Menarik untuk dibahas, saat mengerti karakteristik masyarakat Batak dan Jawa (Orang) menurut lingkungan keluarga mereka. Yang disadari bahwa, mereka belum mempunyai dampak pada sistem karakteristik pendidikan yang dibangun menurut tolok ukur Internasional.
Dahulu mereka ialah perusak sistem pendidikan tentunya dalam hal ini pada suatu marga dikala eksistensi mereka di Kalimantan Barat, pendidikan huruf dibangun tidak baik dalam sistem pendidikan Tionghoa.
Bagaimana peran mereka, kepada aspek kesehatan yang begitu buruk, dan berbagai bahwa orang Batak selaku perusak kesehatan dan pendidikan, kalau berdasarkan kajian yang dibuat, khususnya pada periode pemerintahan Gubernur Cornelis M.H dan Pemerintahan Jokowi, Gubernur Sutarmidji, M.H. Aspek kesehatan yang diterima mereka selama pendidikan tentunya hanya perusak almamater.
Sementara, tanpa disadari kontribusi mereka di masyarakat, akan terlihat minim sesuai dengan bidang mereka kepada aspek kehidupan di penduduk ketika ini.
Seringkali menjadi problem dengan aneka macam pembangunan di penduduk , pendidikan huruf di rumah tentunya menjadi usulanmereka kepada faktor kebudayaan mereka, apakah mereka jujur dalam bertindak dan melakukan pekerjaan , cocok sekali pada marga yang dituju dengan prilaku di sekolah, dan di lingkungan.
Pertukaran budaya yang dilalui pada penduduk Jawa cuma bentuk aspek kepentingan perorangan, tidak begitu penting jikalau memiliki dampak pada sitem pendidikan yang mereka terapkan dikala ini. Untuk menyadari bahwa mereka berguru dan melakukan pekerjaan di lingkungan gereka Nasrani, dan hal ini menjadi pembahasan perihal ketaatan mereka saat ini untuk agama mereka sendiri, dibarengi menggunakan marga.
Telah dijumpai berbagai inovasi yang tampak pada penggunaan kekuasaan yang saat ini, melibatkan suku Dayak yang berperan dalam hal ini, menyaksikan tingkat kepentingan politik, serta penggunan pajak tidak tepat sasaran, serta aneka macam hal terkait dengan penggunan bangunan yang diperuntukan sebagai jalan untuk cepat mencapai apa yang menjadi nafsu mereka selaku suku, dan etnik di tengah penduduk .
Sementara, hal ini bisa ditemui pada masyarakat Batak di Kalimantan Barat, dan di Jakarta dengan kepentingan ekonomi politik yang mereka terapkan selaku duduk perkara dari metode pembangunan sosial, dan perubahan yang dimaksud.
Hal ini, mampu dimengerti ketika aneka macam hal terkait dengan faktor pendidikan dan kesehatan, pastinya akan mempunyai pergeseran penting bagi mereka, untuk mengenali masalah mereka di masyarakat.
Dampak sosial, dengan kesehatan mental yang mereka gunakan untuk mengadu domba dengan berbagai hal pada tingkat pemerintahan, utamanya pada tingkat RT, Kecamatan, dan Kabupaten, Provinsi, dan Nasional. Jika pada tingkat Internasional, pada kebudayaan Barat mereka tidak diperhitungan di penduduk sampai saat ini, baik itu faktor kesehatan dan pendidikan.