bentuknya disebut tak senyawa. Sementara itu, yg rangkaian morfem dasarnya digabung disebut selaku kata beragam senyawa.

Contoh:

Majemuk Senyawa                    : matahari, kacamata, saputangan, dukacita, sukacita, segitiga

Majemuk Tidak Senyawa              : kereta api,  rumah sakit, mata kaki, harga diri

Makna

Selain dr sisi penulisannya, kita pula dapat membedakannya menurut maknanya. Berikut ini pengklasifikasian menurut maknanya:

1. Idiom

Sebuah kata beragam dapat digolongkan menjadi idiom apabila tak ada lagi makna salah satu kata dasar yg mengarah pada makna baru kata tersebut. Hemat kata, yg berbentukidiom adalah kata bermakna baru yg artinya melenceng dr makna kata-kata dasar yg membentuknya.

  Contoh Teks Eksplanasi Budaya

Contoh: harga diri & matahari

2. Semi-idiom

Pada jenis yg satu ini, kalian masih mampu memperoleh makna orisinil dr satu kata dasar yg membentuknya. Namun, makna tersebut mengalami pergantian sehingga artinya agak berubah.

Contoh kata majemuk: rumah sakit & buku tulis

Kontributor

Teodora Nirmala Fau

Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI

Materi Wargamasyarakat.org yang lain:

  1. Puisi Lama
  2. Fakta & Opini
  3. Unsur Intrinsik Cerpen