Karakteristik Perkembangan Motorik Anak Usia Dini (Umur 4-5 Tahun)


KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI
(UMUR 4-5 TAHUN)
Perkembangan motorik anak berhubungan dekat dengan kondisi fisik dan intelektual anak serta berjalan secara bertahap tetapi mempunyai alur kecepatan pertumbuhan yang berlawanan pada setiap anak (Silawati, 2008).
Kemampuan motorik setiap anak berlawanan, kebanyakan anak yang memiliki kemampuan motorik halus baik mengalami kemampuan motorik agresif yang kurang baik begitu juga sebaliknya. Secara umum terdapat golongan anak dengan kesanggupan motorik halus lebih dominan dan kesanggupan motorik kasar lebih dominan.
A.    KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN
Perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun berbeda-beda untuk setiap anak. Perkembangan motorik ialah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui acara pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terorganisasi (Hurlock, 1991).
            Menurut Elizabeth Hurlock (1999) peran-tugas kemajuan anak usia 4-5 tahun diantaranya adalah mempelajari kemampuan fisik yang diharapkan untuk permainan yang umum dan mengembangkan keahlian-keahlian dasar untuk memebaca, menulis dan berhitung.
            Suherman (2000) menjelaskan secara ringkas tugas-peran pertumbuhan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun, salah satunya yakni dapat mengancingkan baju.
            Menurut Silawati (2008), tahap perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun adalah: Anak usia 4 tahun memiliki kesanggupan pada aspek motorik halus yang berisikan; membangun menara setinggi 11 kotak, menggambar sesuatu yang memiliki arti bagi ank tersebut dan dapat diketahui oleh orang lain , mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari, meniru gambar kotak, menulis beberapa huruf. Anak usia 5 tahun mempunyai kesanggupan pada aspek motorik halus yang terdiri dari; menulis nama depan, membangun menara setinggi 12 kotak, mewarnai dengan garis-garis, Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari, menggambar orang beserta rambut hidung, memalsukan persegi panjang dan segitiga, memotong bentuk-bentuk sederhana.
            Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 58 tahun 2009 perihal Standar Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapaian pertumbuhan anak usia 4-5tahun adalah; menciptakan garis vertical, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran. Menjiplak bentuk. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melaksanakan gerakan yang rumit. Melakukan gerakan manipulative untuk menciptakan sebuah bentuk dengan menggunakan aneka macam media. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni memakai aneka macam media.
B.     CARA MENSTIMULASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN
Ketrampilan anak pada aspek motorik perlu dilatih agar dapat meningkat dengan baik (Silawati, 2008).
Stimulasi dan intervensi semenjak dini untuk mengembangkan kesanggupan kecerdasan motorik harus dilakukan sejak dini sesuai dengan keunggulan dan kekurangannya.           
            Stimulasi adalah upaya orang renta atau keluarga untuk mengajak anak bermain dalam suasana sarat gembira dan kasih sayang. Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita, saban hari, terus-menerus, bermacam-macam, disesuaikan dengan usia perkembangan kemampuannya, dijalankan oleh keluarga (terutama atau ibu pengganti). Stimulasi hendaknya dikerjakan pada ketika suasana yang mengasyikkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/balita. Jangan memperlihatkan stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh, tidak mengamati minat balita, atau bayi sedang mengantuk, bosan atau bermain yang lain. Pengasuh yang sering, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh malah menunjukkan rangsang emosional yang negative. Karena prinsipnya semua ucapan, perilaku dan perbuatan merupakan stimulasi yang direkam, dikenang dan ditiru atau justru menimbulkan cemas bayi bayi/balita (dr. Kusnandi Rusmi, Sp.A(k) MM,2010).
Benyamin Bloom menyatakan bahwa rentang penguasaan psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku hingga gerakan yang luwes. Dari teori Dave ini lah yang dijadikan pijakan untuk memperlihatkan stimulasi guna memajukan kemajuan fisik motorik pada anak usia dini.
Cara menstimulasi kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun:
a.      Imitation ( peniruan)
Imitation (peniruan) adalah keahlian untuk menentukan sebuah gerakan yang telah di ajar sebelumnya.latihan ini bisa dikerjakan dengan cara menyimak atau menunjukkan. Oleh sebab itu, peningkatan gerak fisik motorik halus pada tahap ini mampu dilaksanakan dengan memeragakan gerakann tertentu, atau sekedar mempertontonkan tayangan film, contohnya stimulasi yang mampu diberikan untuk meraih kesanggupan gerak fisik mtorik halus.
b.      Manipulation (penggunaan desain)
Manipulation (penggunaan desain) adalah kesanggupan untuk memakai rancangan dalam melaksanakan aktivitas. Kemampuan ini juga sering disebut selaku kemampuan manipulasi. Sebab, pada tahap ini perkembangan anak senantiasa mengikuti isyarat, penampakan gerakan-gerakan, dan menetapkan suatu keterampilan gerak tertentu menurut latihan. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kesanggupan gerak fisik motorik halus ini ialah dengan melatih kemampuan tertentu pada anak, seperti memakai sendok makan, gunting, atau gerakan-gerakan lainnya.
c.       Presition (kecermatan)
Presition (kecermatan) yaitu kesanggupan yan berkaitan dengan gerak yang mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu. Stimulasi yang dapat diberikan untuk menunjang tercapainya gerak fisik motorik halus pada tahap ini yakni dengan melatih mengendarai sepeda roda tiga, berjalan mundur, menyamping, dan zigzag, melempar bola, menangkap dll.
d.      Articulation (perangkaian)
Articulation (perangkaian) adalah kesanggupan untuk melaksanakan srangkaian gerakan secara kmbinatif dan berkelanjutan. Kemampuan ini membutuhkan kerjasama antar organ badan,saraf, dan mata secara cermat. Kemampuan ini mampu ditingkatkan pada mengurutkan serangkaian gerak secara berkelanjutan, konsisten, ajeg, dan luwes. Stimulasi yang mampu diberikan untuk mencapai kesanggupan gerak fisik motorik halus pada tahap ini yakni menggambar, mengetik, menulis, dan lain sebagainya.
e.       Naturalization (kewajaran/kealmiahan)
Naturalization (kewajaran/kealmiahan) yakni kesanggupan untuk melaksanakan gerak secara masuk akal atau luwes. Pada tahap ini diharapkan koordinasi tingkat tinggi antara saraf, pikiran,mata,tangan, dan anggota badan lainnya. Stimulasi yang mampu diberikan utuk meraih kesanggupan gerak fisik motori halus pada tahap ini adalah mendemonstrasikan an koordinasi tingkat tinggi antara saraf, anggapan,mata,tangan, dan anggota tubuh lainnya. Stimulasi yang mampu diberikan utuk meraih kesanggupan gerak fisik motori halus pada tahap ini yakni mendemonstrasikan atau meragakan gerak akrobat ( jungkir balik), pantomim, tampil bergaya, dan lain sebagainya.
            Selain itu, bentuk-bentuk stimulasi  yang mampu dikerjakan diantaranya: melipat, menggambar dengan crayon, main lilin/dough, finger painting, meronce, melukis dengan cat air, tracing (mengikuti titik-titik yang berbentuk gambar/karakter/angka), bemain kolase, menggunting, bermain dengan sepuluh jari, memasukan kunci kedalam celah, memasukan duit logam kedalam celengan, dan masih banyak aktivitas menyenangkan yang dapat dikerjakan anak untuk melatih keterampilan motorik halusnya.
            Adapun prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan stimulasi berkembang kembang anak diantaranya:
1.      Stimulasi dilakukan dengan dilandasi cinta dan kasih sayang
2.      Selalu tunjukkan perilaku dan sikap yang bagus alasannya adalah anak akan menggandakan tingkah laris orang-orang yang terdekat dengannya
3.      Berikan stimulasi sesuai dengan golongan umur anak
4.      Lakukan stimulasi dengancara mengajak bermain, bernyanyi, bermacam-macam, menyenagkan tanpa paksaan dan tidak ada eksekusi
5.      Lakukan stimulasi secara sedikit demi sedikit dan berrkelanjutan sesuai umur anak terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak.
6.      Gunakan alat bantu permainan yang sederhana, kondusif dan ada disekitar anak.
7.      Berikan peluang yang serupa pada anak laki-laki dan perempuan.
8.      Anak selalu diberi kebanggaan, jika perlu diberi kado atas keberhasilannya.
C.    HAMBATAN-HAMBATAN ATAU GANGGUAN DALAM PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN
Status gizi dan asupan nutrisi juga sungguh besar lengan berkuasa kepada kesanggupan motorik anak. Pada kondisi kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berfokus. Akibatnya, anak dalam melaksanakan acara eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya cuma bisa sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang bisa melakukannya dalam waktu yang lebih usang. Untuk melakukan suatu acara motorik, diharapkan ketersediaan energi yang lumayan banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan sebuah prosedur yang mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya senantiasa terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai acuan, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi kemajuan tubuh yang telat.
      Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati ( 1994 ) dalam perkembangannya mungkin didapatkan beberapa kendala pada anak diantaranya ialah :
1.      Gangguan fungsi pada pancaindra yang banyak mengakibatkan problem pada anak ialah gangguan pada indra penglihatan dan indera pendengaran. Kekurangan daya penglihatan maupun mendengar mampu di ketahui kalau derajat penyimpangannya sedah cukup besar dari yang normal. Sebaliknya, kalau taraf kekurangannya masih ringan, cukup susah untuk mendeteksi kesulitan yang di hadapi anak.
2.      Pertumbuhan dan perkembangan tubuh . Jika anak mengalami penyakit yang usang dan menahun maka kemajuan tubuhnya akan terhambat. Lebih-lebih jikalau sakitnya terjadi pada saat pertumbuhan berlangsung cepat. Dan hamper semua penyakit menyebabkan penurunan berat tubuh .
3.      Pengaruh lanjutan sakit Karena sakit, Pertumbuhan fisik anak jadi terhambat.
4.      Emosi meningkat. Sakit mengakibatkan kegoncangan kepada keseimbangan. Anak yang sedang sakit hamper senantiasa memberikan sikap yang mudah tersinggung, mudah khawatir, dan pemarah, gugup, tidak percaya diri, cepat jenuh.
5.      Prilaku sosial . Anak yang sering sakit usang, kerap kali menjadi kikukk dan canggung untuk bermain kembali. Apabila sering dimanja anak akan sering membuatkan sikap yang tidak sehat terhadap dirinya

6.      Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam kemajuan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk berguru seperti sering digendong.
7.      Anak lebih sering dibantu oleh orang tuanya dalam melakukan tugasnya.