Manusia biadab menimbulkan penduduk Batak untuk mengetahui budaya mereka di kehidupan masyarakat, dan gereja. Hal ini dihadarikan dengan dogma mereka kepada aspek budaya dan agama yang menjadi bab dari karakteristik mereka diberbagai kawasan, tergolong pada faktor pendidikan dan kesehatan.
Tanpa disadari banyak sekali hal terkit dengan hal ini, akan mengarah pada kehidupan beragama Orang Jawa ( Islam ) yang meyakini banyak sekali persolaan itu. Gaya hidup lewat pakaian menjadi menunjukan akan eksistensi mereka untuk hidup di tengah masyarakat.
Hal ini, jelas dengan baik bahwa banyak sekali hal terkait dengan aspek kemanusiaan yang diletakan pada penduduk batak Sihombing, dan pendidikan yang mengatasnamakan agama, dan aturan. Hal ini jelas dengan baik, bagaimana kebiadaban mereka di penduduk .
Media sosial menjadi bab dari kemajuan mereka, terhadap faktor pertumbuhan dalam peradaban di masyarakat, dimana mereka berkembang dan berkembang sesuai dengan karakteristik mereka di masyarakat, hal ini menjadi penting untuk mengerti bagaimana kebiadaban mereka di penduduk saat ini.
Hal ini, meletakkan berbagai nilai-nilai kemanusiaan tentunya dikarenakan mereka yakni manusia yang hidup dengan akal dan anggapan yang sehat, tiada sebaliknya. Jelas sekali, dengan politik mereka mampu menukar apapun berbagai faktor pendidikan dan kesehatan di berbagai daerah (tergolong Indonesia).
Keberadan mereka merupakan simbol akan karakteristik insan, hingga sebagai insan yang hidup di masyarakat dengan rasa aib, memang berada pada koridor terhadap aspek kehidupan beragama saat ini.
Jelas sekali dengan tugas pendidikan yang mereka buat menurut institusi, dan menaruh banyak sekali kompetisi, sebur saja di Universitas Tanjung Pura, dan kebiadaban mereka dikala ini berada pada partai PDI Perjuangan, beragama dan beradat namun biadab.
Tetapi, dengan rasa aib itu, mereka hidup ditengah masyarakat, tanpa terkecuali dengan aspke kehidupan yang menyimpang dan membarhalakan Tuhan dalam hal ini, Untuk menutup topeng dalam kehidupan mereka, terlihat dengan berprofesi seperti ahli politik, kesehatan, dan pendidikan di Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta, serta Jawa.
Hal ini tentunya mendapatkan santunan dari Orang Tionghoa, yang tidak jauh berbeda biadabnya sebagai insan manusia yang menjadi peletak bagi penduduk Indonesia saat ini.